Tips Melintasi Tanjakan SpongeBob di Lembang

Tips Melintasi Tanjakan SpongeBob di Lembang

Whisnu Pradana - detikJabar
Jumat, 30 Des 2022 09:00 WIB
Tanjakan SpongeBob di kawasan Lembang.
Tanjakan SpongeBob di Lembang. (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar)
Bandung Barat -

Kawasan wisata Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) selalu menjadi tujuan favorit wisatawan untuk menikmati liburan. Selain menggunakan jalur arteri, untuk menuju kawasan wisata Lembang bisa menggunakan sejumlah rute alternatif.

Namun di setiap rute alternatif itu ada tanjakan yang menantang untuk dilalui. Salah satunya ialah Tanjakan SpongeBob.

Tanjakan SpongeBob adalah tanjakan ekstrem yang ada di Jalan Bukanagara, Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, KBB. Tanjakan itu menjadi rute alternatif dari Lembang menuju Bandung via Punclut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kontur tanjakan yang curam dan sempit membuat pengendara, baik mobil maupun motor yang hendak melalui rute tersebut mesti ekstra hati-hati jika tak ingin berakhir dengan kecelakaan.

"Wisatawan yang lewat sini banyak, apalagi kalau musim liburan. Sejak libur Natal kemarin sudah ramai, apalagi besok pas mau Tahun Baru, pasti makin ramai," ujar Rafly (22), pemuda setempat saat berbincang dengan detikJabar, Kamis (29/12/2022).

ADVERTISEMENT

Jika berbahaya, lantas bagaimana cara untuk menaklukkan tanjakan tersebut? Ia memberikan tips pada pengendara yang mau melewati tanjakan SpongeBob. Mulai dari mematikan pendingin atau AC, menanjak dengan gigi 1 untuk mobil manual, dan yang terpenting ialah yakin.

"Kalau mau lewat sini AC dimatikan, pakai gigi 1 atau kalau matik harus ngawahan (ancang-ancang). Tapi yang paling penting sih yakin, terus bismillah dulu (berdoa)," kata Rafly.

Sementara ia dan pemuda lainnya berbagi peran. Ada yang bertugas sebagai pendorong, pengganjal, atau supir pengganti bagi pengendara yang ragu melintasi tanjakan tersebut.

"Di atas ada orang juga, soalnya kan banyak juga yang dari atas mau ke bawah, kalau berbarengan nanti perwis di tengah-tengah, bisa masuk kebun di sebelah kiri," tutur Rafly..

"Kalau macet pisan itu ada yang jaga di tengah-tengah, kalau nggak kuat nanjak nanti diganjal. Terus penumpangnya disuruh turun dulu. Kalau supirnya ga bisa, ada yang bisa gantiin," tambahnya.

Sementara soal supir pengganti, Rafly salah satunya. Ia sendiri sudah menjadi 'sosok penjaga' di tanjakan tersebut sejak empat tahun belakangan.

"Biasanya saya, jadi dari bawah kalau supirnya ibu-ibu atau perempuan, biasanya ragu nah tanya bisa disupirin nggak. Sehari biasanya 4 kali nyupir ke atas. Kalau dikasih alhamdulillah nggak juga nggak apa-apa," ucap Rafly.

Bagi Rafly dan pemuda lainnya, tanjakan Spongebob memberi mereka rezeki. Sebab kendaraan wisatawan yang melintas, menyisihkan sedikit uang atas jasa mereka mengatur lalulintas.

"Alhamdulillah karang taruna jadi bisa jajan dari bantu-bantu atur lalin di sini, kalau nggak diatur kan macet. Dulu sebelum COVID-19 itu, waktu libur tahun baru pernah sehari dapat Rp 1 juta. Alhamdulillah dibagi-bagi," kata Rafly.

Kata Supir dan Polisi Soal Tanjakan Spongebob

Saran dari pemuda yang berjaga di tanjakan itu, terbukti ampuh. Salah satunya dipraktikkan Riki (23), warga Cileunyi. Ia sering melintas di tanjakan itu jika hendak berkunjung ke kerabatnya di Kayuambon, Lembang.

"Memang tanjakannya ekstrem, kalau salah perhitungan mundur lagi. Memang yang paling penting itu mental," kata Riki.

Sejak dari bawah, sopir harus yakin bisa melibas tanjakan itu. Jangan ragu menginjak gas, namun penuh perhitungan. Mematikan AC, dan mengambil ancang-ancang.

"Dari bawah awahannya harus betul, gas diatur, jangan ragu. Kalau sekiranya di tengah itu nggak kuat, kita supir jangan panik. Nanti penumpang ikut panik. Mundur pelan-pelan," tutut Riki.

Sementara bagi pihak kepolisian, keberadaan Tanjakan SpongeBob memang menjadi rute alternatif untuk memecah kepadatan kendaraan wisatawan di jalur arteri. Namun tidak disarankan dilintasi jika musim hujan.

"Memang jalannya ini kan menanjak kalau mau ke arah Punclut, jadi sebetulnya tidak terlalu disarankan kalau tidak hapal jalur," kata Kanit Lantas Polsek Lembang, AKP Asep Ratman.

Untuk melintas jalur tersebut, pihaknya mengimbau agar sopir sudah terampil serta kendaraan tidak memuat terlalu banyak penumpang.

"Sopir harus terampil, dia harus bisa mengambil keputusan. Terus yang terpenting sebetulnya penumpang tidak overload. Tidak hanya di tanjakan itu, di jalan biasa pun kalau penumpang overload kan berbahaya," ucap Asep.

(yum/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads