Kedokan Bunder merupakan salah satu nama Kecamatan di Kabupaten Indramayu. Letaknya yang strategis dan berbatasan dengan Cirebon ini banyak dimanfaatkan masyarakat untuk berniaga. Terlebih mereka yang rumahnya berada di tepi jalan.
Di antara rumah toko hingga warung kelontongan yang berjajar di sepanjang jalan raya Cangkingan-Kedokan terlihat ramai seperti biasanya. Siang itu, detikJabar melihat satu pemandangan yang dulu tak asing bagi masyarakat umumnya. Ialah bengkel tambal ban milik Gopur (50) yang juga masih menjual VCD/DVD bajakan.
Cover kemasan keping VCD yang sudah memudar itu terlihat masih menempel tersusun rapih di papan triplek milik Gopur. Ia mengaku sengaja memasang itu untuk dijual, meski ia tahu saat ini VCD/DVD sangat jarang peminat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mulai 2015 ke sini mulai tidak laku. Dan tiga tahun belakangan total tidak ada pembeli. Karena sekarang sudah pakai handphone android semua. Semenjak ada YouTube aja," kata Gopur saat ditanya detikJabar belum lama ini.
Bukan hanya papan penyimpan keping VCD, Gopur juga masih menyediakan VCD player lengkap dengan monitor tv tabungnya. Kedua alat itu ia siapkan untuk mencoba memutar VCD jika pembeli datang.
Diceritakan Gopur, penjualan VCD/DVD sudah ia lakoni sejak tahun 2003 lalu. Beragam koleksi seperti lagu-lagu dangdut, pop, film, kesenian sandiwara, hingga film anak-anak serta musik karaoke hampir tak pernah kehabisan. Meski ketika itu, pembeli sangat ramai.
"Memang aslinya bengkel atau tambal ban. Cuma karena ramai VCD/DVD nya jadi sampingan aja. Jadi saat itu lebih hasil jual VCD daripada penghasilan bengkel," jelasnya.
Ketika itu, Gopur menjual setiap 3 keping VCD dengan harga sekitar Rp10 ribu saja. Maka tak heran, ia harus berbelanja 2 kali dalam sepekan.
"Lagi rame, rutin belanja dua kali kadang 3 kali dalam seminggu. Kebanyakan belanja VCD yang lagi kosong tapi banyak peminat aja," cerita Gopur ketika penjualan VCD nya masih ramai.
Namun, gempuran teknologi yang semakin canggih membuat Gopur hanya bisa mengenang masa kejayaan VCD bajakan. Dan menjual beberapa keping VCD sisa kejayaannya itu.
"Sudah satu dus (sekitar 8 Kilogram) di rongsok karena sudah tidak bisa di pakai. Sekarang lagu-lagu jawa kadang masih laku. Terus pesan lagi," katanya.
"Yang beli tidak menentu, tapi ada aja orang beli mah," imbuhnya.
Selain Gopur, banyak penjual VCD bajakan di Kecamatan Kedokan Bunder ini. Namun, mereka sudah tidak lagi menjual karena sudah tak laku.
"Ada 7 sampai 8 orang yang jualan itu cuma semenjak muncul YouTube jadi pada ganti jualan lainnya," pungkasnya.
(mso/mso)