Sorotan LBH soal Polemik 'Maneh' Antara Guru SMK dan Ridwan Kamil

Sorotan LBH soal Polemik 'Maneh' Antara Guru SMK dan Ridwan Kamil

Rifat Alhamidi - detikJabar
Jumat, 17 Mar 2023 16:00 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil (Foto: Rifat Alhamidi/detikJabar).
Bandung -

Polemik yang melibatkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan seorang guru SMK di Cirebon bernama M Sabil memantik perhatian banyak kalangan. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandung ikut menyoroti hal itu setelah berimbas dipecatnya guru SMK tersebut.

Bagian Kampanye LBH Bandung Heri Pramono mengatakan polemik yang melibatkan Ridwan Kamil sudah menjadi fenomena pemerintahan yang antikritik. Sebab menurutnya, meski tidak menginstruksikan pemecatan secara langsung, tapi Ridwan Kamil punya kuasa yang kuat sebagai gubernur untuk bisa mendepak guru SMK itu dari pekerjaannya.

"Mau nggak mau, karena RK ini punya relasi kuasa terhadap guru tersebut, akhirnya si guru ini kehilangan hak atas ekonominya. Ini kan yang miris. Walaupun menurut RK sangkalannya tidak menganjurkan memberhentikan gurunya, tapi secara otomatis dia sebagai gubernur punya relasi kuasa ini (pemecatan guru)," kata Heri kepada detikJabar, Jumat (17/3/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Heri berpandangan kalimat yang dilontarkan guru SMK Cirebon itu bagian dari kritik warga terhadap pemerintah. Ridwan Kamil sebagai gubernur, kata Heri, seharusnya legawa dan menerima kritik tersebut sebagai masukkan untuk pemerintahnya.

"Jadi terlepas dari diksi maneh, ekspresi warga kan bisa beragam dalam mengkritik pemerintahnya. Harusnya legawa dong ditanya seperti itu, karena prinsip kita prinsip demokrasi. Kritik itu dilakukan oleh warga dengan ekspresi apapun, selama itu tidak menyerang SARA, kalau menurut saya sah-sah saja," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Tak hanya itu saja, bagi Heri, media sosial juga bisa menjadi ruang kritik warga kepada pemerintah. Warga pun berhak melontarkan kritik di ruang-ruang tersebut, sebagaimana dilakukan guru SMK itu kepada Ridwan Kamil.

Namun masalahnya, Heri melihat Ridwan Kamil seperti sengaja untuk membuat guru SMK Cirebon itu menjadi sasaran warganet di media sosialnya. Buktinya, orang nomor satu di Jabar itu malah menyematkan komentar guru tersebut sehingga menjadi komentar di urutan pertama yang bisa dilihat netizen.

"Seharusnya tidak perlu dilakukan untuk mendirect si komentarnya maupun mentransmisikan kepada followernya. Itu kan bentuk dia memang ingin menerima kritik, namun dengan cara yang menurut saya antikritik. Dampaknya kan akan diserang. Dan ini bukan kali pertama buat saya RK melakukan hal tersebut, sudah berulang kali," paparnya.

Meski belum ada indikasi pelanggaran hak yang dilakukan Ridwan Kamil atas polemik ini, namun apa yang dilakukan Gubernur Jawa Barat di medsos tersebut berdampak panjang terhadap si guru SMK. LBH Bandung lantas menyorot kampanye Ridwan Kamil yang kerap mengatakan etika dalam bermedsos, namun tidak tercermin saat ini mendapat kritik dari warganya sendiri.

"Kan RK selalu mengutarakan etika dalam bermedsos. Tapi ketika dikritik seperti ini saja, ini malah berdampak buruk terhadap warganya. Seharusnya enggak seperti itu. Saya enggak kebayang terhadap kondisi sekarang, ada UU ITE, KUHP, ini bisa menjadi lebih bahaya dengan cara sikap penguasanya yang baperan kayak gini. Bisa berdampak buruk terhadap seorang yang mengkritisinya," tuturnya.

"Dan bagi saya, ini sudah kondisi miris. Tidak patut lah dilakukan oleh seorang penguasa dalam menghadapi rakyatnya ini menggunakan cara yang menurut saya tidak dengan demokratis. Bagi say aini cara yang kotor, kritik tersebut bahkan dilemparkan untuk menjadi bulan-bulanan pendukungnya. Itu sangat kotor sekali. Tidak patut lah dilakukan sama seorang pemimpin," pungkasnya.

Sekedar diketahui, SMK Telkom Sekar Kemuning, Kota Cirebon yang menjadi tempat mengajar M Sabil angkat bicara mengenai guru yang dipecat usai mengkritik Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Pihak sekolah pun memberi kesempatan kepada Sabil untuk bekerja kembali sebagai guru di sekolah tersebut.

"Kami membuka seluas-luasnya kepada Pak Sabil jika ingin bergabung lagi mengajar di kami itu tidak masalah. Selama beliau bisa mengikuti aturan yayasan," kata Humas Yayasan Miftahul Ulum, Elis Suswati.

Namun, tawaran itu ditolak secara tegas oleh Sabil. Sabil mengaku tidak akan menerima tawaran untuk kembali mengajar lantaran merasa malu terhadap lembaga pendidikan tempatnya bekerja.

"Pada dasarnya saya ucapkan terimakasih atas tawarannya. Tapi saya ingin menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya, karena kemungkinan sih nggak (menerima tawaran untuk kembali mengajar)," kata Muhammad Sabil di Cirebon, Kamis (16/3/2023).

"Karena saya sendiri sudah merasa malu. Malu dalam artian, karena akibat adanya kasus ini, lembaga (sekolah) malah jadi terbawa-bawa. Padahal saat berkomentar (di akun instagram Ridwan Kamil) saya tidak memposisikan diri sebagai guru atau melabelkan diri sebagai guru dari sekolah mana. (Saat berkomentar) saya memposisikan diri sebagai warga Jabar," kata dia menambahkan.

(ral/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads