Sang Dokter Korban Kecelakaan Maut dan Kenangan Baiknya

Round-Up

Sang Dokter Korban Kecelakaan Maut dan Kenangan Baiknya

Tim detikJabar - detikJabar
Kamis, 16 Mar 2023 07:30 WIB
Kondisi mobil ambulans rusak parah usai terlibat adu banteng dengan truk di Pangandaran, Senin (13/3/2023).
Kondisi ambulans yang tabrakan dengan truk di Pangandaran. (Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar)
Bandung -

Perjalanan hidup Laurensius Suntoro menebar kebaikan bagi pegawai dan warga itu kini telah berakhir. Dokter pemilik Klinik Berkah Medika di Desa Sindangrasa, Kecamatan Banjaranyar, Kabupaten Ciamis itu meninggal setelah ambulans yang dikendarainya bertabrakan dengan truk di Pangandaran, Senin (13/3/2023).

Kepergian mendadak Suntoro membuat kaget para pegawai klinik. Mereka tak menyangka orang yang dijadikan tempat menggantungkan hidup itu kini telah tiada. Suntoro meninggalkan delapan pegawai yang kini sedang menunggu nasib ke depannya.

Para pegawai tersebut mulai dari perawat, petugas rontgen (radiologi), asisten, sekretaris, office boy, dan pembantu. Setelah kecelakaan itu, sudah dua hari klinik tutup dan mereka tidak bekerja. Hanya ada dua pembantu dan petugas kebersihan yang biasa menginap di klinik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Teti Kurniati (49). seorang pegawai, mengaku sangat kehilangan dokter Suntoro. Bagi Teti, klinik tersebut merupakan rumah kedua dan semua pegawai sudah seperti keluarga.

Teti pun berharap Klinik Berkah Medika tempatnya bekerja bisa berjalan kembali. Kevin, anak Suntoro, diharapkan dapat meneruskan klinik tersebut.

ADVERTISEMENT

"Anaknya juga dokter, hanya saja praktiknya di Bandung. Sekarang masih suasana berduka, jadi belum ada keputusan dan kabar. Mungkin nanti setelah beberapa hari ke depan ada pembicaraan mengenai kelanjutan klinik. Semoga masih berlanjut, bagaimana keputusan anaknya, dokter Kevin," ungkap Teti saat ditemui di Klinik, Rabu (15/3/2023).

Pegawai klinik lainnya, Hendri berharap klinik tersebut tetap berjalan ke depannya. Menurutnya semua orang, dari pegawai klinik hingga warga sekitar sangat kehilangan sosok Suntoro.

"Baik ke semua orang, kami sebagai pegawainya sangat merasakan. Kalau ada apa-apa, misal ada masalah keuangan, dokter selalu bantu. Meski saya baru dua tahun di sini tapi sudah bisa merasakan. Yang lain ada yang sudah kerja sampai belasan tahun bersama dokter," katanya.

Baik Teti dan Hendri pun mengenang sosok Suntoro, selain baik juga sangat toleran. Pada saat bulan puasa misalnya, Suntoro akan ikut menyiapkan makanan untuk berbuka puasa para pegawai.

"Kemarin juga tanggal 7 Maret kami diajak munggahan, makan-makan. Bahkan dokter cerita ke saya kalau bulan Ramadan tahun ini mau ikut puasa sekuatnya," ucapnya.

Warga Kehilangan Sosok Suntoro

Tidak hanya itu, meninggalnya Suntoro membuat warga di sekitar Klinik Berkah Medika miliknya merasa kehilangan. Sebab, Suntoro dikenal sebagai pribadi berjiwa sosial tinggi.

Bukan cuma itu, Suntoro dikenal sebagai dokter yang inspiratif di Ciamis. Kebaikannya telah dikenal sejak membuka Klinik Berkah Medika, 20 tahun lalu.

Menurut warga, Suntoro selalu melayani pasien dengan baik dan ramah tanpa memandang status. Bahkan dia kerap membebaskan biaya pengobatan bagi pasien yang tidak memiliki uang.

Hal itu diungkapkan Ukamah, salah seorang warga. Menurut dia, jika ada pasien yang tidak memiliki uang, Suntoro bakal tetap melayani secara profesional. Bahkan, pasien bisa berutang di klinik Suntoro itu.

Suntoro juga kerap memberikan bantuan ke masjid setiap ada kegiatan dan bermasyarakat. Masyarakat pun tidak pernah sungkan kepadanya, mengingat kesehariannya tidak menjaga jarak dan humoris.

"Jadi warga tidak ada rasa canggung dengan dokter. Suka bercanda. Meskipun orang kaya, tapi beliau tidak sombong," ungkap Ukamah.

Ukamah pun mengungkapkan warungnya bisa berjalan berkat adanya klinik milik Suntoro. Banyak pengantar pasien yang biasa jajan kopi, roti, minuman, dan jajanan di warungnya.

"Sejak ada klinik saya juga jualan. Ini permintaan dokter juga supaya buka warung untuk jajan yang nganter pasien. Sekarang dokter sudah tidak ada, mungkin kalau klinik tutup, warung sepi. Tapi semoga klinik tetap buka, penerusnya anaknya juga seorang dokter. Cuma sekarang di Bandung, semoga bisa meneruskan di sini," pungkasnya.

(sya/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads