Pencurian buku di 25 Sekolah Dasar di Kabupaten Indramayu mengundang perhatian anggota DPRD Indramayu. Pihaknya meminta agar Disdikbud mendampingi semua sekolah yang jadi korban untuk melapor ke polisi.
Ketua Komisi II DPRD Indramayu, Anggi Noviah mengetahui informasi tersebut sejak Senin (26/12) lalu. Bahkan, yang lebih menggelitik bagi Anggi, jumlah sekolah yang bukunya dicuri bertambah hingga total menjadi 25 sekolah dasar (SD) di Kabupaten Indramayu.
"Sebenarnya saya dapat konfirmasi buku dicuri itu sejak Senin kemarin ya, waktu rapat dengan dinas pendidikan," kata Ketua Komisi II DPRD Indramayu Anggi Noviah kepada detikJabar, Rabu (28/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Misteri hilangnya ribuan buku pelajaran di 25 Sd itu membuatnya heran. Ia memandang adanya kelengahan pengawasan.
"Ini agak menggelitik istilahnya, kok bisa sekolah sampai kemalingan buku. Berarti kan ada yang kurang ketat pengawasan dari kitanya," katanya kepada detikJabar.
Ia pun mendorong agar kasus pencurian itu dilaporkan ke polisi. Dalam pelaporan itu, Dinas Pendidikan (Disdik) Indramayu harus mendampingi.
Menurut Anggi, buku itu fasilitas penunjang yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Sementara meski tidak ada dalam nomenklatur anggaran pengadaan buku, namun pihaknya bersama Disdikbud akan mencari jalan solusi.
"Setahu saya tidak ada di nomenklatur pengadaan buku di Dinas Pendidikan. Nanti ini kan masalah darurat ya terkait fasilitas sekolah, ya nanti akan dibicarakan lebih lanjut dengan dinas terkait solusi atas kemalingan itu," pungkas Anggi.
Bertambah Jadi 27 SD
Dikonfirmasi terpisah, Kabid Pembinaan SD Disdikbud Indramayu, Baman menjelaskan jumlah sekolah yang jadi sasaran pencurian buku memang bertambah. Dengan modus yang sama, pencuri mengambil hampir semua buku pelajaran berbagai jenis di setiap ruang kelas.
"Sekarang ada 27 SD yang dicuri. Barusan tadi siang SD Jatisawit Lor 1 Kecamatan Jatibarang baru ketahuan. Bersih, semua bukunya hilang," kata Baman.
Baman mencatat baru tiga SD yang sudah melaporkan ke polsek setempat. Namun, pihaknya terus mendorong semua sekolah korban pencurian buku itu untuk melapor ke pihak berwajib dan melaporkan secara tertulis.
"Yang sudah laporan ada tiga sekolah, tapi hari ini kita sudah dorong semua kepala sekolah untuk laporan," katanya.
Sejauh ini, lanjut Baman, Disdikbud Indramayu belum melakukan koordinasi dengan Polres Indramayu terkait kejadian yang dialami 27 SD tersebut. Sebab, masih banyak sekolah yang belum melengkapi data terkait kehilangan buku pelajaran itu.
Sebelumnya, diberitakan modus yang dilakukan pelaku hampir di setiap titik. Caranya dengan mencongkel pengait kunci gembok dan ujungnya mengambil semua jenis buku.
"Kebanyakan buku pelajaran kurikulum 13, buku bacaan perpustakaan yang gitu, yang baru juga banyak, variasi, tapi semua diangkut. Iya, di ruang kelas masing-masing, modusnya tadi, pengunci gemboknya dicongkel," kata Baman.
Hingga saat ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Indramayu masih mendata jumlah buku atau kerugian atas kejadian tersebut. "Nanti tanya kepala sekolah aset yang hilang berapa. Karena masing-masing kelas kan jumlah siswanya tidak sama," ujarnya.
Menurut Baman, meski sebagian SD sudah menerapkan kurikulum Merdeka Belajar. Namun, buku-buku itu masih diperlukan untuk tambahan referensi belajar siswa maupun pegangan guru.
"Sudah saya beri informasi bahwa menjelang libur ini silakan sekolah melakukan piket di siang hari, paling tidak bisa mengecek kondisi sekolah dan buku-buku," pungkasnya.
(yum/orb)