Warga Citaman Resah Tol Japek 'Usik' Makam Leluhur Mereka

Kabupaten Karawang

Warga Citaman Resah Tol Japek 'Usik' Makam Leluhur Mereka

Irvan Maulana - detikJabar
Rabu, 01 Feb 2023 18:45 WIB
Makam leluhur Otih hendak dihancurkan terimbas proyek Tol Japek II Selatan
Makam leluhur Otih hendak dihancurkan terimbas proyek Tol Japek II Selatan (Foto: Irvan Maulana/detikJabar)
Karawang -

Permasalahan eksekusi di lahan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) II Selatan masih kompleks, banyaknya warga yang tak terima dieksekusi bukan sekedar karena hunian mereka.

Banyaknya makam leluhur para korban eksekusi, juga menyebabkan warga enggan pindah dari lahan mereka yang telah dieksekusi.

Salah satunya menimpa keluarga Otih (48) warga Kampung Citaman, Desa Tamansari, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang. Sejak dieksekusi pada Senin (30/1/2023) lalu, ia belum bersedia pindah karena ada makam leluhurnya di tanah yang ia tempati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di sini ada makam leluhur saya, gak tega saya pindah. Kami tinggal di sini sudah puluhan tahun," ujar Otih saat ditemui tengah membersihkan pemakaman keluarganya, Rabu (1/2/2023).

Ia mengatakan, kebrutalan excavator telah meratakan rumahnya pada hari Senin kemarin. Namun ia berteriak memberontak saat roda baja excavator hendak melindas pemakaman milik keluarganya.

ADVERTISEMENT

"Saya nangis, tak terima melihat makam leluhur saya digilas, diratakan. Alhamdulillah saya masih diberi kesempatan untuk memindahkan sendiri makam leluhur saya," kata dia.

Terdapat sedikitnya delapan makam leluhur Otih di belakang rumahnya yang kini sudah dilingkari garis polisi. Otih mengaku pihak Jasa Marga akan memberikan ganti rugi sebesar Rp2,8 juta permakam untuk biaya pemindahan.

"Disini ada 8 makam, kakek saya, orang tua saya, termasuk adik dan kakak saya yang mendahului kami. Mereka (Jasa Marga) bilang bersedia mengganti biaya pemindahan Rp2,8 juta permakam. Tapi saya gak tega," imbuhnya.

Makam leluhur Otih hendak dihancurkan terimbas proyek Tol Japek II SelatanMakam leluhur Otih hendak dihancurkan terimbas proyek Tol Japek II Selatan Foto: Irvan Maulana/detikJabar

Diantara makam tersebut, sudah ada yang berusia mencapai 40 tahun. Karena kakeknya yang dulu juga mendiami rumah Otih, telah meninggal sejak lama, hal itu juga memperberat Otih untuk pindah dari tanah leluhurnya tersebut.

"Bukan soal harga atau apapun. Biaya pemindahan makan ini cuma Rp2,8 juta. Permasalahannya kami mau pindahkan kemana makam ini? Ini tanah leluhur kami," ucapnya.

Hal senada dikatakan Helmy (23) putra sulung Otih, ia mengaku kerap mengunjungi makam leuhurnya tersebut setiap Jumat. Jika nanti harus dipindah, ia keberatan karena akan menyulitkan baginya untuk berziarah ke makam leluhurnya.

"Ini makam kakek buyut saya, setiap Bada Jumat, saya sering ziarah ke sini. Lebaran (Idul Fitri) saudara yang jauh-jauh juga kumpul semua di sini, kenapa sekarang kami diusir dari sini," kata Helmy.

Ia juga tak habis pikir makam leluhurnya yang sudah damai menghuni kuburan di belakang rumahnya juga akan diusik oleh proyek jalan tol.

"Kakek nenek buyut saya ini gak tahu apa-apa mereka sudah hidup damai. Sekarang malah mau diusik, kenapa setega ini kepada keluarga kami," ucapnya sembari membersihkan nisan makam leluhurnya.

Ia berharap agar proyek pembangunan Tol Japek II Selatan bisa bergeser agar tak mengganggu lahan pemakaman keluarga serta dapur rumahnya.

"Yang kena ini lahan makam sama dapur rumah, kenapa sih gak digeser aja, jangan di sini," pungkasnya.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads