Pilu Petani Pangandaran, Lahan Sawah Terendam Banjir Selama 2 Tahun

Pilu Petani Pangandaran, Lahan Sawah Terendam Banjir Selama 2 Tahun

Iqbal Kukuh Saokani, Aldi Nur Fadilah - detikJabar
Senin, 20 Feb 2023 16:30 WIB
Kondisi Sawah yang terendam banjir di Paledah, Pangandaran, Senin (20/2/2023).
Kondisi Sawah yang terendam banjir di Paledah, Pangandaran, Senin (20/2/2023). (Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar)
Pangandaran -

Hektaran sawah di Blok Rawa Ciilat Dusun Mekarasih dan Dusun Purwasari, Desa Paledah, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, telah terendam banjir selama dua tahun. Para petani tak bisa menanam padi karena debit air yang tinggi.

Pantauan detikJabar, Senin (20/2/2023) pagi, sawah yang terendam bak danau luas yang terbuat secara alami. Penyebabnya karena luapan air dari Sungai Citanduy.

Petani setempat Mumu (60) bercerita tentang awal kejadian meluapnya Sungai Cintanduy pada 2021 hingga membuat para petani di Blok Rawa Ciilat tidak bisa bertani dan menerima hasil panen dari lahannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat itu sudah memasuki musim panen, tapi hujan turun dan luapan Sungai Citanduy melebar ke sawah hingga menyebabkan banjir yang lama," kata Mumu kepada detikJabar, Senin (20/1/2023).

Salah satu penyebab banjir yaitu tidak ada resapan air sawah menuju ke sungai sehingga air tertampung di areal persawahan. "Sehingga air mengendap dan tidak ada serapan keluar karena air tertampung di area sawah. Sebelumnya sempat surut namun tidak lama terendam lagi," katanya.

ADVERTISEMENT
Kondisi Sawah yang terendam banjir di Paledah, Pangandaran, Senin (20/2/2023).Kondisi Sawah yang terendam banjir di Paledah, Pangandaran, Senin (20/2/2023). Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar

Mumu mengatakan diperkirakan sekitar enam hektare sawah terendam. Setelah itu warga yang mayoritas bekerja sebagai petani kehilangan mata pencaharianya. "Tentu kami kehilangan pendapatan dan penghidupan dari sawah tersebut, karena mayoritas warga setempat merupakan pekerja sebagai petani," ucapnya.

Karena kejadian itu, Mumu memilih bekerja serabutan di tengah usianya yang tidak muda lagi. "Ya karena sudah lanjut usia sekarang mah kerja apa saja, yang bisa dikerjakan. Di sini kan sentral batu bata. Kadang ikut kerja," katanya.

Kepala Desa Paledah Yanto membenarkan jika sawah di wilayahnya terendam banjir selama dua tahun akibat luapan sungai Citanduy. "Memang sebelumnya kawasan tersebut sudah terbiasa terendam banjir, namun saat ini termasuk lama belum kunjung surut," kata Yanto, Senin (20/2/2023).

"Karena saya menjabat disini baru 7 bulan, makanya saya tidak tahu yang dulu penanganannya seperti apa," sambung Yanto.

Karena bencana ini ada ratusan orang yang kehilangan garapan sawahnya. Para warga akhirnya memilih untuk mencari pekerjaan baru. "Ya mereka ada yang kerja serabutan, berdagang, bikin bata merah dan nyari ikan," ucap Yanto.

Pihaknya beberapa waktu lalu sudah mengajukan perbaikan ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy untuk melakukan perbaikan. "Namun sampai saat ini belum ada solusinya, karena butuh campur tangan pemerintah," kata Yanto..

Kepala Bidang Pengendalian dan Penanggulangan Bencana Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran Enjen mengatakan area persawahan di wilayah Padaherang sejak dulu kerap terendam banjir saat musim penghujan tiba.

"Selain curah hujan yang tinggi, kondisi geografis wilayah tersebut sangat mempengaruhi," kata Enjen.

Ia mengatakan tidak ada pembuangan air yang langsung ke Sungai Citanduy, jadi penyerapannya tersendat. "Selain itu kondisi area sawah lebih bawah dari Sungai Citanduy, seperti di Ciganjeng, Kecamatan Kalipucang yang jadi langganan banjir," ucap Enjen.

(/iqk)


Hide Ads