Cerita Bocah Tasikmalaya yang Pernah Keracunan Chikbul

Cerita Bocah Tasikmalaya yang Pernah Keracunan Chikbul

Faizal Amiruddin - detikJabar
Senin, 09 Jan 2023 20:14 WIB
Ilustrasi Chikbul
Ilustrasi chikbul (Foto: Dok. Getty Images).
Tasikmalaya -

Dijumpai di rumahnya di Kampung Hergarmanah, Desa Ciawang, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya, IR (13) bocah yang sempat keracunan chiki ngebul (Chikbul) pada 15 November 2022 lalu, tampak sehat dan baik-baik saja.

Siswa kelas 6 SD Negeri Ciawang itu mengaku masih ingat, betapa makanan 'aneh' itu membuatnya harus menahan sakit hingga izin tak sekolah selama satu minggu.
"Saya belinya dua kali, rasanya enak. Manis, dingin dan ngebul," kata IR.

IR menjelaskan pedagang Chikbul itu baru saja datang ke sekolahnya. Sebelumnya tak pernah ada pedagang makanan itu. Sontak kehadirannya mencuri perhatian anak-anak, termasuk IR. "Harganya Rp 2 ribu, satu cup kecil. Saya beli satu dulu, enak. Jadi chiki itu dikasih susu, terus dikasih air (cairan nitrogen)," kata IR.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terpaut lidah oleh rasa Chikbul itu, IR kemudian beli lagi satu cup. Namun yang kedua itu di dasar cup terdapat cairan. Cairan yang diduga nitrogen cair tersebut, ditenggak oleh IR. "Rasanya manis seperti susu. Sama itu juga ngebul pas di mulut," kata IR.

Namun setelah IR menandaskan cup kedua dari Chikbul yang dibelinya. Dia mulai merasakan gejala keracunan.

ADVERTISEMENT

"Langsung puyeng, muter. Perut keras. Saya pegangan ke bangku. Saya malah ditertawakan teman, dikiranya bohongan. Pas muntah, baru teman-teman takut dan memberitahu Pak Guru. Ada darah sedikit," kata IR.

Wiwin (30), ibu kandung IR mengatakan dia panik bukan main, melihat kondisi anaknya.

"Itu perut kembungnya sampai mereketengteng (membesar dan disentuh keras). Muntah terus-terusan, wah panik sekali," kata Wiwin.

Selain memasrahkan penanganan anaknya kepada petugas medis, dia juga memberikan upaya dengan cara tradisional.

"Saya kasih dawegan (kelapa muda), bermacam-macam susu. Nah setelah berkali-kali muntah, dia mulai buang angin terus-terusan. Perutnya mulai kempes lagi. Mulai baikan," kata Wiwin.

Selang beberapa hari IR menunjukkan gejala diare. Kemudian Wiwin memeriksa anaknya ke dokter. "Nah setelah diare, dikasih obat. Istirahat beberapa hari. Nah tapi setelah itu anak saya jadi seperti punya penyakit maag," kata Wiwin.

Dia menyebutkan anaknya jadi sering mengeluh perut kembung jika malam hari. Selain itu dia menilai nafsu makannya jadi menurun. "Kalau kembungnya kambuh, paling saya usap pakai minyak gosok. Biasanya dia merasa baikan," kata Wiwin.

(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads