Kawasan Gedebage, Kota Bandung kerap dilanda macet imbas dibukanya Masjid Raya Al Jabbar. Kondisi itu mulai dikeluhkan warga sekitar.
Kemacetan ini terjadi karena tingginya kunjungan ke masjid yang dirancang Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil itu. Keluhan soal kemacetan itu disampaikan Camat Gedebage Jaenudin.
"Kemacetan, ada beberapa yang mengeluhkan sedikit tentang kemacetan meskipun jalur sudah kita siapkan, koordinasi dengan Dishub, Polsek dan Koramil," kata Jaenudin via sambungan telepon, Selasa (3/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Jadwal Persib Vs Persija: 11 Januari 2023! |
Meski demikian, Jaenudin menyebut dampak kemacetan itu sudah diprediksi bakal terjadi.
"Iya sebetulnya warga sudah paham betul dampak ketika Al Jabbar dioperasikan. Selama ini sampai hari ini Alhamdulillah warga sudah bisa memahami ya. Terkait adanya kemacetan itu," ujarnya.
Seperti diketahui, akses masuk menuju Masjid Raya Al-Jabbar ini dapat menggunkan jalur Soekarno-Hatta via Cimincrang atau samping Kampus 2 UIN Bandung, jalur Sepadan Sungai Cinambo dan jalur utama Gedebage via Derwati.
Agar arus lalu lintas menjadi lancar, khususnya jalur keluar pihaknya juga berkoordinasi dengan pihak Summarecon.
"Makanya kita terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, dengan Summarecon terutama. Karena Summmarecon juga ada jalan akses baru dari belakang embung Al Jabbar yang tembus ke kawasan Summarecon nanti keluarnya di bundaran exit tol KM 149 Gedebage. Itu sebagai salah satu jalur alternatif untuk memecah kemacetan. Kemarin memang ada keluhan dari warga, karena memang di jalan selatan selama ini tidak pernah dilalui banyak kendaraan dengan volume besar, volume tinggi gitu ya tapi kemarin sebagian kendaraan diarahkan ke situ, jadi agak macet juga," jelasnya.
Selain kemacetan, permasalahan lain yang muncul, yakni soal sampah yang mengotori luar kawasan atau jalan menuju masjid.
"Tapi masalah lain muncul yaitu sampah, makanya tim sedang membersihkan area sesuai zonasi, sesuai arahan Pak Sekda Provinsi saat apel kita pun berpartisipasi untuk membersihkan terutama di sepanjang Jalan Cimincrang di depan Al-Jabbar, itu banyak sekali sampah," ungkapnya.
"Sampah juga berserakan di jalan pendamping rel, kita bersihkan, ditambah kita bantu Pemprov membersihkan," tambahnya.
Jaenudin berharap kepada para pengunjung agar dapat menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah sembarangan.
"Kami berharap warga masyarakat atau pengunjung ya dapat mengikuti inilah (aturan) atau bisa menjaga kebersihan gitu ya tidak membuang sampah sembarangan apalagi di kawasan masjid, sangat diharapkan kesadaran pengunjung," harapanya.
Datang Cuan Bagi UMKM
Jaenudin menilai, di balik kemacetan yang ditimbulkan, UMKM di Kecamatan Gedebage yang berjualan di kawasan masjid meraup cuan dari pengunjung.
"Kita sebetulnya sedang koordinasi dengan Pemprov selaku yang memiliki Masjid Al-Jabbar, karena kita pun untuk pemberdayaan masyarat termasuk PKL juga sebenarnya beberapa sudah diakomodir pada saat peresmian kemarin dari Pemprov mengizinkan pertama, ada 12 gerai dari 99 dome yang disedikan Pemprov di sekitar masjid di dalam kawasan masjid. Alhamdulillah warga kita ada yang menggelar UMKM nya di situ," ujarnya.
Baca juga: Masalah di Balik Kemegahan Masjid Al Jabbar |
"Kemudian yang kedua, di belakang di lokasi parkir bus peruntukannya, kami meminta memohon kepada panitia untuk diizinkan sementara waktu menggelar dagangannya di situ, Alhamdulillah tercover 130 PKL yang diberikan toleransi berjualan," tambahnya.
Namun menurut Jaenudin, pada hari H peresmian ternyata yang di depan Al Jabbar atau di depan pintu masuk dan di samping Jalan Cimincrang, banyak serbuan PKL dari luar.
"PKL liar dari luar nah akhirnya Alhamdulillah dengan tim gabungan tindakan bersama untuk menghalau PKL jangan masuk ke dalam kawasan Al Jabbar, sehingga sekarang tinggal bagaimana dari kewilayahan memfasilitasi agar PKL itu bisa berjualan di sana tanpa melanggar aturan," ujarnya.
(wip/mso)