Bangunan tempat tinggal (kobong) dua lantai di Pondok Pesantren Riyadhul Syamsiah ludes terbakar pada Selasa (3/1/2023) malam. Akibatnya, para santri kehilangan pakaian, bekal hingga kitab kuning dan Al-Quran.
Pondok pesantren ini berlokasi di Kampung Cimanggu RT 03/01 Desa Titisan, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi. Akses jalan menuju pondok cukup sulit ditempuh karena kondisi jalan yang rusak dan penuh bebatuan.
Masih menggunakan peci dan sarung, para santri terlihat bergotong royong membersihkan puing-puing kebakaran. Tak jarang mereka menemukan potongan kitab dan uang tunai pecahan Rp 10 ribu hingga Rp 50 ribu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapolsek Sukalarang AKP Asep Jenal Abidin mengatakan, peristiwa kebakaran itu bersamaan saat para santri sedang melakukan pengajian malam. Kobong dalam kondisi kosong dan tak ada korban jiwa.
"Jadi kebakaran ponpes ini diketahui oleh salah satu santri, dimungkinkan diakibatkan dari konsleting listrik. (Saat kejadian) ada pengajian yang diadakan di pesantren, beda tempat ini hanya kobongnya saja. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa, semua selamat," kata Asep saat ditemui di lokasi, Rabu (4/1/2023).
Dia mengatakan, bangunan yang terbakar ini mencakup 18 kamar dan terbuat dari kayu. Sehingga api dengan cepat menghanguskan seluruh bangunan beserta isinya. Pihaknya juga ikut terjun ke lapangan untuk membantu santri membuang sisa material bangunan yang terbakar.
"(Material yang terbakar) bangunan, pakaian, bekal santri berikut kitab-kitab yang mungkin sangat dibutuhkan. Karena mereka sampai saat ini dari beberapa kitab hanya tersisa tinggal 3 kitab dan pakaian yang dipakai, yang lainnya hangus terbakar," ujarnya.
Pemadaman api melibatkan Damkar GSI, Damkar Sukaraja dan Damkar Cisaat. Sementara itu, taksiran kerugian dari bangunan dan harta benda mencapai Rp 150 juta.
Santri Membutuhkan Pakaian hingga Sembako
Pimpinan Pondok Pesantren Riyadhul Syamsiah Muhammad Nahrowi menambahkan, para santri yang terdampak dipindahkan sementara di bangunan kobong santri lainnya. Saat ini, mereka membutuhkan pakaian hingga uang tunai.
"Santri ada tempat lain di komplek yang satu lagi. Yang dibutuhkan santri sekarang beras, baju dan uang tunai. (Kebanyakan santri berasal dari) Tangerang, Tanggeung, Leuwiliang, pada jauh-jauh dan nggak ada yang dipulangkan," kata Nahrowi.
Dia berharap, bangunan yang terdampak itu dapat segera diperbaiki. Sehingga santri mendapatkan fasilitas tinggal seperti sedia kala.
"Mudah-mudahan saja insyaallah kalau ada rezekinya dibangun lagi. Total ada ratusan santri," ucapnya.
Sementara itu, Sekretaris Camat Sukaralang Ratu Bardijaqati mengatakan, pihaknya turut berbelasungkawa atas kondisi yang menimpa pondok pesantren tersebut. Dia mengupayakan, ada bantuan bagi bangunan dan santri yang terdampak.
"Kami dari pihak kecamatan turut belasungkawa atas musibah ini. Kalau kita tidak ada anggarannya tapi kita akan menyampaikan ke dinas terkait, dinas sosial atau BPBD sedang proses. Insyaallah ada (bantuan)," kata Ratu.
(dir/dir)