Tukang Cuanki di Pangandaran Bangun Rumah Hasil Nabung Rp500 Ribu Per Bulan

Tukang Cuanki di Pangandaran Bangun Rumah Hasil Nabung Rp500 Ribu Per Bulan

Aldi Nur Fadillah - detikJabar
Rabu, 15 Mar 2023 11:00 WIB
Yusuf Hamdani (40), tukang cuanki di Pangandaran yang komitmen menabung untuk bangun rumah.
Yusuf Hamdani (40), tukang cuanki di Pangandaran yang komitmen menabung untuk bangun rumah. (Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar)
Pangandaran -

Seorang tukang cuanki di Pangandaran mengumpulkan pundi-pundi uang dari hasil berjualan cuanki untuk membangun rumah. Yusuf Hamdani (40) Warga Desa Sukamulya, Kecamatan Singajaya, Garut sudah merantau selama 9 tahun di Pangandaran.

Ayah dua anak ini mencari nafkah dengan berjualan cuanki, setelah sebelumnya berganti-ganti pekerjaan.

"Kalau saya jualan Cuanki di Pangandaran sudah selama 9 tahun sejak tahun 2011, tinggal di kontrakan Dusun Karangsari, Desa Pananjung, Lapang Merdeka, Pangandaran," kata Yusuf saat berbincang dengan detikJabar, Rabu (15/3/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan sebelum jualan cuanki sempat menjadi tukang foto keliling di daerah Tasikmalaya.

"Awalnya dulu jual foto keliling, merantau ke Sumatra dan Kalimantan. Namun usaha itu makin lama tidak menjanjikan karena sudah banyak gadget," kata Yusuf.

ADVERTISEMENT
Yusuf Hamdani (40), tukang cuanki di Pangandaran yang komitmen menabung untuk bangun rumah.Yusuf Hamdani (40), tukang cuanki di Pangandaran yang komitmen menabung untuk bangun rumah. Foto: Aldi Nur Fadillah

Menurutnya saat itu hanya bermodalkan kamera jadul yang diedit di komputer dengan template bingkai. "Misalkan saya tawarkan fotonya bisa ada latar belakang nikahnya atau latar belakang bunga-bunga, nah itu dulu saya jual foto gitu," ucapnya.

Kemudian sewaktu-waktu Yusuf nganjaran (ngarantau) milari (mencari) lokasi baru untuk foto keliling ke daerah Pangandaran.

"Dulu emang sempat garap foto wedding sama foto wisata tapi seiring berjalannya waktu banyak fotografer modern dan muncul kamera digital di Hp yang makin canggih," ucapnya.

Singkat cerita, ia mendapati ada temannya di Pangandaran berjualan cuanki sekitar tahun 2010.

"Saya coba keliling lihat peluang di pantai Pangandaran yang selalu banyak tamu, teman saya yang dagang itu laku dagangannya," kata Yusuf.

Menurutnya saat ikut dagang tertarik untuk beralih ke jualan cuanki di Pantai Pangandaran.

"Hayang dagang heula, awalna ditolak sama temen karena kasian harus nanggung dagangan, besoknya saya coba keliling setelah dapat izin dagang sendiri," ucapnya.

"Alhamdulillah sehari nyobaan (mencoba) dagang langsung laku, sehari waktu itu dapat Rp 500 ribu dengan keuntungan Rp 200 ribu, jadi modal awal 200 ribu Masya Allah disimpan sampai sekarang uang itu buat kenang-kenangan," paparnya.

Yusuf Hamdani (40), tukang cuanki di Pangandaran yang komitmen menabung untuk bangun rumah.Yusuf Hamdani (40), tukang cuanki di Pangandaran yang komitmen menabung untuk bangun rumah. Foto: Aldi Nur Fadillah

Ia mengaku berjualan cuangki selama 10 tahun sudah dapat membeli rumah untuk istrinya di Garut.

"Alhamdulillah bisa beli rumah untuk istri. Disana punyaa dua anak, yang pertama perempuan dan kedua laki-laki mereka masih sekolah," katanya.

Yusuf punya cara untuk menabung rumah diusianya yang sudah kepala empat. Ia menabung rutin harian dan menabung rutin bulanan.

"Kalau estimasi pendapatan itu kan sehari bisa Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu, kalau keuntungannya paling 150 ribu buat saya," kata Yusuf.

Untuk uang makan dan rokok keseharian jika ada lebih dari Rp 50 ribu kalau sampe malam utuh, saya tabungin Rp 20 ribunya.

"Kalau bulanannya saya biasanya menyisihkan Rp 500 ribu dari omset bersih saya sekitar Rp 2 juta rupiah, sisanya sebagian saya kirim ke Garut," ucapnya.

Saat beli rumah Yusuf mencicil pembangunan secara bertahap, dari mulai pondasi, hingga memdirikan bangunan.

"Nungtut a, kan tabah mah ada, saya buat pondasinya dulu, struktur bangunan paling bawah. Terus saya bangun bagian-bagian lain secara bertahap," katanya.

Yusuf mengatakan tabungan saat ini di dompetnya saat ini sudah mencapai Rp 30 juta. Ia berencana uang itu digunakan untuk bekal Ramadhan.

"Nanti kalau Ramadhan saya pulang sebulan, ke Pangandaran lagi selepas shalat Idul Fitri karena di Pangandaran pasti banyak tamu," ucapnya.

Yusuf mengaku sangat rindu keluarga karena momen pulang ke Garut saat bulan suci Ramadhan atau lebaran. "MasyaAllah rindu rumah, kahoyong (kenginan) namah ngariung (berkumpul) di rumah, tapi da lalakon mereun kudu kerja di dieu (di sini)," katanya.

Yusuf berdagang dari mulai pukul 07.00 WIB hingga 22.00 WIB saat hari-hari biasa, bahkan waktu jam kerja bertambah saat hari libur karena gadang sampai pagi lagi. "Tidur satu jam dua jam aja di mushola paginya seger lagi," ucapnya.




(tya/tey)


Hide Ads