Kabar kemunculan Harimau Jawa sempat membuat geger warga di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada awal Juni 2022 lalu.
Kabar itu berawal dari beranda media sosial Facebook, milik Dinas Kehutanan Jabar yang mengunggah sebuah tulisan mengenai dugaan kemunculan hewan yang telah lama punah tersebut.
Dalam postingan itu, Dinas Kehutanan Jabar melaksanakan rapat internal terkait adanya laporan dari masyarakat yang menyaksikan dugaan adanya penampakan Harimau Jawa, yang terlihat oleh warga Kampung Cikaramat, RT. 16 RW 6, Kemandoran Cimandala, Desa Cipeundeuy, Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi, bernama Riri Yanuar Fajar (20) pada 18 Agustus 2019.
Kesaksian dugaan munculnya Harimau Jawa itu juga diperkuat dengan kesaksian empat warga lainnya yang juga berdomisili di Kampung Cikaramat. Dari pengakuannya, Riri pada 27 September 2019 mencoba menelusuri ke tempat ia menemukan Harimau Jawa dan menemukan satu helai yang diduga merupakan rambut harimau tersangkut di ranting pagar saat melompat ke jalan.
Bukan hanya rambut, saksi juga menemukan jejak cengkeraman kuku yang ada di sebuah batu. Ada dua jejak kuku, pada batu pertama ada tiga goresan kuku, dan batu kedua ada 3 goresan kecil kuku. Rambut diduga Harimau Jawa itu kemudian diserahkan kepada BBKSDA untuk diteliti lebih jauh.
BBKSDA Pasang Camera Trap
Saat dikonfirmasi, Kasubag Data Evaluasi Pelaporan dan Kehumasan BKSDA Jawa Barat, Halu Uleo membenarkan kabar tersebut. Pihaknya juga telah memasang camera trap di beberapa titik di lokasi yang diduga menjadi tempat munculnya harimau. Namun kata Halu, dari hasil pemantauan, pihaknya hanya menemukan seekor macan tutul, bukan harimau.
"Informasi terkait harimau, dari pemantauan teman-teman di lapangan dengan camera trap, yang didapat hanya macan tutul bukan harimau," kata Halu melalui sambungan telepon kepada detikJabar, Sabtu 4 Juni 2022.
Sementara terkait sampel yang ditemukan di lapangan, Halu mengatakan sampel tersebut masih dalam penelitian pihak Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
"Kita sudah mengirim sampel bulu di lapangan untuk mengecek apakah dari harimau itu atau bukan. Masih di Lab BRIN, Badan Riset. Masih tahap penelitian bulunya, sampai sejauh ini belum ada perkembangan. Menunggu hasil BRIN, masih mencari pembanding untuk sampelnya," pungkas Halu.
Kabar kemunculan diduga Harimau Jawa itu disambut bahagia warga di sana. Hal itu disampaikan Camat Surade, Chairul Ichwan meskipun kabar itu belum dapat dipastikan kebenarannya apakah harimau yang dilihat warganya jenis Harimau Jawa atau bukan.
Namun terlepas dari itu, Ichwan meminta masyarakat lebih arif dengan lingkungan mulai dari cara dan pola menanam hingga mengetahui pola konservasi di area perkebunan mereka.
"Ketika melihat jejak atau penampakan itu agar melapor ke pemerintah desa dan aparatur pemerintah lainnya. Nanti akan kita sikapi segera berkoordinasi bisa dengan BKSDA atau Dinas Kehutanan Provinsi. Bukti-bukti yang ada atau ditemukan warga tersebut saat ini dalam penelitian BRIN dan kami belum mendapat kabar hasilnya seperti apa," ucap Ichwan.
Beberapa hari kemudian, Kades Cipendeuy Bakang Anwar As'adi buka suara soal dugaan kemunculan Harimau Jawa tersebut. Bakang menceritakan soal penampakan harimau di wilayah tersebut sebenarnya sudah sering terjadi. Hamparan Hutan Surade yang sebagian merupakan kawasan hutan rakyat yang memang menjadi habitat sejumlah hewan liar.
"Kalau di wilayah luar desa cerita soal penampakan hewan liar termasuk harimau sudah sering diceritakan warga. Kalau jenisnya (harimau) apa kurang tahu. Jadi hanya dengar selewat kemudian ramai," kata Bakang, Selasa 7 Juni 2022.
"Pernah dilihat di kawasan Karang Bolong, ada info penampakannya karena kalau bicara kawasan hutan masih satu hamparan Karang Bolong-Sukatani Kecamatan Cidahu sering ada cerita (penampakan)," sambungnya.
Selanjutnya BRIN Turun Tangan
(bba/yum)