Soal 8 Warga Garut Meninggal gegara Difteri, RK: Sedang Diteliti

Soal 8 Warga Garut Meninggal gegara Difteri, RK: Sedang Diteliti

Wisma Putra - detikJabar
Selasa, 28 Feb 2023 13:30 WIB
Ridwan Kamil (RK)
Foto: Ridwan Kamil (RK). (Devi Puspitasari/detikcom)
Bandung -

Delapan orang warga Kabupaten Garut meninggal dunia akibat wabah difteri. Wabah ini menyerang warga yang tinggal di perkampungan Kabupaten Garut.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, Dinas Kesehatan Jawa Barat sedang melakukan penelitian. Menurutnya, penularan difteri salah satunya akibat tidak divaksin di usia balita hingga anak-anak.

"Itu sedang diteliti, salah satunya karena tidak divaksin," kata Ridwan Kamil di Mapolda Jabar, Selasa (28/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, minimnya pengetahuan terkait vaksinasi dan masih ada pengaruh oknum masyarakat yang menganggap tabu terkait vaksinasi. Pihaknya akan terus lakukan sosialisasi agar masyarakat Jawa Barat terhindar dari virus ini.

"Kenapa tidak divaksin, ada dinamika sosial, ada tokoh masyarakat yang memberi himbauan tidak divaksin dan itulah kita akan lakukan edukasi, bahwa vaksin untuk anak dan balita penting untuk menghindari hal-hal seperti ini," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Diberitakan sebelumnya, Kabupaten Garut menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) atas kasus penyebaran wabah difteri. Status itu ditetapkan setelah tujuh warga di Desa Sukahurip, Garut, meninggal dunia dengan diagnosa terjangkit virus tersebut.

Status KLB difteri di Garut ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati Nomor 100.3.3.2/KEP.91-DINKES/2023. Status KLB ini ditetapkan dalam jangka waktu 10 bulan dari Februari-November 2023.

"Betul (bertambah), iya (jadi 8). Memang gejalanya sama. 7 hari, kemudian juga kena jantung. Karena difteri ini kan sebenarnya bakteri yang mengeluarkan racun. Nah, racunnya itu ke jantung," kata Kadinkes Garut Maskut Farid kepada wartawan di Garut, Senin (27/2).

Dinkes Jabar pun sudah berkoordinasi dengan Dinkes Garut untuk memaksimalkan imunisasi difteri pada anak-anak di usia 15 tahun ke bawah. Dewi berharap, imunisasi tersebut bisa massif dilakukan supaya mencegah penyebaran difteri makin meluas di Kabupaten Garut.

(wip/mso)


Hide Ads