Pada 23 Maret 1946 silam terjadi peristiwa mencekam yakni kebakaran besar di Kota Bandung. Selama tujuh jam, kebakaran membumihanguskan sekitar 200.000 rumah penduduk Bandung kala itu.
Penduduk memilih hijrah meninggalkan kota menuju pegunungan di daerah Selatan Bandung. Hal ini dilakukan untuk mencegah tentara sekutu dan tentara NICA Belanda menggunakan Kota Bandung untuk markas strategis militer dalam perang kemerdekaan Indonesia. Momen tersebut dikenal sebagai Bandung Lautan Api (BLA).
Setiap tahunnya, peristiwa tersebut selalu diperingati agar mengingatkan bangsa Indonesia terhadap sejarah perjuangan menjaga jiwa patriotisme dan harga diri Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika detikers melewati lapangan Tegallega, Anda dapat melihat sebuah tugu berbentuk kobaran api sebagai simbol Bandung Lautan Api.
Tak hanya dari monumen atau penetapan nama stadion, namun rangkaian peringatan pun dilakukan setiap tahun oleh pemerintah Kota.
Tahun ini, peringatan Bandung Lautan Api mengusung tema "Membangun Semangat Kebersamaan dalam Merekatkan Persatuan dan Kesatuan".
Dalam rilisnya, Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung menyampaikan logo peringatan yang memiliki beberapa unsur dan makna filosofis berikut:
1. Bentuk api dan dua tiang: Monumen Bandung Lautan Api.
2. Dua angka tujuh yang direkatkan menjadi satu kesatuan: Merepresentasikan angka 77 Tahun sejak kejadian.
3. Tiga bambu runcing dan seorang pahlawan: Merepresentasikan semangat para pejuang dalam peristiwa Bandung Lautan Api.
4. Warna kuning kemerahan di atas warna biru: Merepresentasikan api yang membakar di atas Bandung.
Sementara, untuk acara puncak peringatan Hari Bandung Lautan Api rencananya akan digelar di Plaza Balai Kota Bandung, Jumat, 24 Maret 2023 mendatang.
Makna dalam logo baru ini ialah harapan adanya inspirasi dan kreativitas para pemuda Bandung. untuk menjawab tantangan zaman di era globalisasi dengan menyalurkan karya-karyanya.