Jalan Ambles di Jalur Alternatif Sukabumi-Cianjur Tak Kunjung Diperbaiki

Jalan Ambles di Jalur Alternatif Sukabumi-Cianjur Tak Kunjung Diperbaiki

Siti Fatimah - detikJabar
Jumat, 30 Des 2022 02:00 WIB
Jalan ambles di jalur alternatif Sukabumi-Cianjur.
Jalan ambles di jalur alternatif Sukabumi-Cianjur. (Foto: Siti Fatimah/detikJabar)
Sukabumi -

Ruas jalan alternatif Sukabumi-Cianjur tepatnya di Jalan Nagrak Rampogan, Desa Selawangi, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, ambles. Akibatnya terjadi penyempitan jalan di lokasi.

Salah seorang warga, Ita (40) mengatakan amblesnya jalan sudah terjadi selama dua bulan terakhir. Menurutnya, jalan tersebut sering dilalui pengendara jika mengalami kemacetan di Jalan Nasional Sukabumi Cianjur.

"Sudah lama cuma belum diperbaiki. Ini jalannya jalan desa, kalau ke arah sana ke Tugu (Macan) ke Cianjur. Iya jalan alternatif kalau macet-macet suka ke jalan ini," kata Ita kepada detikJabar di lokasi, Kamis (29/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi longsornya jalan diperparah dengan minimnya penerangan. Padahal, jalan itu memiliki jurang sedalam kurang lebih lima meter. Warga juga hanya membatasi jalan itu menggunakan dedaunan.

Yuni (21), warga lainnya mengungkapkan, akibat kondisi jalan yang tak kunjung diperbaiki, sebuah mobil mengalami kecelakaan tunggal hingga terjun ke jurang. Peristiwa itu terjadi pada Rabu (28/12) kemarin.

ADVERTISEMENT

Sebuah mobil berjenis Toyota Agya dengan nomor polisi F 1258 XX berwarna kuning terperosok ke dalam jurang. Posisi jurang berada di belokan yang sebelumnya sempat longsor.

"Awalnya katanya mobil ini melaju dari arah atas, dari Tugu. Pas belokan ini mungkin yang bawa mobil itu nggak lihat (jalan longsor) lurus saja, kayaknya bukan orang sini jadi nggak tahu (medan) jalan," kata Yuni.

"Pas titik yang longsor, kemarin-kemarin mah ada plang tanda bahaya, kalau tadi mah sudah nggak ada. Makanya mungkin nggak kelihatan kalau itu jurang, apalagi kondisinya lagi hujan jadi gelap," sambungnya.

Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut namun kondisi mobil mengalami kerusakan. Warga berharap, kondisi jalan yang terbawa longsor itu segera diperbaiki karena khawatir dapat menimbulkan korban jiwa.

Butuh Anggaran Rp 200 Juta

Kepala Desa Selawangi Asikin mengungkapkan, peristiwa longsor itu terjadi pada 7 Oktober 2022 lalu. Saat itu ada empat kejadian bencana alam sekaligus mulai dari banjir, longsor, hingga jembatan retak. "Kan itu ada empat kejadian, jembatan Rampogan, jalan longsor, deket SD ada, banjir (ada luapan air). Nah kita sudah melaporkan ke BPBD dari pihak PU juga sudah datang dan langsung dicek terutama jembatan," kata Asikin melalui sambungan telepon.

Dia menuturkan, kejadian longsornya jalan desa itu disebabkan banyaknya kendaraan besar yang melintas saat perbaikan Jembatan Cimuncang (jalan nasional) September 2022 lalu. "Jembatan dan longsor tanah itu dulu kan ada pengecoran jembatan Cimuncang yang arah Bandung, jadi semua kendaraan masuk ke sini, truk. Truk itu kan besar ada dari kanan kiri otomatis ke pinggir jalan sedangkan jalan kecil, dampaknya ke situ," ujarnya.

Sejauh ini, BPBD dan Dinas PU Kabupaten Sukabumi sudah mengecek lokasi. Hanya saja, perbaikan jalan baru bisa dilaksanakan pada tahun 2023 mendatang karena keterbatasan anggaran. "Yang longsor itu (pemerintah) desa sudah antisipasi, kita sudah pasang plang bahwa ini longsor, hati-hati kalau pakai mobil harus ke kanan jangan terlalu ke kiri. Cuma mungkin semalam itu gelap dan pengendara tidak tahu. Kalau orang-orang sini sudah biasa karena sudah tahu ada longsor," ungkapnya.

Untuk perbaikan jalan alternatif itu, pihaknya membutuhkan anggaran sekitar Rp 200 juta. Target pelaksanaannya pun direncanakan pada tahun anggaran 2023. "Target insyaallah tahun depan dari APBDes kita akan laksanakan. Pakai boronjong dulu, langsung buat TPT dan solokannya juga akan dibetulkan, 2023 insyaallah," ucapnya.

Kapolsek Sukaraja Resor Sukabumi Kota Kompol Dedi Suryadi mengimbau agar pengendara yang berniat untuk melakukan perjalanan menuju Cianjur-Sukabumi tidak menggunakan jalan alternatif. "Kita tidak menyarankan jalan alternatif. Jalan Nasional saja seperti biasa, karena khawatir ada kecelakaan seperti semalam (kecelakaan tunggal)," kata Dedi.

(orb/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads