Beragam peristiwa terjadi di Jabar selama sepekan ini. Dari mulai gerombolan bermotor yang bacok mati pemuda di Kota Cimahi, geger ABG asal Garut yang dihamili jin.
Tim detikJabar merangkum sejumlah peristiwa yang menggemparkan publik selama sepakan. Berikut rangkumannya.
Gerombolan Bermotor Bacok Mati Pemuda
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Segerombolan remaja bermotor membacok mati seorang remaja yang sedang dalam perjalanan pulang ke rumahnya di Gang H Arsad, Kelurahan Cibeureum, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi.
Peristiwa berdarah yang menimpa korban atas nama Muhammad Rizki Najmudin (21) itu terjadi pada Minggu (5/2/2023) sekitar pukul 04.30 WIB. Korban meninggal dunia di rumah sakit setelah ditemukan warga dan keluarganya dalam kondisi tergeletak bersimbah darah di dekat lokasi kejadian.
Menurut kesaksian Ridwan (33), saksi mata, menyebut ada tiga orang yang mengejar sampai mengeksekusi pelaku di gang tersebut. Sementara pelaku lainnya menunggu di pinggir jalan raya.
"Kalau yang di dalam gang itu ada 3 orang, pakai sweater dan helm. Tapi saya lihat di pinggir jalan itu masih banyak. Jadi yang menyerang korban itu yang di dalam gang," tutur Ridwan kepada detikJabar, Senin (6/2/2023).
Menurut Ridwan, para pelaku yang panik aksinya ketahuan langsung meneriaki korban sebagai maling. Setelah itu para pelaku langsung kabur.
"Jadi pas saya nongol dari atas, pelakunya itu bilang 'ieu bangsat' (dia maling) ke arah korban. Setelah itu kabur ke depan gang. Sata kemudian turun, kan harus memastikan benar nggak sih korban itu maling atau bukan," ujar Ridwan.
Ridwan menyebut melihat dengan jelas saat para pelaku dengan brutalnya mengeksekusi korban. Korban sempat berlari namun dikejar para pelaku.
"Awalnya saya itu dengan suara ribut-ribut, istri saya minta dicek. Saya lihat dari lantai dua. Jadi korban ini mau lari, terus ditangkap sama pelaku. Kepalanya dipegang langsung dihajar," ujar Ridwan.
Tak hanya membacok mati korban, para gerombolan bermotor itu juga menyerang sebuah penginapan yang berjarak sekitar 200 meter dari lokasi kejadian. Mereka merusak motor pelanggan, memecahkan kaca lobi penginapan, dan menggasak helm.
Ayah Cimahi Aniaya Anak
Aksi kejam Ade alias Ade Bogel (39), yang menganiaya anaknya hingga tewas di kontrakannya di Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi. Bogel harus mempertanggungjawabkan perbuatan durjananya itu.
Menurut polisi ancaman hukuman penjara yang dikenakan pada Bogel minimalnya 20 tahun, bisa juga seumur hidup atau hukuman mati.
Bogel dikenakan pasal Pasal 80 Ayat 2, 3, dan 4 UU RI Nomor 17 tahun 2016 tentang Perlindungan Anak dan Pasal 44 ayat 2 dan ayat 3 UU RI nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga Subsidair Pasal 340 dan atau 338 dan atau 351 ayat 2 dan ayat 3 KUHPidana.
Polisi menunjukkan tampang bengis Bogel pada Rabu, 8 Februari 2023, di Mapolres Cimahi. Bogel mengenakan baju tahanan berwarna oranye dan berambut plontos. Tangannya diborgol. Bogel lebih banyak menunduk saat dihadirkan pada konferensi pers di Mapolres Cimahi.
Bogel kini mendekam di tahanan Polres Cimahi. Polisi masih menyelidiki kasus ini. Kasus yang mengoyak hati dan menggemparkan masyarakat Jabar dalam sepekan ini.
Kasus ini bermula dari kontrakan berwarna biru di Cimahi Utara, Cimahi. Kontrakan yang menjadi saksi kekejaman Bogel terhadap dua anaknya yang masih berusia berusia 10 dan 12 tahun. Salah satu korban meninggal dunia. Satu laginya dirawat intensif di rumah sakit.
Warga sekitar tak menyangka, Bogel tega menganiaya anaknya hingga tewas dan salah satunya terluka parah. Suara-suara misterius di rumah kontrakan Bogel pun sempat terdengar oleh warga sekitar. Warga mengira benturan itu bersumber dari anak-anak Bogel yang tengah bermain.
"Kalau kejadiannya saya nggak tahu. Tapi memang saya dengan suara bledag-bledug seperti anak main loncat-loncatan gitu. Saya kira memang anaknya saja yang lagi main-main," ujar Jubaedah (63), tetangga terduga pelaku dan korban saat ditemui di lokasi kejadian.
Suara dari rumah kontrakan berwarna biru itu mendorong rasa penasaran Jubaedah. Ia pun keluar rumah dan melihat motor Bogel terparkir. Motor milik Bogel melunturkan rasa penasaran Jubaedah. Ia menganggap kondisi di rumah itu sedang baik-baik saja.
"Saya kira di atas itu nggak ada bapaknya, ternyata setelah dicek keluar motor bapaknya. Ya sudah saya masuk lagi ke dalam," tutur Jubaedah.
Jubaedah memastikan ia tak mendengar suara lain selain suara benturan, Jubaedah menyebutnya suara bledag-bledug seperti saat anak-anak sedang melompat-lompat di lantai.
"Ya saya cuma dengar suara bledag-bledug itu aja tadi. Saya nggak dengar ada suara ngobrol atau teriak-teriak. Tetangga kontrakannya saja nggak dengar ada suara nangis atau berisik. Sempat saya kira lagi latihan drum, soalnya kan dia (terduga pelaku) itu pengamen kerjanya," ucap Jubaedah.
Setelah rasa penasaran yang diselimuti kecurigaan Jubaedah luntur. Tiba-tiba, salah seorang yang mengaku paman korban datang dan menanyakan ambulans ke Jubaedah. Rasa penasaran Jubaedah pun muncul kembali.
Jubaedah pun balik bertanya, siapa yang membutuhkan ambulans. Dan, siapa yang meninggal dunia. Pertanyaan Jubaedah dijawab oleh pria yang mengaku paman dari dua bocah yang menjadi korban penganiayaan itu. Jawabannya, membuat Jubaedah kaget bukan kepalang.
"Nah tiba-tiba ada pamannya datang, nanya ada ambulans nggak ke sini. Saya kan nggak tahu ya. Saya tanya siapa yang meninggal, dia bilang anak yang di atas. Saya kaget waktu dengar itu," ujar Jubaedah.
"Saya juga nggak tahu meninggalnya jam berapa. Tapi tadi sempat ngobrol sama tetangga, katanya dia lihat waktu anaknya dibawa sama bapaknya. Kondisinya memang sudah nggak berdaya, nah itu nggak tahu sudah meninggal atau belum," tambahnya.
Jubaedah mengaku baru sekali mendengar suara benturan berulang kali di kontrakan pelaku. Menurut Jubaedah, Bogel telah menempati rumah kontrakan sekitar enam bulanan.
Usai menyiksa kedua anaknya di kontrakan yang berada di Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, Bogel bergegas menuju kediaman keluarganya di Sarijadi Kota Bandung.
Polisi berhasil mengendus pelarian Bogel. Pada Senin 6 Februari 2023 malam, Bogel diamankan di kediaman keluarganya.
Polisi berhasil memborgol Bogel dan menahannya di Mapolres Cimahi. Selain itu, polisi juga mengamankan istri siri alias ibu tiri dari dua bocah yang menjadi korban penganiayaan. Saat ini keduanya masih dalam pemeriksaan penyidik Satreskrim Polres Cimahi.
"Saat ini terduga pelaku sudah kita amankan, yang sudah diamankan 2 orang. Untuk bapaknya ini bapak kandung dan ibunya itu ibu tiri. Dari semalam terus diperiksa," kata Kapolres Cimahi AKBP Aldi Subartono saat ditemui di Mapolres Cimahi, Selasa (7/2/2023).
Penyidik terus berupaya mengungkap motif penganiayaan hingga menewaskan korban yang masih bocah itu. "Karena baru semalam kami amankan, untuk motif dan lain-lain masih kami dalami. Kami masih mendalami juga peristiwa itu seperti apa," ujar Aldi.
Penyidik juga melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi. Polisi telah membentuk tim dalam kasus ini.
Kebakaran Puluhan Rumah di Margahayu Bandung
Puluhan rumah warga terbakar di Kampung Kebon Kalapa, Desa Sukamenak, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung. Insiden kebakaran itu berlangsung Senin (6/2) malam atau sekitar pukul 23.00 WIB.
Kasie Rescue Evakuasi dan Penyelamatan Disdamkar Kabupaten Bandung Miftahussalam mengatakan api melalap rumah warga bermukim di RT 2, 3, dan 4 yang semuanya masuk wilayah RW 6. "Ini lokasinya memang padat penduduk," kata Miftah, Selasa (7/2/2023) dini hari.
Miftah menyebutkan kobaran api membesar karena angin kencang sehingga menjalar ke rumah lainnya. Akibatnya puluhan rumah warga ludes terbakar.
"Api merembet, soalnya arah anginnya ke utara. Posisi rumah pak Dori ini di selatan, merembet ke utara, akhirnya sampai membakar kurang lebih 25 rumah," ucapnya.
Dia menjelaskan kendaraan pemadam api terkendala akses ke lokasi kebakaran. Sebab, kata Miftah, tempat kejadian berada di dalam gang.
"Akses mobil damkar masuk agak susah. Sehingga memerlukan selang yang panjang," ujar Miftah sambil menambahkan petugas masih berupaya memadamkan api hingga pukul 00.30 WIB.
Sementara itu, Tita Rosmiati (47) tengah terbangun di tengah malam. Ketika hendak menuju ke kamar mandi, Tita terkaget melihat kobaran api di samping rumahnya.
Tita merupakan salah satu korban dari amukan api yang melalap 25 rumah di Kampung Kebon Kalapa, Desa Sukamenak, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung pada Senin (7/2/2023) tengah malam.
Kejadian itu cepat terjadi. Tita yang melihat api sudah mulai merembet ke mana-mana, berteriak memberitahukan tetangganya.
"Kejadian jam 22.30 WIB. Awalnya di tetangga rumah sebelah ketahuan ada asap. Langsung saya nyari sumber api. Pas ada api saya langsung teriak-teriak, ke sana kemari nyari (bantuan), tolong-tolong kebakaran-kebakaran," ujar Tita saat ditemui detikJabar, Selasa (7/2/2023).
Teriakan Tita cukup membangunkan warga yang hendak terlelap. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun yang pasti, api sudah melalap 25 rumah semi permanen di kampung itu. Termasuk rumah milik Tita. Dia mengaku dua rumah miliknya ikut habis terbakar.
"Saya yang terdampak dua rumah. Kerugian mah ada lah Rp 30 juta," jelasnya.
Dengan kejadian ini, Tita dan keluarga terpaksa mengungsi terlebih dahulu. Rencananya, Tita akan menetap sementara di kediaman saudaranya. Tita dan warga lainnya saat ini bahu membahu mengais sisa-sisa dari kebakaran yang bisa diselamatkan.
"Keluarga mengungsi di rumah anak, ada juga di masjid sebagian, di saudaranya, di mertuanya," bebernya.
Di sisi lain, Tita menuturkan berdasarkan kabar yang dia dapat, kebakaran bermula dari salah satu rumah. Menurut Tita, listrik dari rumah tersebut habis sehingga pemilik berinisiatif menyalakan lilin.
"Disebabkan ada satu tetangga pulsanya abis, terus nyalain lilin. Sama saya itu ditanya pas maghrib, mau kemana, mau beli lilin. Awas jangan nyalain lilin, takutnya kebakaran, pas saya tidur, saya kebangun udah ada asap, dan ada api," katanya.
Kasie Resque Evakuasi dan Penyelamatan Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bandung, Miftahussalam mengatakan peristiwa tersebut terjadi di pemukiman padat penduduk. Api bersumber dari salah satu rumah.
"Akibatnya pertama itu dari rumah pak Dori. Si Pak Dori ini kebetulan satu-satunya rumah yang tidak dinyalakan listriknya, karena dimatiin sama PLN, karena tidak bayar listrik," ujar Miftah.
Menurut Miftah, rumah itu kerap menggunakan lilin saat malam hari. Lilin itulah yang menyebabkan rumah semi permanen terbakar.
"Akhirnya setiap harinya dia pakai lilin, biasa langganan lilinnya ke rumah pak Damiri, sebelahnya yang kebakar juga. Nah pas jam 23.00 WIB, lilinnya itu melepuh di kasur, akhirnya kebakaran," katanya.
Dia menyebutkan saat ini pemilik rumah tersebut tengah diamankan dan dievakuasi. Pemilik rumah diamankan untuk memberikan keterangan.
"Terus pak Dori-nya juga diamankan ini juga sama pak Kades," jelasnya.
Dugaan kasus pelecehan seksual di lingkungan pendidikan menggemparkan Jabar. Kabarnya, seorang dosen di Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya diduga melecehkan mahasiswanya.
Dugaan kasus ini awalnya menyebar dari mulut ke mulut. Lambat laun menguap ke publik. Unsil pun bergerak menginvestigasi kasus tersebut. Pihak kampus tak menampik adanya dugaan kasus pelecehan seksual yang dilakukan salah satu dosennya. Wakil Rektor bidang Umum dan SDM Unsil mengaku kasus ini tengah ditangani rektorat.
"Memang benar ada indikasi terjadinya kekerasan seksual di kampus kami. Satgas PPPK (Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual) sudah bergerak, menampung laporan dari semua yang pernah merasa dilecehkan," kata Gumilar kepada detikJabar, Rabu (8/2/2023).
Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPPK) yang dibentuk kampus terus mencari sejumlah bukti. Saksi dan barang bukti berupa rekaman CCTV telah diamankan.
Gumilar menceritakan tentang kejadian yang dalam rekaman CCTV. Dosen yang diduga menjadi pelaku pelecehan seksual kala itu bertemu mahasiswa Indonesia yang mewakili Jerman, kuliah di Jerman. Keduanya bertemu di lorong yang lebarnya sekitar dua meter di lingkungan kampus.
Perjumpaan di lorong itu menampilkan gerak-gerik dosen yang mencurigakan. Dosen tersebut menabrakan bahunya ke mahasiswi.Korban kemudian menegur, namun malah mendapatkan jawaban yang melecehkan.
"Bukan mahasiswa asal Jerman, tapi dia warga Indonesia yang kuliah di Jerman. Namun memang kedatangannya ke sini mewakili Jerman," kata Gumilar.
Satgas PPPK kini membuat layanan dan menerima laporan dari korban lainnya. Rektor Unsil juga mendatangi Kemendikbud untuk melaporkan kasus ini. Sejalannya dengan proses investigasi, Unsil juga menonaktifkan sementara dosen tersebut.
"Agar investigasi tenang, dosen tersebut dinonaktifkan sementara sambil menunggu proses investigasi," kata Wakil Rektor Bidang Umum dan SDM Unsil Tasikmalaya Gumilar Mulya, Rabu (8/2/2023).
"Jadi yang bersangkutan dinonaktifkan sampai masa investigasi selama 30 hari selesai. Kalau terbukti akan diberi sanksi sesuai aturan. Kalau tidak terbukti nama baiknya akan direhabilitasi," kata Gumilar menambahkan.
Unsil akan tegas memberikan sanksi. Jika terbukti, dosen tersebut bisa dipecat. "Bisa sampai dipecat, yang bersangkutan ini statusnya dosen PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja)," kata Gumilar.
Polisi Turun Tangan
Saat ini para korban sedang tertekan. Pihak Unsil sudah memberikan pendampingan dari psikolog untuk para korban."Ya memang posisi mahasiswi yang jadi korbannya bingung, serba salah. Mau lapor gimana, gak lapor gimana. Apalagi kalau bimbingan kan seorang diri, tidak ada saksi atau bukti," kata Gumilar.
"Mungkin secara psikologis ada dampak, sehingga kami berikan pendampingan psikolog kepada para korban, biayanya semua ditanggung oleh Unsil," sambung Gumilar.
Tak hanya pihak kampus, Unit PPA Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota juga turun tangan menangani kasus ini.
"Terkait informasi dugaan kasus pelecehan seksual yang terjadi di salah satu universitas di Tasikmalaya, tentunya kami dari Polres Tasikmalaya Kota melakukan penyelidikan atas peristiwa ini," kata Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Aszhari Kurniawan, Rabu (8/2) malam.
Kapolres meminta, agar korban dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum dosen tersebut agar segera melakukan laporan.
"Kami harapkan kerja sama dari para pihak terkait, dari pihak kampus agar berkoordinasi. Kemudian yang paling utama juga pihak korban untuk bisa membuat laporan ke Polres, untuk selanjutnya kita tindak lanjuti secara proses hukum," tambah Aszhari.
ABG Garut Ngaku Dihamili Jin
Warga Cibatu, Kabupaten Garut geger. Pasalnya tersiar kabar anak wanita berusia 13 tahun dihamili jin bahkan sampai melahirkan seorang anak.
Bukan tanpa sebab kabar itu membuat geger. Wanita yang diketahui masih duduk di bangku kelas 1 SMP itu bahkan sudah melahirkan seorang anak pada Desember 2022 silam. Hal itu sontak membuat warga kaget bukan main.
"Awalnya kami heran, kenapa anak ini bisa hamil. Kemudian kami melakukan penelusuran" kata Kepala Desa setempat Solahul Gina, Kamis (9/2).
Gina menjelaskan, kasus itu terungkap saat sang anak melahirkan dibantu bidan di desanya. Pihaknya kemudian melakukan penelusuran. Menurut keterangan keluarga, sang gadis dihamili jin.
"Ibunya mengaku bahwa anaknya bilang dia dihamili jin. Kami yang menerima laporan lantas tidak percaya begitu saja," katanya.
Gina kemudian mengantar paman korban membuat laporan polisi terkait itu. Usai membuat laporan, kehamilan anak tersebut diselidiki polisi.
Kapolres Garut AKBP Rio Wahyu Anggoro mengatakan usai dilakukan pendalaman, ternyata sang anak bukan dihamili jin. Biang keroknya adalah AAS (45) yang merupakan ayah tiri korban.
"Berdasarkan hasil pendalaman, ternyata pelaku yang menghamili korban adalah ayah tirinya sendiri. Jadi sang ibu, menikah dengan pelaku. Mereka tinggal bertiga di satu rumah tersebut," kata Rio kepada wartawan di Polres Garut.
Rio menjelaskan, pihaknya melakukan penyelidikan dan langsung menangkap AAS di rumahnya usai pelaporan yang dilakukan keluarga. Saat ini AAS sudah ditahan di Mako Polres Garut.
"Pelaku sudah kami tetapkan sebagai tersangka dan ditahan. Yang bersangkutan sudah mengakui perbuatannya," pungkas Rio.
Sedangkan sang ayah tiri, AAS (45) diketahui baru menikah dengan ibu korban beberapa tahun lalu.
Pengacara AAS, Soni Sonjaya mengatakan, kliennya itu mengaku mencabuli korban sebanyak 15 kali. Aksi pencabulan dilakukan saat sang istri sedang beraktivitas.
"Jadi korban ini sering bercanda dengan pelaku. Jadi ketika ada aksi pencabulan yang dilakukan dan korbannya berteriak, sang ibu tidak menaruh curiga karena memang suka bercanda," kata Soni kepada detikJabar, Jumat (10/2/2023).
Soni mengatakan, usai aksi bejatnya terbongkar, AAS kemudian mencoba membuat alibi. Ketika diinterogasi sang istri yang mengetahui kehamilan anaknya, AAS mengelak.
"Pengakuannya kepada istri, jadi yang menghamili korban itu jin. Karena dia tidak merasa, dan mengaku digerakkan oleh jin," ucap Soni.
Sang istri, kata Soni, lantas percaya dengan perkataan AAS. Kemudian, dia mengatakan hal tersebut, ketika ada pihak yang menanyakan kehamilan anaknya.
AAS sendiri kini sudah ditangkap polisi dan ditahan. Dia ditetapkan tersangka dan dijerat Undang-undang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman lebih dari 15 tahun.
Berkas perkara tersebut juga saat ini diketahui sudah diserahkan polisi ke kejaksaan. Kasusnya akan segera dibawa ke meja hijau.
"Kami sudah menggelar perkara dengan kejaksaan. Saat ini berkasnya sudah lengkap dan akan segera P21," ucap Kapolres Garut AKBP Rio Wahyu Anggoro kepada detikJabar, Jumat (10/2/2023).