Jabar Hari Ini: Kesaksian Ojol Karawang Tetap Antar Makanan Meski Kena Begal

Jabar Hari Ini: Kesaksian Ojol Karawang Tetap Antar Makanan Meski Kena Begal

Tim detikJabar - detikJabar
Selasa, 28 Feb 2023 22:01 WIB
Ojol Karawang tetap antar makanan ke pelanggan meski jadi korban begal di jalanan
Ojol Karawang (Foto: Istimewa).
Bandung -

Sejumlah peristiwa mewarnai pemberitaan di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Selasa (28/2/2023). Mulai dari kesaksian Purmas Tria Saputra, tukang ojek online (ojol) yang menceritakan detik-detik percobaan pembegalan yang menimpanya di Karawang, hingga 5 warga Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) harus dirujuk ke rumah sakit akibat keracunan massal.

Berikut rangkuman Jabar Hari Ini:

Kesaksian Ojol Karawang Tetap Antar Makanan Meski Kena Begal

Purmas Tria Saputra, seorang tukang ojek online (ojol) menceritakan detik-detik percobaan pembegalan yang menimpanya di Sasak Kloneng, Klari, Karawang pada Sabtu (25/2/2023) malam. Kala itu ia tiba satu jalanan gelap untuk mengantar pesanan makanan milik pelanggannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diungkap Tria, kondisi jalanan saat itu sepi dan gelap. Ditambah, jalanan tersebut dalam kondisi rusak dan licin usai diguyur hujan hingga mengharuskannya mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan rendah.

"Ketika itu saya hendak mengantar pesanan chesee fire chicken Klari menuju Perumahan Klari Indah Permata 2, sekitar pukul 8 malam saat tiba di jalan karena jalan jelek dan licin akhirnya saya pelan," ujar pria yang akrab disapa Tria itu saat dihubungi detikJabar, Selasa (28/2/2023).

ADVERTISEMENT

"Kondisi emang sepi, gelap tiba-tiba dari belakang ada orang lari dari sawah memukul kepala saya pake balok kayu, terus menarik bahu kiri saya hingga saya jatuh," ungkapnya menambahkan.

Tria yang terjatuh setelah dipukul lalu bangkit. Ia berusaha menangkis pukulan yang ternyata itu merupakan senjata tajam berjenis cerulit yang dipakai untuk melumpuhkannya.

Tria awalnya tak mengetahui ada berapa pelaku, karena kondisi jalanan yang gelap, ia juga tak merasa bahwa dirinya terluka. Ia hanya berusaha keras mempertahankan diri dari serangan pelaku pembegalan tersebut.

"Saya berusaha melawan, pas saya baru tahu ada dua orang saya mendengar suara yang berbeda dari langkah kaki, karena kalah jumlah sehingga menderita luka robek di jari tengah dan telapak tangan," imbuhnya.

Berselang waktu beberapa menit, kemudian datang dua sepeda motor dengan dua orang pengendara yang berbeda. Namun pengendara yang awal tak berani menolong. Pengendara kedua merupakan pasangan suami istri yang kemudian menolong Tria, dan mengantar Tria ke rumah pelanggan pemesan makanan yang diantarnya.

"Pasangan suami istri menolong saya, setelah saya menjelaskan kejadiannya, mereka mengantar saya untuk melanjutkan mengantar pesanan saya ke katanya," tuturnya.

Meski berdarah, Tria tetap mengangat pesanan konsumennya. Tria bercerita ia berinisitif tetap mengatakan pesanan karena merupakan amanah dari konsumennya. "Saya inisiatif mengantarkan makanan karena itu merupakan tanggung jawab saya mas sebagai driver, pesanan itu harus anterin sampai tujuan," ucap Tria.

Meski dalam kondisi kesakitan dan masih dihantui rasa takut serta kepanikan, Tria mengatakan harus menunaikan kewajibannya sebagai pengantar pesanan. "Walaupun saya merasa sakit, panik tapi demi amanah dan tanggung jawab, saya tetap antarkan mas," imbuhnya.

Ia mengungkap, kondisinya saat itu memang perlu berobat. Bahkan ia juga diajak sepasang suami-istri yang menolongnya untuk terlebih dahulu ke klinik mengobati lukanya.

Menurut Tria, ia akan tenang jika tanggungjawabnya untuk mengantar pesanan yang menjadi amanah sudah selesai. "Saya harus antarkan, biar saya juga tenang mas," ujarnya.

Benar saja, walaupun agak terlambat, pesanan itu tetap diantar Tria kepada konsumennya di Perumahan Klari Indah Permata 2. "Saya diantar sama yang nolong saya, untuk mengantar pesanan dulu. Setelah itu baru saya pulang dan berobat di kontrakan saya," pungkasnya.

Hujan dan Angin Kencang Picu Longsor Seret Pohon di Dekat Curug Pelangi

Hujan disertai angin kencang yang terjadi sejak Senin (27/2/2023) malam memicu longsor dan tumbangnya pohon bambu yang berdiri di tepi Jalan Kolonel Masturi, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Longsor dan pohon tumbang itu terjadi pada Selasa (28/2/2023) sekitar pukul 08.00 WIB. Pohon tersebut tumbang hingga terangkat bagian akarnya karena terdorong material longsor dari atas.

"Kami dapat laporan telah terjadi longsor di dekat Curug Pelangi. Kami langsung cek ternyata ada pohon tumbang juga. Kejadian ini akibat curah hujan tinggi dan angin kencang sejak semalam," kata Personel BPBD KBB Suheri saat dikonfirmasi.

Pihaknya langsung melakukan penanganan pohon tumbang dan longsor tersebut agar lalu lintas bisa segera dilintasi. Evakuasi dilakukan dalam keadaan jalan ditutup sementara. "Beruntung tidak ada korban jiwa karena peristiwa itu," ujar Suheri.

Arus lalu lintas kemudian berangsur normal. Kendaraan dari dua sisi bisa melintas meskipun bergantian karena ada titik longsor di dekat Curug Pelangi yang terjadi sejak 2020 lalu namun tak kunjung diperbaiki.

Pihaknya meminta masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem beberapa waktu ke depan sebab di sepanjang Jalan Kolonel Masturi rawan pohon tumbang dan longsor. "Kita minta pengendara di jalur ini tetap berhati-hati karena jalurnya rawan longsor dan adanya potensi cuaca ekstrem," tutur Suheri.

Ribuan Rumah Terendam Banjir di Subang

Banjir mengepung beberapa wilayah di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Intensitas hujan yang cukup tinggi mengguyur Subang sejak dua hari berturut-turut menjadi penyebab utama terjadinya banjir.

Hingga Selasa (28/2/2023) siang, banjir yang sudah menggenangi dari rumah warga tersebut masih belum surut. Berdasarkan informasi yang dihimpun detikJabar, banjir mulai menggenangi rumah warga sejak Senin (27/2) kemarin. Selain intensitas hujan yang tinggi banjir juga diakibatkan dengan meluapnya beberapa sungai di wilayah tersebut. Sedikitnya ribuan warga pun terdampak akan banjir tersebut.

Kasi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Subang Komara Nugraha mengatakan, banjir tersebut diakibatkan curah hujan tinggi yang cukup merata. Akibatnya tiga Daerah Aliran Sungai (DAS) di Subang meluap.

"Curah hujan tinggi di semua DAS yakni DAS Cipunagara, DAS Ciasem dan DAS Cilamaya yang melintasi semua wilayah Kabupaten Subang," ujar Komara kepada detikJabar.

Komara mengungkapkan, sedikitnya rumah yang terdampak dari bencana banjir ini meliputi lima kecamatan diantaranya Kecamatan Ciasem 2.588 rumah terendam, Kecamatan Pamanukan 143 rumah dengan ketinggian air 30-50 cm, Kecamatan Blanakan merendam 595 dengan ketinggian air 30-100 cm, Kecamatan Pabuaran merendam 376 rumah ketinggian air 15-60 cm, dan Kecamatan Pusakanagara merendam 54 dengan ketinggian air 30-60 cm.

"Selain rumah sawah juga ikut terendam data sekarang ada 274 hektar itu masih data sementara kemungkinan bisa meluas. Sampai sekarang yang belum surut Kecamatan Ciasem sama Kecamatan Blanakan. Kalau yang lain sudah berangsur surut," ungkapnya.

Pihak BPBD Subang juga mencatat, ratusan warga dari Kecamatan Ciasem dan Kecamatan Blanakan sudah mulai mengungsi karena air banjir tak kunjung surut hingga saat ini. "Untuk Kecamatan Ciasem dan Kecamatan Blanakan hampir semua desa terendam banjir. Dari dua kecamatan itu warganya sudah mulai mengungsi karena khawatir banjir terus meluap," kata Komara.

Tidak ada korban jiwa atas bencana banjir yang melanda beberapa wilayah Subang ini. Namun, pihakBPBD Subang pun juga mengimbau kepada warga untuk tetap bersiaga dikarenakan potensi turunnya hujan masih akan terjadi di wilayah Kabupaten Subang.

2 Peracik Miras Oplosan di Bandung Ditangkap

Polisi meringkus dua pria penjual minuman keras oplosan di Bandung. Dua pria tersebut ialah F (50) dan S (41) yang saat ini langsung ditetapkan sebagai tersangka.

"Berdasarkan hasil penyelidikan, kami mengamankan dua tersangka dan 259 botol minuman keras dengan berbagai merk import yang isinya adalah palsu," ujar Kapolresta Bandung Kombes Kusworo Wibowo, di Mapolresta Bandung, Soreang, Selasa (28/2/2023).

Kedua tersangka tersebut perannya berbeda. Namun keduanya sama-sama melakukan penjualan miras oplosan tersebut. "Didapatkan informasi bahwa tersangka inisial F ini selaku pemodal memberikan modal usaha kepada S untuk melakukan peracikan," katanya.

Kusworo mengungkapkan tersangka S meracik dengan bahan seperti air mineral, alkohol, perasa, sprite. Kemudian bahan-bahan tersebut dimasukan ke dalam botol.

"Bahan-bahan yang sudah disampaikan tadi diracik, terus dimasukkan kepada botol yang diberi dari pemulung. Sehingga didapatkan berbagai macam minuman keras dengan merek-merek impor," jelasnya.

Kemudian yang melakukan penjualan adalah tersangka F. Penjualannya dilakukan di kediamannya dan dijual secara online. "Kemudian oleh tersangka F dilakukan penjualan dengan dua metode, pertama metode online melalui Facebook, kedua dijual di rumah yang bersangkutan," ucapnya.

"Online biasanya terbanyak ke Jakarta. Namun keluar pulau juga ada, seperti ke Kupang, Sumatera," tambahnya.

Kusworo menuturkan para tersangka menjual minuman tersebut jauh lebih murah. Sehingga minuman tersebut banyak dibeli masyarakat. "Per botolnya dijual dengan harga Rp 100 ribu. Sedangkan kalau minuman ini kita ketahui harganya bisa mencapai jutaan rupiah," ungkapnya.

Dia menambahkan para tersangka telah melakukan aksinya selama delapan bulan silam. Mereka rata-rata membeli bahan-bahannya adalah di toko kimia.

Kedua tersangka pun dijerat dengan pasal berlapis. Pertama pasal 204 KUHP, barang siapa yang menjual atau mendistribusikan bahan berbahaya bagi jiwa seseorang, maka diancam dengan hukuman selama minimal 15 tahun dan maksimal 20 tahun. Selain itu keduanya diterapkan Undang-undang pangan, yakni pasal 140 junto 142 uu pangan, dengan ancaman hukuman 2 tahun.

5 Warga Lembang yang Keracunan Massal Dirujuk ke RS

Ratusan warga Kampung Cijengkol, Desa Wangunsari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) keracunan massal sejak Senin (27/2/2023) subuh. Lima orang di antaranya harus menjalani perawatan di RSUD Lembang.

Berdasarkan informasi, total warga yang keracunan itu mencapai 178 orang. Mereka keracunan usai menghadiri hajatan pada Minggu (26/2/2023) kemarin. Rinciannya 143 orang ditangani di masjid kampung setempat, 5 dirujuk ke RSUD Lembang, 32 orang dirujuk ke klinik dan rumah sakit swasta, serta tiga orang diizinkan pulang.

"5 orang dibawa ke RSUD untuk penanganan suspect dehidrasi berat, kalau yang lainnya dirawat di posko masjid setempat," ujar Dokter umum Puskesmas Lembang Andi Hariadi, saat dikonfirmasi, Selasa (28/2/2023).

Secara umum, kata Andi, warga yang keracunan mengalami gejala muntah-muntah, mual, serta diare. Namun kondisi lebih parah dialami mereka yang dirujuk ke rumah sakit.

"Selain itu ada warga yang sampai mengantuk atau kesadarannya berkurang setelah kehilangan cairan sehingga dirujuk ke rumah sakit," tutur Andi.

Sementara itu Direktur Utama RSUD Lembang Ahmad Oktorudy menyebut ada penambahan seorang pasien korban keracunan. Saat ini total korban keracunan yang dirawat sebanyak enam orang.

"Sampai tadi malam yang dirawat di sini (RSUD Lembang) ada 5 orang. Yaitu 3 anak-anak dan 2 dewasa. Tapi tadi pagi informasinya bertambah 1, jadi 6 orang yang sekarang ada di kita," ujar Oktorudy.

Okto mengatakan pasien korban keracunan terus dipantau kondisi kesehatannya dengan harapan bisa segera membaik sehingga tidak perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut.

"Kalau memang tidak bisa di sini mungkin akan dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut seperti RS Hasan Sadikin. Sampai saat ini di sini masih bisa ditangani. Mudah-mudahan pasien yang datang juga tidak bertambah lagi," tutur Okto.

Pemerintah Kecamatan Lembang juga turut membuka posko penanganan keracunan massal tersebut di kampung yang menjadi tempat hajatan digelar dan warga paling banyak terdampak.

"Kita buka posko di masjid supaya mudah penangananya dan terpusat juga. Untuk 178 warga korban keracunan yang terdata, itu mayoritas sudah pulang kecuali yang di rumah sakit," kata Camat Lembang Dudi Supriadi.

Halaman 2 dari 2
(ral/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads