Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian ikut menyorot polemik Lucky Hakim yang memutuskan mundur dari jabatannya sebagai Wakil Indramayu. Tito pun sudah memberikan arahan kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) supaya mendamaikan perselisihan yang selama ini mencuat antara Lucky Hakim dengan Bupati Nina Agustina.
Arahan tersebut diungkapkan RK saat diminta tanggapan oleh wartawan mengenai kelanjutan rencana memanggil Lucky Hakim ke Gedung Sate usai memutuskan mundur dari jabatannya. RK juga mengaku sudah mendengar rumor perselisihan di antara keduanya, namun perlu menggali fakta yang lebih jelas lagi sebelum bisa mengambil kesimpulan dari polemik itu.
"Arahan Pak Mendagri, kalau bisa, didamaikan dengan sebuah musyawarah. (Soal konflik Nina-Lucky) rumornya memang begitu, tapi saya harus tabayyun dulu karena masing-masing punya cerita," kata RK di Gedung Sate, Jumat (17/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
RK sebetulnya tidak menginginkan Lucky Hakim meninggalkan jabatannya yang sekarang. Sebab menurutnya, terpilihnya Lucky di Pilkada Indramayu 2020 silam telah melalui proses panjang. Ia berharap di antara pihak Lucky maupun Nina Agustina bisa berbesar hati dan akhirnya melanjutkan lagi tugasnya yang diketahui hanya tinggal menyisakan beberapa bulan masa jabatan.
"Kan prosesnya itu panjang yah untuk terpilih itu, mahal sekali dan panjang sekali. Masak tidak bisa ada kebesaran hati masing-masing, demi kepentingan rakyat Indramayu untuk mencari sebuah kesepakatan politik teknis yang paling betul arahnya. Dan itu tugas saya," tuturnya.
Berkaca dari kasusnya Lucky Hakim, RK pun berharapa kepala daerah di Jabar bisa mencontoh kepemimpinannya dalam berkomunikasi. Sebab, ia menyatakan selalu solid hingga akhir masa jabatan dengan siapapun pasangannya.
Contohnya saat berpasangan dengan almarhum Oded M Danial di Kota Bandung, RK bisa menuntaskan masa jabatannya hingga selesai. Begitu pun dengan Uu Ruzhanul Ulum sekarang di Pemprov Jabar, RK juga ikut memberikan porsi yang sesuai kepada wakilnya tersebut sehingga komunikasi di antara keduanya tidak pernah diterpa badai masalah.
"Dan saya sebenarnya merasa isu orang nomor 1 nomor 2 ini selalu menjadi dinamika. Saya tidak pernah, dengan Pak Oded kan lancar, dengan Pak Uu juga gitu. Karena saya memberikan ruang-ruang kerja, anggaran yang membuat kiprah wakil saya merasa nyaman," ucapnya.
"Mudah-mudahan keharmonisan Pak Gubernur dan Pak Wagub ini bisa dicontoh di level kota/kabupaten. Butuh kebesaran hati intinya," pungkasnya.
(ral/mso)