Musim kemarau diperkirakan bakal mulai terjadi di Jawa Barat (Jabar) pada Juli 2023 mendatang. Hal itu diprediksi oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
BMKG menyatakan jika musim kemarau akan terjadi saat fenomena La Nina selesai nanti. Saat ini, La Nina diketahui masih berlangsung, namun dengan indeks di ambang batas normal, yakni 0,51.
Karena itulah, BMKG memprediksi jika kemarau baru akan terjadi di awal Maret ini dan puncaknya pada Juli mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Fenomena IOD diprediksi akan segera menuju netral pada periode Maret 2023 dan terus bertahan hingga semester pertama 2023, pada semester kedua kondisi netral akan beralih menuju fase El Nino, sementara itu kondisi IOD diprediksi akan tetap netral hingga akhir tahun 2023," kata Kepala Seksi Pusat Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Jabar Hadi Saputra, Minggu (12/3/2023).
"Awal musim kemarau 2023 diprediksi terjadi pada Maret 2023 dan puncak musim kemarau diprediksi pada Juli," ujarnya menambahkan.
Hadi mengungkapkan, pada Maret hingga Mei nanti, akan terjadi peralihan musim yang membuat kondisi cuaca menjadi tak menentu. Dia mewanti-wanti masyarakat untuk waspada akan potensi hujan lebat, angin kencang, puting beliung bahkan hujan es.
"BMKG mengimbau seluruh masyarakat untuk lebih bersiap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau, terutama di wilayah yang mengalami sifat kemarau bawah normal atau lebih kering dibanding biasanya," pungkasnya.
(bba/yum)