Angin kencang menerjang sejumlah wilayah, termasuk Kabupaten Cianjur, Sabtu (4/1/2023). Akibatnya sebuah rumah dan tenda pengungsian rusak, menyebabkan tiga orang luka-luka.
Informasi yang dihimpun detikJabar, angin kencang terjadi pada Sabtu pagi sekitar pukul 07.00 WIB. Namun hembusan angin kencang disusul dengan hujan masih terjadi hingga Sabtu siang.
Ilham Saprudin (24), warga Kampung Tunggilos Wetan Desa Ciputri, mengatakan angin kencang menyebabkan satu rumah yang sebelumnya rusak akibat gempa ambruk, mengakibatkan tiga orang luka-luka. Menurutnya, saat kejadian korban sedang kembali ke rumahnya. Tiba-tiba terjadi angin kencang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk dua korban sedang ada di dalam rumah. Saat angin kencang mau keluar lewat pintu susah, kemudian lewat jendela ternyata kacanya pecah dan pecahannya mengenai tangan hingga kaki," ujar Ilham.
Sementara itu, satu korban lainnya tengah berada di lantai 2 rumah untuk memperbaiki kabel. Namun angin kencang membuat lantai 2 rumahnya ambruk, sehingga korban terperosok.
"Memang kondisi awalnya sudah rusak akibat gempa. Tapi karena angin kencang, jadi ambruk. Korban terperosok, sehingga mengalami luka-luka di kaki," ucap Ilham.
Plt Kepala BPBD Kabupaten Cianjur Dindin Awaludin, mengatakan angin kencang juga mengakibatkan tenda pengungsian rusak, seperti di Desa Mangunkerta dan Ciputri.
"Iya ada yang rusak. Tapi untuk jumlahnya masih didata. Yang jelas sekarang ada dua yang sedang diperbaiki," kata Dindin.
Selain itu, sebuah pohon setinggil 15 meter di Jalan Siliwangi tumbang diterjang angin kencang. Akibatnya jalan protokol tidak bisa dilalui kendaraan.
"Sudah ditangani, tinggal pembersihan ranting oleh dinas terkait. Tadi tim gabungan langsung diterjunkan untuk memotong batang pohon yang besar tersebut," kata dia.
Bupati Cianjur Herman Suherman, meminta masyarakat tetap waspada, mengingat angin kencang berpotensi terjadi selama beberapa hari ke depan.
"Tetap waspada. Kami juga dari Pemda sedang menyisir pohon yang lapuk. Saya minta agar dipangkas agar tidak membahayakan," tutur Herman.
(dir/dir)