Senyum Manis Politikus 'Penghias' Estetika Kota Bandung

Senyum Manis Politikus 'Penghias' Estetika Kota Bandung

Sudirman Wamad - detikJabar
Jumat, 10 Feb 2023 07:00 WIB
Bendera salah satu partai dan spanduk kampanye di perempatan lampu lalu lintas Jalan Gatot Subroto Bandung
Bendera salah satu partai dan spanduk kampanye di perempatan lampu lalu lintas Jalan Gatot Subroto Bandung (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar).
Bandung -

Tahun depan pesta demokrasi bekal berlangsung. dari Pilkada, Pileg hingga Pilpres bakal digelar. Wajah-wajah perkotaan hingga desa pun mulai meriah. Sebab, senyum penuh percaya diri para politikus menjamur di sudut-sudut kota hingga desa.

Di Kota Bandung, sangat mudah sekali menemukan baliho atau spanduk partai dan politikus yang bakal manggung di 2024. Wajahnya bersih, mungkin sudah mengalami proses pengeditan sebelum dicetak. Ada yang berjas, ada yang berbaju partai, ada pula yang bergaya.

Raut wajahnya penuh percaya diri. Spanduk dan baliho partai ini mudah ditemukan di perempatan, jalan-jalan yang ramai dilintasi pengendara atau, tempat strategis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebut saja di Jalan Ibrahim Adjie Bandung, bendera parpol berjejer. Berkibar disambar angin. Entah ada warga yang peduli atau tidak, namun bendera ini selalu muncul kala musim politik ataupun ada agenda parpol.

Sedangkan, di perempatan spanduk parpol dan politikus menjadi penghias indahnya Bandung. Kota yang dikenal dengan romantismenya. Spanduk politik ini mungkin saja ingin punya andil untuk memoles estetika Bandung. Tali spanduknya melintang kemana-mana, bahkan ada yang saling bertumpukan.

ADVERTISEMENT

Salah seorang warga Kecamatan Antapani Kota Bandung, Wahyu (33) mengaku sudah terbiasa dengan wajah politikus yang terpampang di spanduk dan baliho. Bahkan, ia hafal nama-nama politikus yang sering ia lihat. Wajah politikus yang di spanduk itu kerap memaksa matanya untuk memandang, entah lima detik atau 10 detik. Namun, Wahyu sejatinya risih.

"Ruang publik itu sejatinya bukan tempat untuk ajang eksistensi partai atau tokoh politik ya. Di Perda kan ada aturannya yang boleh dipasang di mana saja, yang tidak di mana saja," kata pria lajang asal Antapani itu saat berbincang dengan detikJabar, Kamis (9/2/2023).

"Spanduk-spanduk yang tidak resmi, asal pasang di perempatan lampu merah, talinya ke mana-mana, itu kan menganggu ya. Apakah tidak ada modal pasang baliho yang resmi," kata Wahyu menambahkan.

Wahyu menilai wajah politikus yang mejeng di spanduk itu tak punya korelasi untuk menciptakan estetika kota. "Nggak guna juga sih. Orang lebih lihat jalan ketimbang muka mereka, ya terganggu lah. Tidak membuat indah," tutur Wahyu.

Wahyu mengaku harusnya politikus bisa lebih kreatif. Spanduk atau baliho yang dipasang bisa menarik perhatian pengendara. "Syukur-syukur ada nilai edukasi atau kreativitasnya," katanya.

Senada juga disampaikan Yuyun, perempuan asal Rancasari Kota Bandung. Spanduk politik dan parpol yang asal dipasang hanya merusak citra kota. "Nggak jelas, zaman digital masih kayak gitu saja," kata Yuyun.

Yuyun berharap politikus harusnya bisa memberi contoh yang baik sebagai tokoh. Sebab, tak jarang bendera partai atau spanduk yang dipasang dengan memaku pohon, atau melintang di perempatan jalan dan lainnya.

"Kan itu merusak pemandangan, polusi visual ya. Kalau nggak itu juga merusak lingkungan, masih ada kok yang kayak gitu. Kasih contohlah yang baik, yang kreatif kalau bisa," ucap Yuyun.

(sud/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads