Wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri menanggapi peristiwa bencana alam banjir dan longsor yang terjadi pada Rabu (15/2/2023). Bencana alam itu terjadi disebabkan oleh hujan deras yang mengguyur Sukabumi dalam sepekan ini.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, tanah longsor terjadi di Cipeucang. Jalan itu merupakan akses menuju kawasan Geopark Ciletuh, Kabupaten Sukabumi. Selain longsor, banjir juga terjadi di daerah Ciemas yang disebut sebagai langganan.
Menanggapi kondisi banjir dan longsor tersebut, Iyos mengatakan, akan mengusulkan perbaikan drainase kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Pasalnya, kata dia, beberapa kawasan yang terdampak berada di bawah kewenangan Pemprov Jabar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu harus segera ditangani dan kita sudah berkoordinasi dengan Provinsi karena itu kewenangannya provinsi ya. Geopark itu ada saluran sungai yang bukan kewenangan kabupaten (Sukabumi). Kita sudah beberapa kali mengusulkan agar ada pengerukan normalisasi sungai sehingga tidak terjadi (banjir) di Ciemas ini yang berulang-ulang," kata Iyos kepada detikJabar di Kota Sukabumi, Kamis (16/2/2023).
Pasca peristiwa bencana alam ini, pihaknya akan menekankan kembali agar ada penanganan khusus di kawasan Geopark tersebut. Terkait jumlah korban yang terdampak, Iyos menuturkan, masih dalam pendataan BPBD di lapangan.
"Sedang kita lacak, seoptimal mungkin sedang dideteksi oleh teman-teman kita di lapangan," sambung Iyos.
Akibat longsor tersebut, Iyos mengatakan, jalur wisata menuju Geopark tertutup. "Saya kira penanganannya harus segera dituntaskan, itu kan jalan provinsi juga tetapi kita sudah koordinasi dengan BPBD untuk mengambil langkah-langkah," ujarnya.
Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Yudha Sukmagara menambahkan, peristiwa bencana alam itu jelas sangat berdampak bagi kegiatan ekonomi dan aktivitas masyarakat. Pihaknya meminta agar Pemkab Sukabumi dan dinas terkait dapat bergerak cepat menanggulangi dampak bencana.
"Kita pantau memang cuaca hujan tidak berhenti selama satu minggu ke depan. Kabupaten Sukabumi memang rawan bencana, lihat di Geopark dapat informasi jika tadi pagi jalan tertutup longsor, kemungkinan ada drainase yang tidak berfungsi secara maksimal," kata Yudha.
"Saya rasa ada sungai (kewenangan) Provinsi Jabar, saya rasa tidak harus menjadi penghalang bahwa ini kebijakannya Jabar, Pemda Sukabumi harusnya tinggal jemput bola, komunikasi dengan Pemprov, seharunya tidak sulit," ujarnya menanggapi kebijakan penanganan drainase.
Selanjutnya, kata dia, perlu ada langkah-langkah dari Dinas PU dan PSDA untuk bisa segera membuat perencanaan pembangunan di tahun 2023 yang memprioritaskan pada daerah rawan bencana melalui anggaran BTT.
"Jadi tempat-tempat yang kira rawan, saya juga sudah sampaikan ke BPBD, hanya BPBD ini melihat perlu adanya pengadaan alat berat untuk bisa mereka fast respons apabila ada kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. Jadi alatnya nggak perlu pinjam ke instansi lain, ini salah satu harapan kami dan sudah disampaikan ke Pak Sekda, Pak Wabup karena Sukabumi luas dan rawan bencana jadi perlu gerak cepat biar tidak memutuskan roda ekonomi dan aktivitas masyarakat di daerah-daerah," jelasnya.
Sekedar informasi, hujan deras yang terjadi beberapa hari terakhir di wilayah Kabupaten Sukabumi memicu terjadinya longsor di Cipeucang yang menjadi akses menuju kawasan Geopark Ciletuh, Kabupaten Sukabumi. Dua orang pemotor berboncengan dikabarkan nyaris tertimbun.
Petugas Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi Sandra Fitria mengatakan sebuah rumah di Kecamatan Cidadap dan bangunan SDN Cibadak, Kecamatan Ciemas rusak dihantam longsor.
Selain longsor, Sukabumi juga dilanda banjir di beberapa titik. Lokasinya ada di Desa Mekarsakri, Mandrajaya-Jembatan Kisohir, Banjir di Cidahon, Bale RK banjir. Kemudian di Nyomplong, mobil dan motor tidak bisa lewat akibat banjir.
(mso/mso)