Fransiska, Penyambung Pesan Bagi Jemaat Tunarungu di Gereja Katedral

Kota Bandung

Fransiska, Penyambung Pesan Bagi Jemaat Tunarungu di Gereja Katedral

Wisma Putra - detikJabar
Minggu, 25 Des 2022 19:00 WIB
Juru bahasa isyarat di Gereja Katedral Bandung
Juru bahasa isyarat di Gereja Katedral Bandung (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Bandung -

Ibadah natal di Gereja Katedral Santo Petrus Kota Bandung berlangsung dengan khidmat. Umat Katolik penyandang tunarungu dapat beribadah dengan tenang, karena pihak gereja menyediakan juru bahasa isyarat.

Dia lah, Fransiska Octi juru bahasa isyarat di Gereja Katedral Bandung. Setiap perkataan Pastor Mgr Antonius Subianto Bunjamin diartikan dalam bahasa isyarat oleh Fransiska. Dengan demikian penyandang tunarungu yang hadir dapat mengetahui perkataan pastor dengan baik.

"Sebenarnya jadi juru bahasa isyarat sudah dari 2015, tapi untuk di Katedral Bandung ini baru mulai di Desember 2019," ujarnya, Minggu (25/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut wanita asal Klaten ini, selain di perayaan natal Fransiska juga kerap menjadi juru bahasa isyarat di peribadatan lain seperti peribadatan rutin setiap Hari Minggu.

"Peribadatan di Hari Minggu di Katedral Bandung baru ada satu juru bahasa, untuk umat ada satu sampai dua orang, kalau Bandung Raya ada 15 umat tuli di Keuskupan Bandung," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Kehadiran Fransiska sebagai juru bahasa isyarat diwajibkan oleh negara dan sudah diatur Undang-Undang. Hal itu dilakukan untuk penyandang tunarungu.

"Sesuai Undang-Undang No 08 Tahun 2016, setiap sarana publik termasuk sarana peribadatan harus disediakan aksebilitas untuk semua disabilitas yang sama-sama punya hak beribadah, itu harus di fasilitasi," tambahnya.

Fransiska yang lahir di Tanggerang ini menyebut, ia memiliki suka duka selama menjadi juru bahasa isyarat di Gereja Katedral Bandung.

"Sukanya banyak yang ingin belajar dan ikut belajar juga, enggak terlalu paham agama jadinya ikut belajar juga dengan teman-teman. Sebenarnya ada kebanggaan sudah ada aksebilitas untuk umat disabilitas," jelas Fransiska.

"Sedihnya masih ada yang gak mau berbaur dan berkenalan dengan umat disabilitas di sini," tambahnya.

Fransiska menuturkan, ada perbedaan natal tahun ini dengan tahun sebelumnya. Jika.tahun sebelumnya ia tidak hadir langsung di dalam gereja dan dilakukan secara online.

"Ini natal keempat. Pandemi kita streaming online, untuk juru bahasa juga online secara streaming," ujar wanita yang saat ini bekerja di Lembaga Pusat Layanan Juru Bahasa Isyarat di Jakarta.

Fransiska yang merupakan lulusan S1 Jurusan Pendidikan Luar Biasa di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini mengatakan, profesi juru bahasa isyarat sudah banyak

"Saya kerja remote, sebagai juru bahasa isyarat. Untuk di Indonesia sudah banyak, sekarang sedang proses ke pembuatan asosiasi juru bahasa isyarat dan ke depan ada sertifikasi untuk profesi juru bahasa isyarat," pungkasnya.




(wip/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads