Ambisi Ilmuan Hidupkan Lagi Hewan Punah Lewat Teknologi Kloning

Kabar Internasional

Ambisi Ilmuan Hidupkan Lagi Hewan Punah Lewat Teknologi Kloning

Tim detikInet - detikJabar
Minggu, 22 Jan 2023 03:01 WIB
Ilmuwan akan coba bangkitkan harimau Tasmania dari kepunahan
Harimau Tasmania (Foto: BBC World).
Jakarta -

Harimau Tasmania pernah hidup jutaan tahun lalu di seluruh Australia. Hewan seukuran anjing hutan yang memiliki garu-garis pada tubuhnya itu akhirnya punah karena pembantaian penjajah Eropa.

Dilansir dari detikInet, Harimau Tasmania masih bisa dijumpai hingga tahun 1920-an. Kemudian hewan malang itu dibantai penjajah Eropa yang menganggapnya sebagai ancaman terhadap ternak.

"Itu adalah kepunahan yang didorong oleh manusia. Pemukim Eropa datang ke Australia dan secara brutal memusnahkan hewan ini," kata Andrew Pask, seorang ahli genetika di University of Melbourne, dikutip dari BBC, Sabtu (21/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pask memimpin tim ilmuwan yang berkolaborasi dengan perusahaan bioteknologi Colossal Biosciences, bertujuan untuk menciptakan kembali makhluk mirip serigala itu dan menghadirkan mereka kembali dari kepunahan.

Berkat kemajuan genetika baru-baru ini, yaitu munculnya teknologi pengeditan gen Crispr-Cas9, harimau Tasmania bukan satu-satunya spesies punah yang dapat segera kita lihat lagi.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, pengeditan gen tidak cukup canggih untuk dapat mengubah semua urutan yang berbeda menjadi DNA harimau Tasmania sekaligus. Dengan jutaan pengeditan yang diperlukan, diasumsikan bahwa para peneliti perlu memprioritaskan sekuens DNA yang paling penting, menghasilkan genom hewan yang tidak persis sama dengan genom yang telah punah. Pask percaya ini tidak lagi diperlukan.

"Semua teknologi itu sudah ada, tapi belum ada yang melakukannya dalam skala ini sebelumnya karena teknologi pengeditan DNA tidak cukup baik atau cukup cepat. Tapi sekarang kita memiliki teknologi itu, dan kita memiliki investasi yang signifikan untuk mencoba dan membuat ini berhasil," sebut Pask.

Bukan hanya harimau Tasmania yang dibangkitkan lagi dari kepunahan dengan cara ini. Potongan-potongan DNA woolly mammoth atau gajah purba yang diawetkan yang ditemukan membeku di tundra Arktik, menunjukkan bahwa mamalia besar ini dapat 'bangkit dari kubur'. Untuk diketahui, sebagian besar mammoth berbulu telah mati kira-kira 10.000 tahun yang lalu.

Para ilmuwan di laboratorium Colossal Biosciences yang didirikan bersama oleh para peneliti dari University of Harvard, menggunakan Crispr untuk menyambung potongan-potongan DNA mammoth ke dalam genom gajah Asia, kerabat terdekat mammoth yang masih hidup.

Hibrida yang dihasilkan, yang dikenal sebagai "mammophant", akan disesuaikan dengan tundra Siberia yang dingin, dan dapat membantu mengisi kekosongan ekologis yang ditinggalkan oleh mammoth ketika mereka punah. Namun, memang masih ada keterbatasan teknologi dan kendala yang masih perlu diatasi.

"Banyak atribut yang kita miliki sebagai hewan hidup membutuhkan beberapa salinan gen yang berbeda, tetapi tidak mudah untuk mengetahui dari genom yang direkonstruksi berapa banyak yang dibutuhkan," kata Michael Archer, ahli paleontologi di University of New South Wales di Sydney, Australia.

"Kami tetap berharap bahwa satu salinan akan cukup untuk mengaktifkan fitur yang dicari, tetapi ada komponen lain untuk proyek-proyek ini," ujarnya.

Artikel ini sudah tayang di detikInet, baca selengkapnya di sini.

(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads