Enung Nuraeni (43) terus bersungut-sungut, kekesalannya menumpuk. Emak-emak korban pergeseran tanah di Kampung Nyalindung, Desa Pasirsuren, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi ini mengaku sudah kesal karena tidak kunjung ada keputusan terkait rumahnya yang hancur.
Rumah milik Enung kembali hancur Rabu (28/12/2022) pagi tadi, getaran sudah dirasakan sejak hujan deras yang mengguyur sejak Rabu (28/12/2022) kemarin. Untuk kali ini bagian depan gongsol rumah Enung yang ambruk setelah sebelumnya bagian dalam rumahnya porak poranda. Diketahui rumah Enung sudah mulai ditinggalkan sejak Maret 2021 silam.
"Kalau hujan itu warga Nyalindung tidak bisa tidur mereka keluar semua kami miris, walaupun kami sudah ngontrak terus memantau. Terlebih saat hujan, warga berhamburan keluar mencari tempat yang aman, rumah itu (menunjuk rumah rusak) pada roboh, kalau melihat sendiri atau mendengar sendiri (gemuruh retakan), cemas enggak bisa tidur," ungkapnya, Kamis (29/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain rumahnya, malam tadi dua rumah warga kembali roboh. Ia khawatir lama-lama akan ada jatuh korban dari warga. Usulan demi usulan, menurutnya pengecekan demi pengecekan terus berdatangan namun tidak ada jawaban pasti kapan nasib mereka benar-benar diperhatikan.
"Saya semalam lihat dua rumah, ini rumah kami (menunjuk rumahnya) yang subuh tadi roboh, terus tetangga juga yang pinggir jalan roboh, kami sangat khawatir kalau sampai ada korban mau seperti apa," kata Enung.
"Tolong pemerintah sampai hari ini cepat relokasi, kampung nyalindung sudah dua tahun, dua tahun masih seperti ini hanya PHP dan PHP sampai saat ini, jangan cuma mudah-mudahan. Harus segera direlokasi ke tempat yang aman," sambung dia.
Warga melihat kondisi rumahnya yang hancur di Nyalindung Sukabumi Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar |
Sejumlah emak-emak di lokasi itu awalnya akan melakukan aksi demonstrasi untuk meluapkan kekesalannya. Namun hal itu diurungkan karena Enung juga mendengar kabar pemerintah daerah akan kembali datang hari ini, Bupati Sukabumi Marwan Hamami akan mengecek lokasi.
"Dengan senang hati pak bupati, kami menunggu kedatangan bapak. Kami anak bapak, kami warga bapak, kabupaten kami Kabupaten Sukabumi, bapak sudah dua tahun tidak pernah melirik kami pak, tolong pak warga di sini membutuhkan bapak. Disini anak-anak bapak, disini warga bapak," kesal Enung.
Suryo (50), warga lainnya mengalami hal serupa bagian belakang rumahnya ambrol dan menimpa warung tetangganya. Saat kejadian hujan geras mengguyur lokasi. Namun Suryo menyebut pergerakan tanah dibalik kejadian itu.
"Kejadian ini sekitar jam 12.00 WIB, siang. Posisi saya sedang di bawah di luar rumah, rencana rumah mau dibongkar atas nya, tiba-tiba ambruk ini bagian belakang rumah dapur, kalau barang enggak ada yang rusak atau hilang," ucap Suryo.
Suryo berharap pemerintah segera memberikan perhatian, ia saat ini merasa diabaikan pemerintah setempat.
"Pemerintah sebagai penanggung jawab ya harus cepat lah tanggap darurat ke hal yang seperti ini, jangan sampai diabaikan. Ini ambruknya kemarin, hanya retak-retak ini sudah lama akibat pergeseran tanah, ini sudah hampir dua tahun," pungkas dia.
(sya/yum)











































