Selama Tahun 2022, 49 Ular Masuk ke Permukiman Warga di Sukabumi

Selama Tahun 2022, 49 Ular Masuk ke Permukiman Warga di Sukabumi

Siti Fatimah - detikJabar
Selasa, 27 Des 2022 19:00 WIB
Penangkapan ular di Sukabumi.
Penangkapan ular di Sukabumi. (Foto: Istimewa)
Sukabumi -

Sepanjang tahun 2022, petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) telah mengevakuasi sebanyak 49 ekor ular. Angka penemuan ular mengalami peningkatan di dua bulan terakhir tahun ini.

Kepala Bidang Damkar dan Penyelamatan Satpol PP Kota Sukabumi Sudrajat mengatakan, masuknya ular ke permukiman warga disebabkan oleh berbagai faktor.

"Kebanyakan secara perhitungan (ular masuk ke pemukiman) memang di cuaca yang berubah-ubah dari panas ke hujan dan hujan ke panas kadang berpengaruh ke ular juga. Ular itu tidak tahan dengan hawa dingin, mereka akan mencari tempat yang bisa menghangatkan tubuhnya, jadi banyak keluar dari sarangnya," kata Ajat saat dihubungi detikJabar, Selasa (27/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia juga mengatakan, makanan yang ada di habitatnya pun cenderung berkurang. Sehingga, kata dia, hewan melata itu terpaksa turun ke pemukiman untuk mencari makan, salah satunya ayam yang menjadi sasaran.

"Jadi banyak yang keluar dari sarangnya untuk mencari makan ke pemukiman warga. Kebanyakan yang tertangkap ini ular yang cari makan, sasaran kebanyakan ayam," ujarnya.

ADVERTISEMENT

"Minggu lalu empat ayam mati, dari situ ada beberapa kali lagi penemuan-penemuan termasuk di rumah sakit Bhayangkara Setukpa Polri, cuma ukurannya kecil diameter 80," sambungnya.

Ular sanca menjadi dominasi ular yang dievakuasi petugas. Sementara itu, ular kobra dan king kobra yang masuk kategori ular mematikan sangat jarang ditemukan di Kota Sukabumi.

"Jadi kebanyakan di bulan November-Desember mengalami peningkatan khususnya di ular jenis sanca. Kelihatannya ini belum masuk musim bertelur, memang kemungkinan dari cuaca saja, kalau kobra agak jarang-jarang," ucapnya.

Sudrajat juga menjelaskan penanganan ular-ular yang berhasil dievakuasi. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk pelepasan ular-ular itu ke habitatnya.



"Hasil tangkapan ular biasanya tidak langsung di release. Kita cek dulu ular itu dalam keadaan sehat atau stress karena dari tangkapan warga kan ada yang terluka, kita obati dulu biar sembuh terus tingkat stressnya berkurang, lalu kita koordinasikan dengan BKSDA," jelasnya.

Dia mengungkapkan, lokasi pelepasan ular-ular yang telah di-rescue rata-rata di hutan Goalpara dan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi. Bahkan, beberapa petani di daerah meminta agar ular itu dilepas di sekitar sawah agar tikus yang merusak lahan pertanian dapat berkurang.

"Kadang-kadang ada warga yang membutuhkan ular, pertanian mereka banyak dihancurkan oleh tikus ya, kalau ada ular tikusnya dimakan ular. Ada petani yang menginginkan dilepas di situ," tutupnya.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads