Penjelasan Dinkes Jabar soal Riwayat Warga Garut Meninggal gegara Difteri

Penjelasan Dinkes Jabar soal Riwayat Warga Garut Meninggal gegara Difteri

Rifat Alhamidi - detikJabar
Selasa, 28 Feb 2023 23:30 WIB
Petugas kesehatan dari Puskesmas Kampus Palembang menyiapkan vaksin difteri dan tetanus untuk disuntikkan kepada siswa saat kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di SD Negeri 21 Palembang, Sumatera Selatan, Senin (21/11/2022).  Program BIAS Difteri Tetanus (DT) dan Tetanus Difteri (TD) yang digelar rutin sebanyak dua kali dalam setahun ke sejumlah sekolah di kota tersebut guna menjamin pelajar mendapatkan perlindungan terhadap penyakit difteri dan tetanus. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww.
Ilustrasi difteri (Foto: ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI).
Bandung -

Delapan warga Garut dilaporkan meninggal dunia akibat wabah difteri. Berdasarkan penelusuran, ke-8 warga itu meninggal karena tidak dirawat secara intensif di layanan fasilitas kesehatan.

"Betul bertambah jadi 8 orang, dan itu sudah masuk laporannya ke kami. Jadi kebanyakan itu yang tidak dirawat, karena kalau yang dirawat justru itu sudah pada sembuh," kata Kabid Pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P) Dinkes Jabar Rochayadi saat dihubungi wartawan, Selasa (28/2/2023).

Dari laporan yang diterima Dinkes Jabar, saat ini warga yang terkena wabah difteri di Garut sudah mencapai 15 orang. Empat di antaranya terkonfirmasi positif namun tidak menunjukkan gejala terpapar difteri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi berdasarkan update perkembangan 15 orang terkonfirmasi dan 4 orang terkonfirmasi positif tapi tidak ada gejala," tuturnya.

Rochayadi mengungkap, sebagai antisipasi ke depan, Dinkes bakal memberikan vaksinasi difteri untuk 11.220 warga Garut. Vaksinasi itu pun sudah dilaksanakan pada Senin (27/2/2023) kemarin.

ADVERTISEMENT

"Tapi tentunya kita harus mengepush ke masing-masing kabupaten kota untuk meningkatkan capaian vaksinasi dari difteri ini. Jadi karena vaksinya sudah ada dan di drop juga, jadi tinggal melakukan pencapaian sasaran saja," ucapnya.

Rochayadi pun mengimbau warga, terutama kalangan emak-emak agar mulai peka jika anaknya masing-masing belum mendapat vaksinasi lengkap sejak usia dini. Sebab, anak-anak menjadi target utama dari Dinkes supaya bisa mendapat vaksin difteri tersebut.

"Khususnya ibu-ibu yang anak-anaknya yang belum mendapatkan vaksinasi dasarnya belum terselesaikan. Itu harus mengejar itu, karena yang mengetahui itu pasti ibu-ibunya. Karena mereka pasti tahu apakah anaknya susah di imunisasi lengkap atau belum," pungkasnya.

Sebelumnya, wabah difteri menyerang perkampungan warga Garut. Jumlah warga yang meninggal gara-gara difteri, saat ini terus bertambah.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Maskut Farid mengatakan, seorang warga Garut lainnya meninggal dunia diduga akibat difteri belum lama ini.

"Betul (bertambah), iya (jadi 8)," kata Maskut kepada wartawan di Hotel Harmoni, Garut, Senin (27/2/2023).

(ral/mso)


Hide Ads