Tonggeret, Serangga Pemilik Suara Khas yang Juga Punya Telinga

Kabar Internasional

Tonggeret, Serangga Pemilik Suara Khas yang Juga Punya Telinga

Tim detikEdu - detikJabar
Senin, 13 Mar 2023 03:30 WIB
tonggeret
tonggeret (Foto: CNET)
Jakarta -

Tonggeret memiliki suara khas saat malam hari. Nah, pertanyaan pun muncul, apakah tonggeret bisa mendengar suaranya yang bising itu? Bagaimanakah anatomi telinganya?

Mengutip dari detikEdu pada Minggu (12/3/2023), Science News melaporkan peneliti China telah melaporkan hasil risetnya kepada Prosiding National Academy of Sciences, terkait penemuan 24 fosil tonggeret yang berusia sekitar 160 juta tahun. Penelitian itu mengungkap adanya soal bentuk telinga serangga paling awal yang diketahui.

Peneliti menilai sensor suara kuno yang identik dengan tonggeret, kemungkinan telah menerima panggilan frekuensi jarak pendek pertama dan membantu serangga bersembunyi dari pemangsa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Punya Gendang Telinga

Tonggeret masuk dalam kelas serangga. Ia mengirimkan gelombang suara melalui udara. Hal ini memungkinkan untuk serangga berkomunikasi dalam jarak yang lebih jauh dari penglihatan.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, beberapa serangga menggunakan antenanya untuk mendeteksi getaran di udara. Namun berbeda dengan tonggeret. Serangga ini memiliki gendang telinga yang berfungsi untuk membantu pendengarannya, layaknya mamalia.

Menurut Chunpeng Xu, seorang ahli paleontologi dari Institut Geologi dan Paleontologi Nanjing di China dan rekannya mengungkapkan bahwa karena gendang telinga serangga yang terawat baik itu langka dalam catatan fosil, maka tidak jelas bagaimana telinga tonggeret ini berevolusi.

Fungsi Gendang Telinga

Analisis fosil China mendorong catatan yang diketahui mengenai kemampuan telinga tonggeret jantan dan betina untuk mendengarkan calon pasangan atau pesaing jantan pada sekitar 157 juta dan 166 juta tahun yang lalu.

Sebelum tonggeret, pemegang rekor sebelumnya untuk telinga serangga adalah jangkrik tertua yang ditemukan di Colorado yang berusia sekitar 50 juta tahun.

Terlebih lagi, struktur penghasil suara dari 87 fosil sayap tonggereng jantang dari Cina, Afrika Selatan, dan Kyrgyzstan yang berasal sekitar 157 juta hingga 242 juta tahun yang lalu ini mungkin telah menghasilkan berbagai kicauan, termasuk panggilan frekuensi tinggi hingga 16 kilohertz. (Sebagai perbandingan, manusia mendengar dengan frekuensi sekitar dari 20 hertz hingga 20 kilohertz.)

Menurut Xu, tonggeret dapat berkomunikasi dalam jarak pendek juga apabila kicauan frekuensi tinggi tidak bergerak jauh.

Sifat yang dimiliki tonggeret ini mungkin berguna karena pendengaran mamalia meningkat pada waktu yang sama. Dengan membatasi jangkauan, beberapa panggilan dapat membantu tonggeret bersembunyi dari penyadap predator dalam menemukan kawanan serangga.

Artikel ini sudah tayang di detikEdu, baca selengkapnya di sini




(sud/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads