Nasib nahas dialami Laurensius Suntoro, seorang dokter dari Desa Sindangrasa, Kecamatan Banjaranyar, Kabupaten Ciamis. Suntoro tewas setelah mengalami kecelakaan.
Kecelakaan maut itu terjadi pada Senin (13/3/2023) di Kabupaten Pangandaran saat Suntoro tengah mengendarai ambulans. Di tengah perjalanan, ambulans yang dikendarai Suntoro bertabrakan dengan truk.
Meninggalnya Suntoro membuat warga di sekitar Klinik Berkah Medika miliknya merasa kehilangan. Sebab, Suntoro dikenal sebagai pribadi berjiwa sosial tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan cuma itu, Suntoro dikenal sebagai dokter yang inspiratif di Ciamis. Kebaikannya telah dikenal sejak membuka Klinik Berkah Medika, 20 tahun lalu.
Menurut warga, Suntoro selalu melayani pasien dengan baik dan ramah tanpa memandang status. Bahkan dia kerap membebaskan biaya pengobatan bagi pasien yang tidak memiliki uang.
Hal itu diungkapkan Ukamah, salah seorang warga. Menurut dia, jika ada pasien yang tidak memiliki uang, Suntoro bakal tetap melayani secara profesional. Bahkan, pasien bisa berutang di klinik Suntoro itu.
Suntoro juga kerap memberikan bantuan ke masjid setiap ada kegiatan dan bermasyarakat. Masyarakat pun tidak pernah sungkan kepadanya, mengingat kesehariannya tidak menjaga jarak dan humoris.
"Jadi warga tidak ada rasa canggung dengan dokter. Suka bercanda. Meskipun orang kaya, tapi beliau tidak sombong," ungkap Ukamah.
Ukamah pun mengungkapkan warungnya bisa berjalan berkat adanya klinik milik Suntoro. Banyak pengantar pasien yang biasa jajan kopi, roti, minuman, dan jajanan di warungnya.
"Sejak ada klinik saya juga jualan. Ini permintaan dokter juga supaya buka warung untuk jajan yang nganter pasien. Sekarang dokter sudah tidak ada, mungkin kalau klinik tutup, warung sepi. Tapi semoga klinik tetap buka, penerusnya anaknya juga seorang dokter. Cuma sekarang di Bandung, semoga bisa meneruskan di sini," pungkasnya.
Dalam peristiwa kecelakaan maut itu, Suntoro mengemudikan sendiri ambulans tersebut. Teti Kurniati, salah seorang pegawai Klinik Berkah Medika mengungkapkan alasan Suntoro menyetir sendiri ambulans sebelum terlibat kecelakaan.
Teti mengatakan, Suntoro memang kerap membawa ambulans sendiri meski sudah ada sopir khusus. Saat kecelakaan, Suntoro diketahui hendak menuju Pangandaran.
Biasanya kata Teti, Suntoro bepergian dengan mobil pribadi. Tapi entah kenapa saat itu, Suntoro lebih memilih menggunakan ambulans.
"Memang sudah biasa, kalau sudah tidak ada pasien, sorenya ke Pangandaran, ke resto miliknya. Biasanya pakai Pajero, tapi kemarin pakai ambulans. Biasanya hari Minggu sudah kembali ke klinik. Tapi kemarin nginep lagi Minggunya," ungkap Teti.
Teti juga masih ingat momen sebelum maut menjembut Suntoro. Pada Senin pagi, Suntoro menelpon Teti untuk menyiapkan sarapan. Namun dia kemudian mendapat kabar jika Suntoro meninggal setelah kecelakaan.
"Saya kaget dan nangis. Baru saja selesai menyiapkan untuk sarapan karena hari Senin mau praktek seperti biasa, tapi dapat kabar dokter kecelakaan sekitar pukul 07.00," ungkapnya.
Menurut Teti, pada Senin, ambulans itu rencananya akan dipakai membawa pasien untuk USG. Sehingga dokter berangkat pagi dari Pangandaran ke kliniknya.
(bba/orb)