Organisasi internasional Inggris Raya untuk hubungan budaya dan pendidikan, Britis Council, merayakan HUT ke-75 tahun di Kota Bandung, Jawa Barat. Pada perayaan tersebut, British Council sekaligus memunculkan kembali kenangan-kenangan para pendahulunya yang merintis organisasi itu pertama kali di Jalan Sumatra 46, Kota Bandung pada 1948.
Dalam buku Ulang Tahun British Council Indonesia ke-75 yang disusun Komunitas Aleut, disebutkan bahwa British Council telah berkiprah dalam kerjasama kebudayaan, pendidikan, seni dan Bahasa Inggris. Didirikan pertama kali oleh Jhon P Lucas, kiprah British Council kemudian memberikan pengaruh besar terhadap kecakapan orang Bandung terutama dalam berkomunikasi menggunakan bahasa universal tersebut.
Sejak awal pendiriannya, British Council telah memberikan kursus-kursus Bahasa Inggris bagi tenaga pendidik di Bandung. Mereka juga membuat sebuah perpustakaan, yang dalam perjalannya kemudian buku-buku di perpustakaan tersebut dihibahkan kepada ITB untuk kepentingan pendidikan di Bandung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi sayang, kehadiran British Council di Bandung berakhir sekitar tahun 90-an. Dalam catatan Komunitas Aleut, setelah beberapa kali berpindah kantor dari Jalan Sumatra 46 ke Gedung Bank Denis di Jalan Braga 14, Jalan Merdeka 37 hingga ke Jalan Lembong IV A-6 maupun Jalan Cipaganti No 123, kiprah British Council dalam hal kerja sama budaya dan pendidikan resmi berakhir di Kota Kembang.
Kenangan ini kemudian ingin dihidupkan kembali oleh para staf di British Council saat ini. Chief Executive Officer (CEO) British Council Scott McDonald mengatakan, meski sudah 75 tahun, British Council tetap berkomitmen kepada kerjasama di bidang pendidikan dan kebudayaan.
"Sudah lama 75 tahun sejak pembukaan pertama di Bandung. Kami selalu melakukan hal yang sama, dan kami fokus pada kerja keras untuk menghubungkan pemahaman dan kepercayaan antara masyarakat Indonesia dan masyarakat Inggris. Kami telah melakukannya dengan cukup konsisten, dan menurut saya hubungan antara kedua negara jauh lebih kuat karena itu," katanya di Yayasan Pusat Kebudayaan (YPK) Naripan, Kota Bandung, Kamis (2/3/2023).
Scott McDonald juga sempat berkeliling menggunakan Bandros untuk melihat bangunan lama yang pernah menjadi kantor British Council di Bandung. Meski hanya berlangsung 30 menit, ia mengaku terkesan dengan iklim Kota Kembang.
"Dengan hanya 30 menit singkat berkeliling kota yang indah, dan kami melihat semua tempat British Council yang pernah ada di Bandung. Ada yang dulunya berupa bank, dulunya barak militer, dan kami melihat tempat-tempat di mana kami membuat film, taman, dan seluruh kota memiliki sentuhan British Council," ucapnya.
Tak hanya itu, Bandung juga punya kesan sendiri untuk Scott McDonald. Meskipun tak begitu sering datang ke Kota Kembang, ia sudah menyukai berbagai kuliner di Bandung yang salah satunya olahan ikan yang pedas.
"Saya pikir makanannya fantastis, ini adalah kota yang sangat penuh warna, semarak, berisik, sedikit semrawut, saya sangat tertarik. Saya hanya melihat 20 menit dan saya menyukainya. (Makanan yang disuka?) semua ikan pedas saya suka," tuturnya.
British Council saat ini fokus kepada 3 bidang kerjasama dengan Indonesia. Mulai dari kolaborasi di bidang pendidikan dengan membawa pelajar dari Indonesia ke Inggris maupun memberikan hibah penelitian untuk dosen di ITB dan Unpad, pertukaran kolaborasi budaya hingga kursus bahasa Inggris kepada tenaga pendidik di sekolah dan universitas.
Country Director of the British Council and South East Asia Lead, Summer Xia mengaku bangga dengan sejarah kerja sama antara Indonesia dan Inggris yang selama ini sudah terjalin. Sebab menurutnya, kerja sama tersebut telah menciptakan anak-anak muda yang mampu bersaing di bidang ekonomi kreatif, pendidikan juga kebudayaan.
"Melalui beasiswa, dana hibah, ujian, program-program pemberdayaan kapasitas, serta kinerja kami di Ekonomi Kreatif, kami terus menciptakan peluang dan membuka pintu bagi generasi muda Indonesia untuk belajar di Inggris dan membagikan inovasi serta kreativitas mereka dengan seluruh dunia," kata Summer.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang turut hadir pada perayaan 75 tahun British Council juga mengaku bangga dengan kerjasa yang telah dijalin tersebut. Sebab menurutnya, tidak semua negara bisa mewujudkan kolaborasi di kultur budaya dan pendidikan ini.
"Saya bahagia hadir di sini, 75 tahun waktu yang sangat lama. Tidak semua negara bisa membuat organisasi ini sebagai kultur diplomasi," katanya.
Kang Emil, sapaan akrabnya, diketahui telah ikut berkolabolari dengan British Council sebelum menjabat sebagai Wali Kota Bandung. menurutnya, banyak inspirasi yang didapatkan dari British Council perihal pendekatan kebudayaan yang salah satunya melalui pembangunan gedung kreatif center di beberapa kabupaten/kota di Jawa Barat.
"Kami membangun gedung kreatif center di sejumlah daerah di Jawa Barat dan inspirasi itu lahir dari kerja sama British Council," ungkapnya.
Kehadiran British Council pun menurutnya bisa menginterpretasikan reputasi Inggris di mata masyarakat Indonesia khususnya Jawa Barat. Salah satunya, ditunjukkan dengan banyak muslim di London yang diberikan ruang oleh otoritas setempat.
"Muslim di London diberi ruang. Masa depan diplomasi adalah dengan cara seperti ini. Diversity, disrupsi, partnership. Kolaborasi ini harus terus berjalan dengan baik. Warga Jawa Barat mencintai British Council," pungkasnya.
(ral/mso)