Beratnya Perjalanan Menandu Jenazah di 'Jalan Neraka' Cianjur

Beratnya Perjalanan Menandu Jenazah di 'Jalan Neraka' Cianjur

Ikbal Selamet - detikJabar
Kamis, 05 Jan 2023 14:34 WIB
Jenazah ditandu 16 kilometer di jalan  neraka Cianjur.
Warga menandu jenazah di 'jalan neraka' Cianjur. (Foto: Istimewa)
Cianjur -

Warga Kampung Cikurutug, Desa Mekarsari, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur terpaksa menandu jenazah salah seorang warga. Bahkan ada sekitar 30 orang yang bergantian menandu jenazah tersebut sejauh 16 kilometer.

Iwan Setiawan, warga Kampung Cikurutug, mengatakan jenazah yang dibawa warga bertubuh besar. Sehingga perlu banyak orang untuk menandunya.

Selain itu, medan yang dilalui juga tidaklah mudah. Warga harus berjalan menyusuri jalanan bebatuan yang terjal serta melintasi sungai berarus deras.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada sekitar 30 orang yang bergantian menandu jenazah tersebut dari jalan utama menuju kampung Cikurutug sejauh 16 kilometer," kata Iwan, Kamis (5/1/2023).

Iwan mengungkapkan jenazah tersebut ditandu menggnakan sebilah bambu dan dua lembar sarung. Ada dua orang yang menandu di bagian depan dan belakang bambu.

ADVERTISEMENT

Para penandu hanya mampu berjalan sejauh 100 meter, kemudian diganti penandu lainnya. Hal itu terus dilakukan hingga sampai tujuan.

"Jalanya ekstrem, dua orang penandu hanya sanggup menandu sejauh 100 meter. Kalau lebih dari itu berarti fisiknya memang kuat. Makanya butuh 6 jam untuk bisa sampai Kampung Cikurutug dari jalan utama, terakhir ambulans bisa melintas," jelas Iwan.

Dia mengatakan jenazah yang ditandu menyusuri jalan tersebut bukan yang pertama kali. Hampir setiap tahunnya ada saja warga meninggal dan sakit yang harus ditandu warga.

Rusaknya jalan serta tidak adanya akses jembatan membuat kendaraan tidak bisa sampai ke Kampung Cikurutug, bahkan ke Kantor Desa Mekarsari.

Kepala Desa Mekarsari Saleh Hermawan, mengatakan setiap harinya dia juga harus mengendarai ojek untuk bisa sampai ke kantor desa. Sebab mobil tidak bisa melintasi sungai tanpa jembatan saat musim hujan.

"Kalau musim kemarau juga tetap harus hati-hati, karena arus sungainya deras. Makanya yang viral di medsos itu memang benar terjadi, bahkan bukan kali ini saja, tetapi sudah sering. Yang sakit, melahirkan, dan yang meninggal ditandu," tutur Saleh.

Dia mengaku lebarnya sungai membuat pihaknya tidak bisa membuat jembatan dengan anggaran dana desa. Dia pun sudah mengusulkan pembangunan jembatan ke Pemkab Cianjur, namun belum ada realisasi.

"Sudah ada bantuan, tapi sebatas untuk fondasi, untuk jembatannya sampai sekarang belum ada kejelasan. Kami berharap segera ada perhatian dari pemerintah, kasian warga," pugkasnya.

(yum/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads