Pembangunan sejumlah fasilitas layanan kesehatan di Kota Tasikmalaya terhambat akibat masalah anggaran. Setidaknya ada tiga proyek pembangunan fasilitas penunjang layanan kesehatan yang saat ini tersendat.
Pertama adalah pembangunan gedung poliklinik di RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya. Pembangunan gedung ini belum selesai akibat tersendatnya kucuran anggaran dari Pemprov Jawa Barat. Saat ini pembangunan gedung poliklinik dua lantai itu baru sampai pada tahap pembangunan rangka beton. Selama tahun 2022, dibiarkan tanpa progres.
"Tahun ini dilanjutkan kembali, kami mendapatkan anggaran dari Pemkot Tasikmalaya sekitar Rp 4 miliar," kata Dewan Pengawas RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya Undang Sudrajat, Rabu (25/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan awalnya pihak RSUD dr Soekardjo mengajukan Rp 6,8 miliar, namun akhirnya diberi Rp 4 miliar.
"Kami pikir dengan Rp 6,8 miliar bisa menuntaskan pembangunan untuk lantai 1, tapi tiba-tiba turun jadi Rp 4 miliar. Ya sudah kita upayakan dengan Rp 4 miliar bisa membangun ruang layanan rawat jalan. Fokus di bangunan dulu," kata Undang.
Dia berharap sisa kekurangan anggaran untuk listrik dan sarana penunjang lainnya bisa ditambah di anggaran perubahan 2023. "Harapannya di awal 2024 gedung poliklinik ini bisa beroperasi. Karena selama ini pelayanan poliklinik dilakukan di ruang-ruang darurat," kata Undang.
Yang kedua adalah pembangunan RSUD Purbaratu. Pembangunan rumah sakit tipe D itu terhenti, bahkan di tahun 2023 ini Pemkot Tasikmalaya tidak mengalokasikan anggaran untuk melanjutkan pembangunan.
Pembangunan yang dimulai sejak tahun 2016 silam ini, belum seluruhnya selesai. Namun saat pandemi COVID-19, bangunan setengah jadi ini sempat dimanfaatkan untuk ruang isolasi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat mengakui bahwa di tahun ini tidak ada anggaran untuk menuntaskan pembangunan rumah sakit tersebut. "Tapi bukan berarti mangkrak atau tanpa progres. Pembangunan rumah sakit itu tidak hanya pembangunan fisik semata. Saat ini kami sedang menyusun organisasinya termasuk persiapan perencanaan pembangunannya," kata Uus.
Yang ketiga adalah pembangunan RSU Dewi Sartika di Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Pembangunan rumah sakit di wilayah selatan Kota Tasikmalaya ini juga tersendat dalam beberapa tahun terakhir.
Tapi di tahun 2023 ini, Uus mengatakan Pemkot Tasikmalaya telah mengalokasikan anggaran sekitar Rp 4 miliar untuk melanjutkan pembangunan.
"Kalau RS Dewi Sartika Kawalu tahun ini akan dilanjutkan. Ada alokasi anggaran sekitar Rp 4 atau 5 miliar, persisnya saya lupa. Tapi yang jelas, tahun ini ada pembangunan," kata Uus.
Dia bahkan optimistis rumah sakit tipe D itu sudah bisa beroperasi di tahun 2024 mendatang. "Ya target kita tahun 2024 bisa beroperasi," kata Uus.
Baca juga: Sesal Ahal Nikahkan Anaknya dengan Wowon |
Lebih lanjut Uus mengatakan pembangunan 2 rumah sakit baru itu memang dilakukan secara bertahap. Keterbatasan anggaran menjadi salah satu kendala yang dihadapi.
"Ya bertahap, lagi pula pembangunan rumah sakit itu tidak hanya soal bangunan. Ada faktor-faktor lain, misalnya ketersediaan alat kesehatan dan sumber daya manusia," kata Uus.
Meski demikian Uus mengatakan Pemkot Tasikmalaya berupaya maksimal untuk menyediakan fasilitas layanan kesehatan yang mudah, murah dan dekat bagi masyarakat.
(mso/mso)