Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Kamis (2/3/2023). Mulai dari kekecewaan Luis Milla usai laga melawan Persija ditunda hingga flu burung yang terdeteksi di Cimahi dan Cirebon.
Berikut rangkuman Jabar hari ini:
Keluhan Luis Milla usai Laga Lawan Persija Ditunda
Pelatih Persib Bandung, Luis Milla mengaku kecewa dengan ditundanya laga melawan Persija Jakarta. Luis Milla menyebut penundaan laga ini tidak fair.
Pertandingan antarLagaa Persija melawan Persib dipastikan ditunda setelah PT LIB merilis surat resmi soal penjadwalan ulang laga big match tersebut pada Rabu (1/2/2023) kemarin.
Luis Milla mengungkapkan kekecewaannya setelah laga diumumkan ditunda. Sebab, penundaan dilakukan mendadak, tiga hari jelang kick off pertandingan.
"Menurut saya ini kurang fair. Seharusnya tetap melanjutkan pertandingan di kompetisi sesuai jadwal sebelumnya. Kami tidak mengerti," tegas Milla, Kamis (2/3/2023).
Luis Milla juga menyinggung soal absennya beberapa pemain kunci tim Ibu Kota jelang duel melawan Persib pada Sabtu, 4 Maret, sesuai jadwal semula.
Saat ini, pelatih asal Spanyol ini mengungkapkan, hanya bisa memfokuskan untuk mempersiapkan tim guna menghadapi pertandingan lain melawan Persik Kediri pada 8 Maret 2023 mendatang.
"Ya, kita semua tahu Persija kurang beruntung karena harus kehilangan beberapa pemain menjelang pertandingan melawan kami di jadwal yang semula. Tapi, kami akan tetap berlatih dan konsentrasi untuk pertandingan selanjutnya melawan Persik (Kediri)," pungkasnya.
Riuh Laga Tim Putri Perses Vs Persima
Pertandingan sepakbola wanita di laga semifinal Kompetisi Piala Pertiwi Jawa Barat sempat ricuh. Itu terjadi saat kesebelasan Perses Sumedang vs Persima Majalengka, bertanding di Stadion Ahmad Yani, Sumedang, pada Senin (27/2).
Penjaga gawang Persima Majalengka diduga menerima bogem mentah dari salah seorang pemain Perses Sumedang, usai peluit akhir babak kedua dalam waktu normal dibunyikan.
Sekretaris Umum Persima Majalengka, Jhoni Gumilar mengatakan, pemain Perses diduga kesal karena timnya gagal memenangkan pertandingan setelah kesempatan sepakan bebas dimenit akan digagalkan kiper Persima. Dengan demikian, kedua tim harus melanjutkan perpanjangan waktu karena skor kedua tim 0-0.
"Pemain kita sebelum menit akhir itu ada pelanggaran di depan kotak penalti. Kiper kita langgar pemain lawan sehingga di kartu merah. Lalu diganti oleh kiper kedua kita. Kiper kedua kita saat itu baru masuk dan melakukan blok sempurna untuk menggagalkan tendangan bebas dari pemain lawan," ujar Jhoni dihubungi detikJabar, Selasa (28/2/2023).
"Selesai diblok, langsung peluit akhir. Otomatis kiper kami senang tuh, selebrasi dia. Itu ekspresi kebahagiaan anak usia 16 tahun bisa nepis bola, bukan provokasi. Namanya orang baru masuk pasti bahagia luar biasa. Wajar dong mengekspresikan diri," sambungnya.
Aksi pemukulan yang dilakukan pemain Perses itu viral di media sosial. Dalam video viral itu, terlihat kiper dari Persima tengah melakukan selebrasi kebahagiaan. Namun, secara tiba-tiba pemain Perses menyerang dari belakang hingga kiper tersebut terkapar.
"Itu dia selebrasi pas peluit akhir sambil menuju ke bench kami. Udah deket bench kami tiba-tiba dipukul pemain lawan dari belakang yang namanya Novi Sovianti," ujar Jhoni.
Jhoni menyampaikan, dalam insiden tersebut pihaknya merasa dirugikan oleh wasit yang memimpin jalannya pertandingan kala itu. Oleh karena itu, pihaknya memilih menarik mundur tim dari jalannya pertandingan berlangsung.
"Pemain dilerai sama keamanan dan panitia, karena wasit membiarkan saja. Usai dilerai kami kembali ke bench sendiri kita sudah istirahat nunggu perpanjangan waktu. Ketika mau kick off, pemain kita sama pemain lawan yang mukul dipanggil wasit. Konyolnya pemain kita dikasih kartu duluan, kartu kuning. Dan pemain lawan pun di kartu kuning juga, kan tidak adil. Itu harus merah," jelas dia.
"Keputusan wasit itu lah kemudian kami tidak puas. Kemudian kami menarik pemain, untuk tidak melanjutkan pertandingan. Kita milih WO (walk out)," ujar dia menambahkan.
Atas insiden tersebut, Persima membuat surat pernyataan terbuka yang ditunjuk kepada Ketua PSSI Erick Thohir. Dalam surat tersebut setidaknya ada lima poin yang dikeluhkan Persima.
"Kita management sudah bikin surat terbuka. Karena kami tidak mau bikin surat protes. Surat protes itu tidak merubah hasil, dan kita hanya menguntungkan pihak provinsi Jabar. Ketika kita layangkan surat, kita harus keluarkan uang Rp3 juta untuk uang protes. Dari pada saya buang-buang uang untuk itu, saya kirim surat terbuka ke beberapa media dan ditunjukkan langsung kepada ketua PSSI, Erick Thohir," kata Jhoni.
Sementara Pelatih Perses Putri Sumedang membantah jika laga semifinal Piala Pertiwi Jawa Barat 2023 melawan Persima Majalengka diwarnai aksi pemukulan. Adapun terkait video viral dinilainya sebagai pemutar balikan fakta.
"Itu video yang beredar memutar balikan fakta, itu tidak ada pemukulan sama sekali, yang ada itu menabrak pemain (Persima), kan kalau pemukulan itu harus pakai tangan," ungkap Kepala Pelatih Perses Sumedang Yayat Ruhiyatna saat dikonfirmasi detikJabar, Kamis (2/3/2023).
"Video yang beredar harusnya diputar secara utuh dan tuntas, kita pun punya videonya, itu pun dipicu adanya provokasi dari pemain lawan bahkan pemain kita pun sudah dikartu kuning (pemain Perses) juga," terangnya menambahkan.
Ia menegaskan bahwa video yang beredar adalah tayangan video yang tidak utuh.
"Itu video yang di-share itu tidak tuntas makanya kita tidak layani dengan adanya video yang beredar di media sosial karena videonya tidak tuntas," terangnya.
Ia pun menjelaskan kronologis awal pemicu insiden tersebut. Hal itu lantaran adanya provokasi oleh kiper pengganti dari Persima Putri Majalengka yang sebelumnya menggantikan kiper utama yang diganjar kartu merah usai melakukan pelanggaran terhadap pemain penyerang Perses Sumedang.
"Setelah itu, setelah peluit akhir babak kedua berakhir berbunyi, ada provokasi dari si kiper pengganti, bahkan terhadap penonton juga, itu etikanya kurang bagus, jadi video yang beredar itu tidak tuntas makanya di Panpel sendiri diberita acara tidak ada aksi pemukulan," paparnya.
(bba/mso)