Jabar Hari Ini: Babak Baru Kasus Mahasiswi Ditabrak di Cianjur

Tim detikJabar - detikJabar
Jumat, 17 Feb 2023 22:00 WIB
Nur, penumpang di mobil Audi (Foto: Syahdan Alamsyah)
Bandung -

Berbagai peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini. Seperti beredarnya rekaman penumpang Audi dan Kompol D membahas 'settingan', hingga pemerkosaan Cianjur yang lebih dari 100 kali. Semua terangkum dalam berita Jabar Hari Ini, Jumat (17/2/2023).

1. Beredar Rekaman Obrolan Penumpang Audi dan Kompol D Bahas 'Settingan'

Kasus penabrakan mahasiswi Cianjur, Selvi Amalia, masih terus dalam penyelidikan. Kini, beredar rekaman percakapan antara seorang perempuan bernama Nur dan suaminya Kompol Dwi Yanuar Mukti alias Kompol D.

Keduanya merupakan penumpang mobil Audi yang menabrak mendiang Selvi. Yudi Junadi, kuasa hukum tersangka Sugeng (sopir mobil), membenarkan edaran rekaman suara tersebut.

Dia mengatakan rekaman yang beredar tersebut merupakan percakapan antara Nur dan Kompol D sebelum melakukan jumpa pers beberapa waktu lalu. Nur meminta agar salah seorang advokat merekam percakapannya dengan Kompol D.

"Rekaman itu di dalam mobil ketika perjalanan ke kantor hukum. Kepada salah seorang advokat, Nur menerima telepon dari suaminya yakni Kompol D. Jadi rekaman itu atas permintaan Nur (penumpang Audi)," ujar Yudi, Kamis (16/2/2023) kemarin.

Yudi menyebut dalam percakapan tersebut terungkap fakta apabila Nur tidak ingin ada intervensi dan mengikuti settingan dari suaminya yakni Kompol D. Namun terkait settingan apa yang direncanakan Kompol D, Yudi mengaku belum punya data lanjutan dan tidak ingin beropini.

"Apakah setting atau bukan saya belum punya data lanjutan dan tidak mau beropini. Diskursus publik yang setara antara warga miliki penilaian tersendiri tentang mana yang rasional, dan etik," kata dia.

Sementara itu, Kapolres Cianjur AKBP Doni Hermawan, mengatakan rekaman percakapan tersebut terkait status mobil yang digunakan oleh Nur. Doni menegaskan bahwa dalam percakapan tersebut tidak disebutkan terkait kasus kecelakaan.

"Itu terkait status kepemilikan mobil, bukan terkait perkara kecelakaannya. Tidak dalam konteks perkaranya (kecelakaan). Kalau dicermati rekamannya terkait kepemilikan mobil, antara John atau Kompol D," tuturnya.

Berikut isi percakapan yang telah beredar, diduga antara Nur dan Kompol D:

Kompol D : Gimana Sayang?
Nur : aku gak mau ah kalau disetting-seting sama si John itu udah tua
Kompol D : enggak, enggak, enggak, enggak disetting sama dia
Nur : enggak mau ah disetting-seting gitu
Kompol D : iya iya, yaudah gak disetting sama dia, ketemu sama Arifin dulu ya
Nur : enggak mau
Kompol D: enggak disetting, enggak disetting, astagfirullahaladzim
Nur : aku takut bi kalau disuruh kaya gitu
Kompol D : iya iya, gak usah disetting ya
Nur : terus gimana?
Kompol D: Diakui sama ini aja, diaku punya siapa, si D aja
Nur : siapa?
Kompol D: makanya ntar ketemu Arifin dulu
Nur : siapa? Aku pengen ngejelasin, kalau enggak aku gak mau ketemu
Kompol D: yaudah gini aja, itu kan harusnya punya si Jon
Nur : si Jon itu wayangnya?
Kompol D : iya si Jon itu wayangnya
Nur : gamau ah nanti aku kebawa-bawa aku takut ah
Kompol D : justru enggak
Nur : aku kan di situ penumpang doang, terus kamu cuma pinjemin
Kompol D : Betul, betul yang kamu cuma penumpang, si Jon juga pinjemin doang
Nur : ya aku gak mau ah, nanti diberitanya aku apa-apa sama si Jon. Aku gak kenal juga sama si jon
Kompol D : oh enggak, enggak cuma rekan doang. Enggak ada apa-apa. Yang aku mohon yang, nurut yang biar gak blunder. Kalo gak nurut kan nabrak-nabrak hasilnya
Nur : tapi keluarga aku nyuruh aku apa adanya bi
Kompol D : oh yaudah, yaudah kamu bilang aja itu punyaku. Bilang aja punya Kompol D gitu aja, gapapa aku... kita tidak juga gapapa, aku ikhlas...

2. Mendagri Tito Minta RK Damaikan Bupati Nina dan Lucky Hakim

Lucky Hakim memutuskan mundur dari kursi jabatan Wakil Bupati Indramayu. Dia mengaku sudah tak lagi bisa menjalankan tugas sebagai orang nomor dua di daerah yang dikenal dengan julukan Kota Mangga.

Keputusan ini diduga terkait adanya konflik antara hubungan Bupati Indramayu Nina Agustina.

Mendengar kabar ini, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) mendapat arahan dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian supaya menyelesaikan polemik Lucky Hakim. RK ditugaskan untuk bisa mendamaikan kedua pejabat daerah Indramayu tersebut.

Kepada wartawan, RK mengaku sudah mendengar rumor prahara yang menimpa pasangan Nina-Lucky di Indramayu. Namun, ia belum mau mengambil kesimpulan apapun mengenai polemik tersebut sebelum mendapatkan fakta yang sebenarnya.

"Arahan Pak Mendagri, kalau bisa, didamaikan dengan sebuah musyawarah. (Soal konflik Nina-Lucky) rumornya memang begitu, tapi saya harus tabayyun dulu karena masing-masing punya cerita," kata Ridwan Kamil di Gedung Sate, Jumat (17/2/2023).

Kang Emil, sapaan akrabnya, meyakini polemik apapun yang terjadi bisa diselesaikan dengan musyawarah. Apalagi, keterpilihan pasangan Nina-Lucky di Indramayu telah melalui proses yang panjang. Ia pun berharap keduanya bisa berbesar hati dan bekerja kembali untuk kepentingan warganya.

"Kan prosesnya itu panjang yah untuk terpilih itu, mahal sekali dan panjang sekali. Masak tidak bisa ada kebesaran hati masing-masing, demi kepentingan rakyat Indramayu untuk mencari sebuah kesepakatan politik teknis yang paling betul arahnya. Dan itu tugas saya," tuturnya.

"Dan saya sebenarnya merasa isu orang nomor 1 nomor 2 ini selalu menjadi dinamika. Saya tidak pernah, dengan Pak Oded kan lancar, dengan Pak Uu juga gitu. Karena saya memberikan ruang-ruang kerja, anggaran yang membuat kiprah wakil saya merasa nyaman," lanjutnya.

3. Nasi Tercemar Bakteri Jadi Penyebab Ratusan Warga KBB Keracunan

Keracunan massal terjadi di Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Gejala yang dialami khas gejala keracunan makanan, mulai dari panas dingin, muntah-muntah, hingga diare.

Sejak temuan awal warga keracunan pada Minggu (12/2) hingga Jumat (17/2/2023), total ada 106 warga Kampung Cilangari, Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang mengalami keracunan. Dua di antaranya meninggal dunia.

Setelah melalui proses penyelidikan hingga pemeriksaan laboratorium, kini kasus ini hampir mencapai akhirnya. Penyebabnya pun akhirnya terungkap.

Polisi sudah menyerahkan sampel makanan yang disediakan saat kegiatan keagamaan di masjid setempat ke Labkesda Jawa Barat. Hasilnya nasi yang dikonsumsi oleh ratusan warga mengandung bakteri.

"Berdasarkan hasil uji sampel makanan di laboratorium, informasinya di dalam nasi yang dikonsumsi itu ada bakteri, jenisnya Staphylococcus Aureus," ujar Kepala Dinas Kesehatan KBB Hernawan Wijayanto saat dihubungi.

Hernawan menyebut bakteri Staphylococcus Aureus merupakan bakteri gram positif yang memiliki sifat resistensi terhadap panas. Bakteri jenis ini banyak ditemukan pada permukaan kulit, lubang hidung, serta bagian tenggorokan dalam tubuh manusia dan hewan.

Namun lain ceritanya ketika bakteri sudah berpindah ke makanan. Perkembangbiakannya akan semakin pesat dan akhirnya menyebabkan infeksi. Gejala yang ditimbulkan jika mengalami infeksi ini adalah diare, nyeri dan kram perut, hingga mual dan muntah.

"Tapi untuk makanan lain yang ada di dalam nasi boks hasilnya aman termasuk air minum yang juga dikonsumsi oleh mereka. Sehingga dipastikan aman, hanya nasi saja yang terdapat bakterinya," kata Hernawan

Kepala Desa Cilangari, Sabana mengatakan saat ini warga yang masih menjalani perawatan di RSUD Cililin hanya tersisa lima orang lagi.

"Informasi dari RSUD Cililin hanya 5 orang lagi yang dirawat, yang dirawat di ICU sekarang sudah di ruang perawatan biasa. Sebagian lagi informasinya juga nanti sore sudah boleh pulang," kata Sabana saat dihubungi detikJabar.

Ia mengatakan warga yang mengalami keracunan kebanyakan berusialanjut. Termasuk dua warga yang dinyatakan meninggal dunia.




(aau/yum)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork