Momen libur sekolah yang relatif panjang biasanya dimanfaatkan para siswa untuk berlibur dengan pergi ke sejumlah tempat wisata atau bersantai di rumah. Namun, siswa di Purwakarta punya cara sendiri mengisi waktu libur sekolah.
Sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama Negri (SMPN) 2 Sukasari, Kabupaten Purwakarta ini memanfaatkan momen libur sekolah dengan pendidikan vokasional, salah satunya dengan membantu para orang tua, bekerja di kebun ataupun di sawah.
Sella Pitriani (14) salah satunya, ia membantu orang tuanya nandur (menanam) padi di sawah yang berada di kampung Cisaat, Desa Sukasari, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta. Siswi Kelas 9 di SMPN 2 Sukasari itu terlihat terampil menanam padi. Semua dilakukan secara otodidak karena sering melihat orang tuanya bekerja di sawah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Duloh, orang tua Sella menyebutkan, anaknya itu sering ikut ke sawah, memperhatikan orang membajak sawah dan menanam padi.
"Tidak pernah memintanya ikut nandur. Sejak kecil dia (Sella) sudah sering bantu saya di sawah, Kami tak pernah mengajarinya nandur, anaknya ikut tanam padi atas kemauan sendiri," ujar Duloh, Kamis (5/1/2023).
Sementara menurut Wakasek Kesiswaan SMPN 2 Sukasari, Mochamad Aripin mengatakan, kegiatan ini merupakan wujud penerapan kebijakan Pendidikan Karakter.
"Saat ini jarang menemukan anak-anak menanam padi. Biasanya anak-anak ikut ke sawah untuk bermain-main. Tapi di Kecamatan Sukasari masih banyak ditemui. Pasalnya, peran pemuda dalam sektor pertanian sangat diharapkan," ucap Ipin ditemui di terpisah.
Ipin menjelaskan mengisi libur akhir tahun, para siswa di SMPN 2 Sukasari diberikan tugas vokasional atau membantu orang tua.
"Mayoritas masyarakat kan petani jadi kebanyakan siswa membatu orang tuanya di sawah dan kebun," katanya.
Menurut kang Ipin, ada nilai filosofi yang bisa mereka petik dari pelajaran tandur ini. Yaitu mereka diajarkan pola hidup teratur, sabar dan fokus pada satu tujuan.
"Peradaban yang paling tua itu adalah pertanian. Sehingga, SMPN 2 Sukasari mengusung program bahwa pertanian sebagai profesi yang sudah mulai ditinggalkan agar peserta didik kami mencintai profesi itu," pungkas Ipin.
(dir/dir)