Badan Geologi mencatat 1.085 gerakan tanah di Indonesia sepanjang 2022. Di Jabar, kejadian gerakan tanah ini mencapai 250 kali.
Menurut data Badan Geologi, dari 11.085 kejadian gerakan tanah itu menyebabkan 208 meninggal dunia, 2.030 orang mengungsi, dan 2.043 rumah rusak. Gempa Cianjur termasuk dalam kejadian tersebut.
Badan Geologi juga mencatat 75 persen sebaran gerakan tanah berada di Pulau Jawa. Pada 2022, paling banyak di Jateng yakni 401 kejadian, kemudian Jabar 250 kejadian, dan Jatim 120 kejadian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Badan Geologi memetakan lima lokasi gerakan tanah yang menewaskan banyak korban, yakni Jabar, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sumatera Barat, dan Jateng. Korban karena gempa Cianjur juga tercatat sebagai akibat tanah bergerak.
"Kalau untuk peta di Jabar ini yang sering terjadi di Cianjur dan Bogor. Pada 2020 juga di banyak longsor. Ada relokasi juga di Bogor bagian barat," kata Kepala PVMBG Badan Geologi Hendra Gunawan, Jumat (3/2/2023).
Sementara itu, untuk wilayah Cirebon Raya, wilayah yang sering terjadi gerakan tanah adalah di Majalengka dan Kuningan. Lebih lanjut, Hendra mengatakan saat ini pihaknya masih belum menggunakan peta zona kerentanan tanah tanah yang lebih kecil atau detail.
Baca juga: 5 Fakta Gempa M 4,3 Guncang Kabupaten Garut |
"Untuk peta zona yang lebih detail ini kita akan bahas. Selama ini kita juga melakukan kajian atas permintaan pemerintah daerah, dan ini banyak," kata Hendra.
Kajian peta zona kerentanan tanah bergerak tersebut bagian dari upaya mitigasi bencana. Pemberian rekomendasi kepada pemda setempat juga dilakukan untuk mengurangi dampak korban di daerah bencana.
(sud/orb)