Pemerintah meminta masyarakat tidak tergiur tawaran kerja jadi asisten rumah tangga di Timur Tengah (Timteng). Hal itu dipastikan ilegal, karena jalurnya sejak lama telah ditutup.
Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) memastikan jika semua tawaran untuk bekerja menjadi asisten rumah tangga di Timur Tengah yang diiming-imingkan kepada masyarakat saat ini, dipastikan ilegal.
Menurut Kepala Biro Hukum dan Humas BP2MI RI Hadi Wahyuningrum, hal itu terjadi lantaran jalur distribusi pekerja migran Indonesia (PMI) sebagai ART di Timur Tengah sudah sejak lama dihentikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah kita tutup sejak tahun 2015, untuk posisi ART di Timur Tengah," kata Hadi kepada wartawan di aula Desa Haurpanggung, Garut, Senin (13/3/2023).
Hadi menyatakan, pihaknya memastikan jika tawaran bekerja menjadi ART di Timur Tengah yang diterima masyarakat saat ini, ditempuh dengan jalur yang ilegal.
"Itu sudah pasti ilegal. Jadi jangan diikuti. Sudah pasti ilegal," katanya.
Kendati demikian, pemerintah masih mengizinkan para pekerja migran asal Indonesia untuk bekerja di Timur Tengah, pada bidang lain seperti di sektor tambang hingga perhotelan.
Hadi mengimbau agar masyarakat yang hendak berangkat bekerja di luar negeri, untuk mengikuti jalur yang resmi. Hal itu dilakukan, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan selama bekerja.
"Karen mayoritas yang mengalami kekerasan saat bekerja di luar negeri ini adalah yang ilegal," ucap Hadi.
79 Negara Buka Lowongan Kerja
Di kesempatan yang sama, Hadi mengungkapkan besarnya peluang bekerja di luar negeri, bagi pekerja migran asal Indonesia. Menurutnya, saat ini ada 79 negara yang membuka peluang kerja bagi masyarakat Indonesia.
"Sekarang yang dibuka itu ada di 79 negara. Sebelumnya ada sekitar 152 negara yang buka (lowongan kerja), tapi karena pandemi sekarang baru sekitar 79 negara," katanya.
Berbagai posisi juga ditawarkan oleh negara-negara yang memerlukan tenaga kerja asal Indonesia. Mulai dari asisten rumah tangga, hingga perawat dan pegawai manufaktur.
"Ada yang memerlukan nurse, manufaktur, asisten rumah tangga. Sampai spa terapis juga ada negara yang menerima. Karena pada dasarnya setiap negara ini berbeda kebutuhannya," pungkas Hadi.
(dir/dir)