Ragam Profesi yang Berpotensi Digeser AI di Masa Depan

Kabar Internasional

Ragam Profesi yang Berpotensi Digeser AI di Masa Depan

Tim detikInet - detikJabar
Rabu, 22 Feb 2023 01:30 WIB
Ilustrasi AI
Ilustrasi AI (Foto: Istimewa).
Jakarta -

Sejumlah pekerjaan terancam digeser imbas perkembangan Artificial Intelligence (AI). Mulai dari guru hingga pekerjaan keuangan berpotensi diambil alih AI.

Dikutip dari detikInet yang melansir News.com Australia, Selasa (21/2/2023) setidaknya ada lima pekerjaan yang berpotensi diambil alih AI. Hal itu, diungkap Chinmay Hedge, Profesor di Universitas New York dan Pengcheng Shi, Wakil Dekan Fakultas Ilmu Komputer dan Informasi, Rochester Institute of Technology.

Pekerja keuangan

Pekerja di sektor keuangan menghabiskan 2-3 tahun untuk belajar dan pemodelan Excel. Hal tersebut jauh lebih cepat jika dilakukan oleh AI.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Meskipun demikian, keputusan krusial perihal keuangan dan ekonomi akan tetap dipegang oleh manusia," ujar Shi.

Software Engineering

"Pekerjaan ini diprediksi akan hilang tahun 2026 atau lebih cepat," kata Shi.

ADVERTISEMENT

Pekerjaan membuat situs web, menyusun kode, membangun situs dan pekerjaan IT lainnya dapat dilakukan oleh AI.

Guru/Dosen

Shi menilai jika ChatGPT sanggup mengajar di kelas. Meskipun terdapat bug dan ketidakakuratan, hal tersebut dapat dilatih dan dikembangkan.

"Untuk pendidikan tinggi, diperlukan peran manusia untuk masa mendatang," ujar Shi dan Hegde. Namun professor NYU berpendapat jika AI sanggup mengajar tanpa pengawasan.

Desainer grafis

Tahun 2021, OpenAI mengembangkan DALL-E untuk menghasilkan gambar sesuai perintah pengguna.

"Alat ini tentu menjadi ancaman bagi industri desain grafis dan kreatif," menurut Hegde.

Namun kelemahan terjadi ketika AI mengolah jutaan gambar yang memiliki hak cipta. Getty Images memproses hukum kepada perusahaan Stability AI atas kejadian tersebut.

Wartawan

Pertengahan 2020 Guardian menghadirkan GPT untuk menulis artikel, meskipun pada awalnya AI menemui kesulitan. Namun belakangan AI sudah lebih sempurna.

"Menyalin, meringkas, membuat artikel, dan hal-hal semacam itu dapat dilakukan dengan baik," ujar Hedge.

Namun, AI masih punya kelemahan di bidang jurnalistik. Menurut Hedge, AI masih tidak mampu untuk memeriksa fakta dengan efisien.

Memastikan kebenaran informasi, tampaknya masih butuh dipegang oleh manusia. Melakukan konfirmasi ke nara sumber memang bukan pekerjaan mesin.

Artikel ini sudah tayang di detikInet, baca selengkapnya di sini.

(mso/mso)


Hide Ads