Wakil Ketua Komisi V DPRD Jawa Barat Abdul Hadi Wijaya melontarkan kritik keras atas insiden meninggalnya seorang ibu hamil diduga ditolak RSUD Ciereng Subang saat butuh perawatan. Gus Ahad, sapaan akrabnya, mendesak harus ada evaluasi di RSUD tersebut agar kejadian serupa tak terulang.
"Pertama, kami ingin menyampaikan bela sungkawa terlebih dahulu terhadap almarhumah dan keluarganya. Semoga almarhumah ditempatkan di sisi Allah SWT. Kedua, ini kan kejadiannya tragis yah. Ada warga yang tidak bisa diberi tindakan di rumah sakit sampai akhirnya meninggal dunia. Itu memalukan sekali bagi saya," kata Gus Ahad saat dihubungi detikJabar, Rabu (8/3/2023).
Politikus PKS ini mengungkap, insiden di RSUD Subang sebetulnya sudah seperti fenomena gunung es mengenai masalah layanan kesehatan di Jawa Barat. Sebab ia punya catatan, rumah sakit di Jabar kerap memperlakukan pasien dengan semena-mena, terutama mereka yang datang menggunakan layanan BPJS Kesehatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya ada di dua periode sebagai anggota DPRD Jawa Barat yang membidangi Kesra. Saya lihat ini puncak gunung es, hampir semua RSUD di kabupaten/kota di Jawa Barat ada dalam kondisi di mana keadaan yang fatal, insiden yang fatal seperti di Subang bisa terjadi dimana juga. Karena memang tidak ada prosedur standar bagaimana rujukan itu dilakukan. Semuanya masih manual," ungkapnya.
Selain harus ada perbaikan dari sisi manajerial, Gus Ahad juga mendesak moral para pegawai di rumah sakit daerah untuk dievaluasi. Insiden yang terjadi di Subang menurutnya tak hanya jadi pelajaran dari segi manajerial layanan kesehatan. Namun harus ada perbaikan menyeluruh supaya pelayanan kesehatan bisa diberikan secara optimal kepada masyarakat yang membutuhkan.
"Moralnya harus ada perbaikan, kasus ini harus jadi pelajaran dan dan perhatian pemerintah kabupaten/kota di Jawa Barat untuk layanan kesehatan ke depan," tuturnya.
"Kami sudah koordinasikan kasus ini ke Dinkes Jabar. Nanti biar insiden ini diselesaikan di internal mereka. Tapi yang jelas, kami sudah usulkan supaya Dinkes langsung koordinasi supaya kasus seperti ini tidak terjadi lagi di daerah lain di Jawa Barat," katanya.
Sebelumnya, seorang ibu hamil asal Kampung Citombe, Desa Buniara, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang, Jawa Barat, dikabarkan meninggal dunia diduga tak ditangani oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciereng, Subang.
Hilangnya nyawa ibu hamil atas nama Kurnaesih (39) tersebut terjadi pada Kamis (16/2/2023) malam lalu. Saat itu, Kurnaesih, yang kandungannya berusia sembilan bulan, hendak melahirkan di RSUD Ciereng, Subang.
Direktur Utama RSUD Ciereng Subang dr Ahmad Nasuhi mengatakan pasien atas nama Kurnaesih tersebut datang saat kondisi ruang ICU RSUD Subang sedang penuh dan tidak ada tempat untuk menerima pasien dengan kategori darurat.
"Kami tidak pernah menolak, cuma kondisinya memang sudah penuh saja ruangan ICU-nya," ujar Ahmad kepada wartawan, Selasa (7/3/2023).
Setelah itu, Ahmad mengatakan pasien dibawa ke ruang pelayanan obstetri neonatal emergency komprehensif (PONEK). Namun bidan di ruang PONEK kaget karena pasien tersebut sudah diberi tahu untuk dibawa ke rumah sakit lain karena ruang ICU penuh.
"Akhirnya dibawa ke PONEK. Di PONEK kaget, ini pasien yang mana, kan tadi dikasih tahu bahwa ICU penuh. Jadi dalam kondisi seperti ini bukan kita menolak karena, kalau dioperasi, mau ditaruh di mana," katanya.
(ral/iqk)