Ade Putra (28), merasakan kemudahan mendapatkan akses layanan selama menetap di Kota Bandung. Program smart city atau kota cerdas yang diimplementasikan bisa menjadi salah satu tolok ukur kenyaman warga.
Ade Putra kala itu tengah mengurus surat kepindahan kependudukan milik ibunya, Sri Wati (45). Ade Putra awalnya mencari tahu informasi mengenai persyaratan dan proses layanan kepindahan kependudukan.
"Tiga pekanan lalu saya bantu ibu urus surat kepindahan, dari Kota Bandung ke Banyuwangi," kata Ade Putra saat berbincang dengan detikJabar di kawasan Jalan Wastukencana Kota Bandung, Senin (6/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ade Putra dan orang tuanya sudah menetap di Kota Bandung sejak 25 tahun lalu. Warga asli Banyuwangi itu mengaku betah tinggal di Bandung. Namun, karena alasan tertentu orang tuanya harus balik lagi ke Banyuwangi. Sementara, Ade Putra masih tetap tercatat sebagai warga Bandung.
"Layanan smart city di Kota Bandung terasa. Saat mengurus kepindahan kependudukan, saya hanya gunakan aplikasi Salaman (Selesai Dalam Genggaman)," kata Ade Putra.
"Saya unduh aplikasinya di handphone ibu, kemudian tinggal akses. Sangat mudah, tanpa harus ke kantor pemerintahan," ucap Ade Putra menambahkan.
Ade Putra membantu ibunya mengisi data diri di aplikasi Salaman. Kemudian, ia memasukkan dokumen persyaratan yang dibutuhkan untuk kepindahan kependudukan, termasuk surat keterangan RT dan RW.
Meski memudahkan layanan masyarakat, Ade Putra memberikan catatan terhadap smart city di Kota Bandung. Ia lebih menekankan pada aspek sosialisasi yang dirasa kurang.
"Sosialisasi harus masif, karena nggak semua masyarakat paham kalau ada aplikasi ini, aplikasi itu, dan lainnya. Terus cara menggunakannya. Selain sosialisasi, di Salaman juga masih ada yang harus datang, seperti ke kelurahan dan kecamatan. Harapannya bisa diakses langsung dan terintegrasi dengan tingkat kelurahan atau kecamatan," ucap Ade Putra.
Sementara itu, Kepala Diskominfo Kota Bandung Yayan A Brilyana tak menampik harus mengevaluasi soal sosialisasi ke masyarakat terkait beberapa layanan publik. Yayan mengatakan sejatinya pemkot telah meluncurkan berbagai aplikasi yang memudahkan masyarakat, dari soal informasi umum, kependudukan hingga perizinan.
Bahkan, pemkot juga telah meluncurkan Bandung Sadayana. Aplikasi ini merupakan rumah dari berbagai layanan digital Kota Bandung. Aplikasi ini berperan sebagai wadah literasi digital dan kolaborasi masyarakat kota Bandung.
"Sekarang kekurangan kita adalah dalam sosialisasi. Makanya kita cerita soal jumlah kamar rumah sakit, harga pangan, kondisi jalan di sana sebenarnya sudah ada. Aspek sosialisasi perlu dilakukan masif," kata Yayan.
Selain aspek sosialisasi, Yayan mengatakan aspek kedua yang perlu dikuatkan adalah integrasi. Ia mendorong agar data seluruh OPD saling terintegrasi. Hal ini diyakini akan lebih implementatif.
"Semua OPD membuka data kepada Diskominfo untuk disatukan, dengan demikian layanan akan real time kepada masyarakat," ucap Yayan.
Sebelumnya, Bandung menyandang predikat terbaik dari 100 smart city di Indonesia. Sebelumnya, pada 2021, Eden Strategy Institute merilis data Top 50 Smart City Government Rankings. Dari 230 kota besar di dunia, Bandung berada di peringkat 28.
Wali Kota Bandung Yana Mulyana memaparkan upayanya dalam membangun smart city, sebuah kebijakan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Yana tak menampik, terseok-seok dalam menerapkan kebijakan tersebut.
Orang nomor satu di Kota Bandung itu lantas mendorong pemkot terus berkreasi menciptakan inovasi. Pandemi, lanjut dia, memunculkan banyak inovasi dalam bidang pelayanan publik karena aturan pembatasan aktivitas.
"Ini menunjang tujuan kita jadi smart city. Ternyata diapresiasi. Bandung jadi satu-satunya kota di Indonesia yang masuk peringkat tinggi di dunia. Dan, 28 peringkat dunia," ucap Yana.
Sebagai informasi, smart city memiliki enam indikator atau pilar dalam penilaiannya, yakni smart governance, smart society, smart living, smart economy, smart environment, dan smart branding.
Kota Bandung mendapatkan nilai tertinggi dalam smart governance. Terkait data itu, Yana mengaku mendorong semua indikator mendapatkan nilai tertinggi.
(sud/mso)