Selama Januari hingga 20 Februari 2023, tim rescue Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung mengevakuasi 35 ular yang masuk ke pemukiman warga. Bagaiamanakah cara mereka mengevakuasi dan menggunakan alat apa?
Tim rescue Diskar PB Kota Bandung memiliki tiga alat untuk mengevakuasi ular. Diskar PB Kota Bandung tetap mengedepankan keselamatan manusia dan satwa. Sehingga, alat-alat yang digunakan pun aman, dalam artian tak mengancam keselamatan satwa.
Salah seorang anggota rescue atau penyelamat Diskar PB Kota Bandung Fadhlan Faisal menjelaskan masing-masing regu selalu dibekali dengan peralatan untuk mengevakuasi ular, termasuk alat pelindung diri (APD). Sebagai tim penyelamat ia harus berhati-hati dan mengedepankan keselamatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Petugas rescue selalu memandang setiap ular itu berbisa. Meski pada kenyataan, ular terbagi menjadi dua kelompok, berbisa dan tak berbisa. "Ini sebagai pengingat dan peningkatan kewaspadaan," kata Fadhlan saat berbincang dengan detikJabar di kantornya, Sabtu (25/2/2023).
Fadhlan mengatakan ketiga alat yang selalu ia bawa adalah hook, snake grab dan jerat. Hook merupakan alat yang panjang sekitar satu meter setengahnya, seperti tongkat kemudian ujungnya terdapat besi yang menyerupai kail dengan ukuran besar. Fadhlan menyebut hook memudahkan petugas untuk menangkap ular.
"Kita tekan kepalanya dengan hook ini, ya kita hook kepalanya. Kalau sudah dirasa aman baru kita tangkap," ucap Fadhlan.
"Kepala ular ini bagian penting, karena kelamahan ular ini ada di kepalanya. Termasuk king cobra," ucap Fadhlan menambahkan.
Sementara itu, anggota rescue lainnya Mochamad Alam Priabadi menerangkan fungsi snake grab. Panjang alat ini tak jauh berbeda dengan hook. Bedanya, snake grab dilengkapi penjepit bagian ujungnya. Jenis alat tangkap.
"Snake grab biasanya digunakan untuk ular-ular yang memiliki pergerakan cepat. Kita bisa langsung menguncinya dengan penjepit," ucap Alam.
Sementara itu, alat jerat bentuknya lebih besar dibandingkan yang lainnya. Jerat ini dilengkapi tali. Biasanya alat jerat digunakan untuk menangkap ular yang memiliki kekuatan besar, seperti piton atau sanca.
"Jerat kita pakai untuk ular yang gede, ya macam sanca. Karena kalau pakai tangan, ini tidak kuat. Jadi dibantu jerat dulu. Masukan bagian ujung jeratnya ke kepala, tarik. Langsung ketangkap," kata Alam.
Sementara itu, Kasie Penyelamatan Diskar PB Kota Bandung Jon Erwin Indradi mengatakan selain melatih anggotanya menggunakan alat, anggota rescue juga rutin berlatih untuk meningkatkan keahlian. Diskar PB Kota Bandung bekerja sama dengan komunitas, seperti SIOUX Indonesia hingga pihak kebun binatang.
"Kita latih dulu petugas agar mengenali jenis ular. Karena ini berkaitan dengan penanganan. Namun, saat bertugas, untuk meningkatkan kewaspadaan, kita anggap semua ular itu berbisa," kata Erwin.
Erwin mengatakan Diskar PB Kota Bandung telah mengevakuasi 35 ular yang masuk ke kawasan pemukiman selama Januari hingga 20 Februari 2023. Jumlah ini lebih banyak ketimbang periode yang sama pada tahun sebelumnya,
"Kita sudah mengevakuasi 35 kali dalam penanganan ular, ini terhitung sejak 1 Januari hingga 20 Februari 2023," katanya.
(sud/mso)