Kabupaten Indramayu menjadi wilayah tertinggi penyumbang pekerja migran Indonesia (PMI) di Jawa Barat. Ada 6 ribu PMI asal Indramayu yang bekerja di luar negeri setiap tahunnya.
"Indramayu hampir 6.000 per tahun. Ranking pertama, kabupaten paling besar menempatkan pekerja migran," kata Kepala UPT Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Wilayah Jabar Kombes Pol Erwin Rachmat di Kantor BP2MI Jalan Soekarno-Hatta, Senin (30/1/2023).
Tak ayal, banyak permasalahan yang muncul, dari mulai PMI ilegal hingga terjadi praktik pencaloan pemberangkatan TKI ke luar negeri, salah satunya pencaloan di media sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi beberapa faktor tentunya yang pertama, kurangnya informasi yang diterima oleh masyarakat. Kedua, calo ini modusnya mengiming-imingi lewat akun Facebook, mereka menyampaikan informasi lewat media sosial. Sehingga, begitu mudahnya masyarakat mengakses media sosial dan akhirnya terjebak di situ," ungkapnya.
Erwin juga menyebut, banyak masyarakat juga yang teriming-imingi gaji tinggi. "Dengan janji gaji tinggi lalu prosesnya cepat dan keluarga yang akan ditinggali itu diberikan uang tip oleh si calo itu. Ini juga tugas kita bersama pemda nantinya akan terus disosialisasikan," tambahnya.
Tahun 2023 ini, target BP2MI Jabar akan terus lakukan sosialisasi di daerah-daerah kantong kantong PMI dan kantong yang banyak mengirim pekerja ilegal.
Ingin Ibadah Umroh-Haji Gratis
Menurut Erwin, negara-negara di timur tengah masih menjadi tujuan utama bagi para PMI asal Jawa Barat. Mengapa timur tengah yang dipilih, tak jarang PMI yang berangkat ke negara tujuan tersebut ingin beribadah haji gratis.
"Kita tanya mereka bisa umrah, bisa haji gratis, itu saja. Jadi ya ini yang harus kita ubah mindset itu, jadi mereka pinginnya umrah gratis, haji gratis. Padahal begitu sampai di sana, belum tentu ditempatkan di Mekah, di Arab Saudi, bahkan mereka dikirimnya ke Iraq atau Dubai," jelasnya.
Erwin menuturkan, banyak masyarakat yang ingin bekerja di luar negeri, salah satunya di Indramayu karena faktor ekonomi. "Faktor ekonomi, mereka ingin sejahtera, ingin punya mimpi bisa memperbaiki kehidupan," tuturnya.
Erwin menuturkan, untuk berangkat ke luar negeri memang mudah, asal kemampuannya harus mempuni. Bahkan lowongan yang tersedia dari mulai, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi.
"Persyaratannya tidak susah sih, berangkat ke luar negeri yang penting dia memenuhi persyaratan, sehat, melalui medical check up, ada pelatihan juga, menguasai bahasa negara penempatan, punya skill lah, lalu dapat izin dari suami kalau istrinya berangkat, atau anaknya berangkat dari orang tua," jelasnya.
Erwin mengimbau kepada warga Jabar yang ingin berangkat bekerja ke luar negeri, dapat mengakses web resmi BP2MI agar terhindar dari praktik pencaloan.
Ratusan PMI Bermasalah Dipulangkan ke Jabar
Selama tahun 2022, ratusan PMI asal Jawa Barat berhasil dipulangkan oleh BP2MI Jabar karena bermasalah.
"Kami sudah memulangkan 273 PMI. Dia ada masalah, PMI terkendala, yang bisa kita fasilitasi, paling banyak Indramayu 54 orang, Kabupaten Cianjur 24 orang, Kabupaten Cirebon 22 orang, Kabupaten Bandung 14 orang dan Kabupaten Karawang, Sukabumi, serta Subang 14 orang.
Selain memulangkan PMI bermasalah dalam kondisi hidup, BP2MI juga memulangkan PMI yang meninggal karena sakit.
"Jenazah ada 106, ini jadi perhatian kita, baik pusat atau pemerintah daerah, banyak sekapi warga Jabar berangkat ke luar negeri pulang meninggal dunia," pungkasnya.
(wip/yum)