Jabar Sepekan: Model Amalia Tambunan Jadi Korban Begal Pantat

Jabar Sepekan: Model Amalia Tambunan Jadi Korban Begal Pantat

Tim detikJabar - detikJabar
Minggu, 15 Jan 2023 21:00 WIB
Pelecehan Seksual
Ilustrasi pelecehan (Foto: iStock)
Bandung -

Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) sepanjang pekan ini. Mulai dari nilai anggaran konten Masjid Al Jabbar yang mencapai Rp 15 M, darurat chiki ngebul (chikbul) hingga model yang jadi korban begal pantat.

Berikut rangkuman Jabar pekan ini:

1. Pencuri 12 Ton Buku Sekolah di Indramayu Ditangkap

Polisi menangkap para pelaku pencurian buku sekolah di puluhan SD di Indramayu. Komplotan ini berjumlah 3 orang, yakni CR (49), AS (37) dan WR (25). CR merupakan pelaku utama, sedangkan AS dan WR adalah penadah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kapolres Indramayu AKBP M Fahri Siregar mengatakan, pelaku ditangkap setelah pihaknya mendapat laporan Disdikbud Indramayu dimana ada 37 sekolah dasar (SD) yang kehilangan buku pelajaran.

Mendapati laporan itu, Satreskrim Polres Indramayu lantas bergerak melakukan penyelidikan. Hasil penyelidikan mengungkap sosok CR di balik aksi pencurian itu.

ADVERTISEMENT

"C-R ditangkap pada hari Minggu ketika mengendarai mobil pickup yang disewa pelaku di sekitar Kecamatan Bongas, Kabupaten Indramayu," kata Fahri di Mapolres Indramayu, Selasa (10/1/2023).

Pelaku yang merupakan warga Desa Ranjeng, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu ini beraksi seorang diri. Dia mendatangi sekolah-sekolah dan merusak pintu ruangan dengan menggunakan kunci roda.

Pelaku kemudian mengangkut buku pelajaran yang ada di sekolah ke dalam mobil pickup yang ia sewa. Selain buku pelajaran, dia juga mengambil 17 unit tablet dan 9 unit handphone.

Akibat aksi pelaku, sejumlah sekolah mengalami kerugian hingga jutaan rupiah. "Dari total 37 Sekolah, 30 SD diantaranya mengalami kerugian total mencapai Rp 846.692.000 rupiah," kata Fahri.

Dijelaskan Fahri, C-R menjual buku curian itu kepada AS dengan harga sebesar Rp. 2.500 rupiah per kilogram yang ada di Kecamatan Patrol Indramayu. Kemudian, AS menjual lagi buku pelajaran itu ke penadah WR di Cirebon dengan harga Rp. 4.500 rupiah per kilogram.

Akibat aksinya, pelaku CR dijerat pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan dengan ancaman penjara 7 tahun. Sementara kedua pelaku penadah, AS dan WR diancam pasal 480 dan 481 KUHP dengan hukuman maksimal 7 tahun penjara.

2. Konten Rp 15 M Masjid Al Jabbar

Baru diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, Masjid Al Jabbar di Gedebage, Kota Bandung terus menjadi sorotan. Selain sengkarut masalah soal sampah dan kemacetan, nilai anggaran pembuatan konten Masjid Al Jabbar juga disorot.

Sorotan disampaikan kelompok diskusi yang bernama Beyond Anti Corruption (BAC). Kelompok ini menemukan kejanggalan atas proyek dengan nama 'Pembuatan Konten Masjid Raya Provinsi Jawa Barat' senilai Rp 20 miliar.

Belakangan setelah tender dilelang dan dilaksanakan, harga proyek yang disepakati adalah Rp 15.059.969.400 atau Rp 15 miliar.

Dalam keterangannya, Koordinator BAC Dedi Haryadi menyatakan ada masalah dalam proyek terakhir yang dikucurkan Pemprov Jabar tersebut. Tak hanya soal angkanya yang ia soroti, namun juga proses tender proyeknya yang menurut kelompok diskusinya bermasalah.

"Penelusuran BAC menemukan jika proyek pengadaan konten mengalami kegagalan selama dua kali akibat tidak adanya peserta lelang yang dianggap layak. Sehingga pada akhirnya dilakukan penunjukkan langsung," kata Dedi, Senin (9/1/2023).

Dalam penelusuran detikJabar, tender yang dilelang pada 14 Juni 2022 dan telah selesai dilaksanakan ini diperuntukan bagi perusahaan dengan kualifikasi seperti aktivitas desain komunikasi visual atau desain grafis, aktivitas desain khusus film, video, program tv, animasi hingga komik.

Selain itu, ada juga aktivitas produksi film, video, dan program televisi oleh pemerintah, aktivitas pascaproduksi film, video, dan program televisi oleh pemerintah, hingga aktivitas produksi film, video dan program televisi oleh swasta.

BAC lantas menduga kegagalan ini sebagai bentuk scenario untuk memuluskan tender dilaksanakan secara penunjukan langsung. Padahal menurut Dedi, berdasarkan Perpres 16/2018 tentang Pengadaan Barang dan Jasa, penunjukan langsung hanya bisa dilakukan dengan plafon anggaran proyek maksimal senilai Rp 200 juta.

"Bisa jadi kegagalan lelang ini sudah diskenariokan agar bisa menjadi proyek yang pemenangnya ditunjuk langsung," ungkapnya.

Indikasi kedua dari adanya KKN dalam proyek pengadaan ini adalah dari sisi pemenang tender. Dari laman LPSE ditemukan jika pihak yang memenangkan tender ini adalah sebuah perusahaan bernama Sembilan Matahari.

Padahal kata Dedi, perusahaan ini dari hasil penelusurannya sudah dinyatakan gagal ketika mengikuti tender sebelumnya dengan alasan tidak lulus evaluasi penawaran. Penelusuran lebih lanjut oleh BAC menemukan jika pengurus dari perusahaan ini diduga memiliki hubungan dengan Gubernur Ridwan Kamil melalui Bandung Creative City Forum (BCCF).

"Kami menemukan jika CEO dari Sembilan Matahari adalah Ketua BCCF, suatu organisasi yang cukup lekat dengan sosok Ridwan Kamil. Temuan ini memperkuat adanya dugaan KKN dalam proyek pengadaan konten untuk Masjid Al Jabbar," tegas Dedi.

Ridwan Kamil pun merespon soal sorotan anggaran konten masjid yang di desainnya itu. Ridwan Kamil merasa dirugikan karena narasi 'konten' yang selama ini dipersepsikan bukan berupa konten untuk kebutuhan publikasi di media sosial.

"Ini perlu diketahui yah, itu tuh konten museum, bukan konten medsos. Pasti kan riuh, kami dirugikan karena tidak benar. Yang benar itu di bawah Masjid Al Jabbar ada museum, isinya digital semua, biayanya masuk ke situ," kata Ridwan Kamil, Kamis (12/1/2023).

"Jadi Bukan mau mempromosikan Masjid Al Jabbar, saya oge hapal atuh (saya juga tahu), murah ari (kalau) konten medsos mah," ucap pria yang akrab disapa Kang Emil ini menambahkan usai menghadiri acara di di Graha Tirta Siliwangi, Kota Bandung.

Mengenai sorotan nilai konten Masjid Al Jabbar yang mencapai Rp 15 miliar, Kang Emil memastikan ada aturan standar untuk penggunaan uang negara. Ia menegaskan, penggunaan anggaran negara sudah diatur sedemikian rupa termasuk untuk standar harga item yang dibutuhkan.

"Di dalam belanja negara ada standarnya, kalau orang privat belanja enggak ada batasnya, kalau di negara ada batasnya. Ini lantai misalnya enggak boleh mahal-mahal, karena ada panduannya belanja negara maksimalnya," tuturnya.

"Jadi kalau dibilang mahal tidak mahal, berapa jumlah konten si museum itu, jangan-jangan banyak. Jadi jangan wah angka miliar berarti mahal, dilihat dulu belanjanya untuk apa. Jadi jangan langsung menyimpulkan," ucap Kang Emil.

Kang Emil memastikan Pemprov Jawa Barat akan meminta maaf jika ada hal yang keliru dalam penggunaan anggaran negara. Namun jika sudah terlebih dahulu dipersepsikan salah oleh publik, Kang Emil merasa dirugikan atas hal itu.

"Kalau kami salah, pasti kami minta maaf, percaya. Kalau pemprov salah, keliru, pasti kami minta maaf. Tapi kalau kami tidak keliru dan dipersepsikan keliru, oleh kesimpulan awal tanpa tabayyun, kami dirugikan oleh persepsi ini," pungkasnya.

3. Rumah Makan Ampera Ludes Terbakar

Rumah Makan Ampera yang berada di Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Jawa Barat mengalami kebakaran pada Kamis (12/1/2023) siang. Seluruh bangunan rumah makan ini ludes dilalap si jago merah.

Kabid Operasi Pemadaman Diskar PB Kota Bandung Yusuf Hidayat mengatakan, material bangunan rumah makan ini mudah terbakar karena terbuat dari kayu.

"Pukul 12.55 terima laporan kebakaran Ampera. Langsung kita turun pos UPT wilayah timur, tapi cukup disayangkan sudah besar," katanya kepada wartawan, Kamis (12/1/2023).

Sekitar 11 mobil pemadam kebakaran diterjunkan ke lokasi kejadian untuk memadamkan api yang membakar habis bangunan rumah makan ini. "11 mobil," ucapnya.

"Kita mengerahkan bantuan dari selatan dan utara. 13.15 WIB api sudah bisa dipadamkan," ujarnya.

Hampir seluruh bangunan rumah makan ini terbuat dari kayu dan bambu. "Material mudah terbakar, Rumah Makan Ampera bahan baku kayu, kecepatan api dan angin memicu perjalanan api. Ini habis terbakar," kata Yusuf.

Kapolsek Rancasari Kompol Oesman Imam mengatakan, kejadian ini terjadi sekitar Pukul 12.30 WIB atau di waktu makan siang.

"Informasi ada yang lagi makan pas kejadian, tapi udah langsung dievakuasi (menyelamatkan diri)," kata Oesman kepada wartawan.

Oesman menyebut, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. "Untuk sementara nggak ada korban," ucapnya.

Ia menambahkan, pukul 12.30 WIB api membumbung tinggi. "Laporan saya mengetahui sekitar jam setengah satu, api sudah dalam keadaan tinggi besar," sebutnya.

Untuk dugaan penyebab kebakaran ini belum diketahui dan masih dalam penyelidikan. "Inafis akan lakukan olah TKP setelah api benar-benar padam," katanya.

4. Jabar Darurat Chikbul

Dinas Kesehatan Jawa Barat resmi menetapkan status darurat medis atas kasus 'chiki ngebul' atau 'chikbul' setelah 28 anak dilaporkan mengalami keracunan akibat mengkonsumsi jajanan yang mengandung nitrogen cair dan sedang digandrungi anak-anak tersebut.

Ketua Tim Kerja Surveilans dan Imunisasi Dinkes Jabar Dewi Ambarwati mengatakan, pihaknya telah menerima surat dari Kementerian Kesehatan mengenai kasus chikbul. Kini, status di Jabar ditetapkan menjadi darurat medis akibat kasus chikbul itu.

"Pada tanggal 3 Januari 2023 kemarin, kami mendapat surat rujukan dari Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes yang menyatakan agar kasus ini menjadi situasi kedaruratan medis," kata Dewi saat dihubungi wartawan, Rabu (11/1/2023).

Dewi menyatakan, status akibat chikbul di Jabar tidak masuk kategori kejadian luar biasa (KLB). Pasalnya, tahapan untuk menetapkan status KLB memiliki banyak tahapan seperti adanya peningkatan kasus hingga potensi menjadi wabah.

Sedangkan di Jabar, kasus keracunan akibat chikbul hanya mencapai 28 kasus. Sebarannya pun berada di Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Bekasi, dan belum menyebar ke daerah lain di Jawa Barat.

"Jadi ini masuk dalam kedaruratan medis. Tapi tetap diperhatikan di lapangan untuk memantau kasus serupa terulang di daerah lain. Sementara ini, untuk dua kabupaten dan kota sendiri sudah aman," ungkapnya.

Dewi juga menyatakan, penetapan status kedaruratan medis akan meningkatkan kewaspadaan pada semua rumah sakit di Jawa Barat. Nantinya, semua RS diharuskan berkoordinasi dengan Dinkes jika mendapatkan laporan kasus keracunan akibat chikbul.

"Semua rumah sakit di Jabar ada kasus yang berhubungan dengan konsumsi chiki ngebul dengan mual, muntah, dan berdampak pada lambung mohon dilaporkan," pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, 28 anak yang keracunan chikbul itu berasal dari Kabupaten Tasikmalaya dengan 24 anak dan Kota Bekasi 4 anak. Tujuh anak di Tasikmalaya sempat bergejala saat mengkonsumsi chikbul, sementara satu anak di Bekasi harus dioperasi karena mengalami kebocoran usus.

Sementara Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum melarang penjualan chikbul di wilayahnya. Bahkan dia meminta pedagang chikbul agar ditegur untuk tidak berjualan.

"Saya minta di Jabar untuk tidak lagi berjualan chiki ngebul. Karena ini berbahaya. Kalau ada yang dagang chikbul, mohon ditegur. Dilarang berdagang, karena membahayakan kesehatan. Biasanya itu ada di pasar malam. Sore atau malam jualannya," kata Uu usai berkunjung ke SDN Ciawang, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (12/1/2023).

Sebagaimana diketahui 24 siswa di sekolah itu pada medio November 2022 lalu mengalami keracunan chikbul. Seorang di antaranya sempat dirawat di rumah sakit.

Selain itu Uu juga mengatakan dirinya sudah memberikan pemahaman dan pengertian kepada kepala sekolah dan guru untuk lebih aktif mengawasi pedagang. "Jadi jangan dibiarkan. Kalau mereka berdagang, harus ditanya makanannya apa, bahannya bagaimana," kata Uu.

5. Model Amalia Tambunan Jadi Korban Begal Pantat di Bandung

Nasib tak mengenakkan menimpa seorang model sekaligus pembawa acara, Amalia Ainun Yusuf Tambunan (24). Ia menjadi korban begal pantat di Bandung.

Wanita kelahiran Medan 1998 ini menjadi korban pelecehan seksual saat berkendara di Jalan Kebonjati. Saat itu Amalia baru saja syuting di lokasi kuliner terkenal. Peristiwa itu dialaminya pada Rabu (11/1/2023) malam ketika baru pulang dari keperluan syuting.

Amalia menceritakan detik-detik ketika dirinya menjadi korban begal pantat. Ia kala itu dijemput oleh kekasihnya menggunakan sepeda motor.

"Saya mau makan sebentar soalnya hari ini bakal sibuk sekali jadi gak akan sempat ketemu, akhirnya dijemput mau makan," kata Amalia menceritakan kronologi kejadian kepada detikJabar via sambungan telepon, Jumat (13/1/2023).

Di perjalanan, tepatnya di Jalan Kebonjati atau depan Rumah Sakit Santosa, ada motor mendekatinya. "Saya di kiri dan motor itu di sebelah kanan tiba-tiba meremas pantat saya," ucap Amalia.

Aksi pelecehan seksual itu berlangsung sangat cepat, Amalia bersama pacarnya langsung mengejar pelaku yang kabur ke arah Jalan Ir H Djuanda (Dago). "Otomatis saya kaget, pacar saya sempat melihat, tangannya cepat gitu terus langsung kabur dan di situ langsung kabur ke arah Dago," ujarnya.

Tidak sendiri, Amalia ditemani pengendara lainnya yang ada di belakangnya untuk sama-sama menangkap begal pantat itu. Tepat di kawasan Dago Atas, aksi kabur pelaku terhenti.

"Pelaku di depan saya masih bisa ngacungunin jari tengah, terus waktu belokan dekat ITB ditabrak sama motor pacar saya supaya berhenti mereka. Akhirnya jatuh, semua pada ngerubungin, akhirnya diamankannya di situ," ungkapnya.

Setelah ditangkap, pelaku dibawa ke kantor polisi. Lantaran tempat kejadian awal masuk wilayah Kecamatan Andir, pelaku dibawa ke Mapolsek Andir. Namun setelah sampai di kantor polisi, pelaku sempat tidak mengakui perbuatannya.

"Aku ngomong kalau aku punya bukti rekaman. Ada bukti minuman alkohol dan video penyerangan," ujar Amalia.

Pada waktu kejadian, pelaku tak membawa identitas diri. Hal itu membuat proses penyelidikan terhambat dan hingga akhirnya keluarga pelaku datang ke Polsek Andir.

"Sempat alot saat polisi minta tanda pengenal, sama sekali gak ada. Akhirnya setelah lama satu jam ngasih nomor istrinya dan satu lagi kerabatnya, sampai keluarganya datang minta maaf. Saya jujur sebenarnya enggak mau maafin, enggak mau damai sama sekali," tutur Amalia.

Amalia dengan berat hati harus memaafkan pelaku pelecehan seksual itu. Dia berada di Bandung untuk pekerjaan syuting pariwisata di Jawa Barat yang akan tayang di Indonesia dan Malaysia.

"Akhirnya dengan berat hati saya terima damainya asal mereka mau buat syarat-syarat yang saya tentukan, syaratnya tulisan dan lisan, surat permintaan maaf dan mereka lakukan itu kalau buat SKCK gak bisa lagi. Kedua, video yang saya mau, video memperlihatkan mereka membuat klarifikasi," tutur Amalia

Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Andir Kompol Tahir Muhiddin membenarkan adanya kejadian tersebut. Menurut dia, kasus ini sudah diselesaikan secara kekeluargaan.

Korban hanya meminta pelaku untuk meminta maaf atas perbuatannya. Kemudian, pelaku diminta agar tak mengulangi lagi perbuatannya dengan membubuhkan tanda tangan di atas meterai.

"Hanya meminta pelaku itu meminta maaf, jadi sudah selesai secara kekeluargaan," ucap Tahir kepada wartawan.

Halaman 2 dari 2
(bba/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads