Begini Rasa dan Efek Digigit King Cobra

Kota Sukabumi

Begini Rasa dan Efek Digigit King Cobra

Siti Fatimah - detikJabar
Kamis, 22 Des 2022 07:40 WIB
Edi Sanca.
Edi Sanca. (Foto: Siti Fatimah/detikJabar)
Sukabumi -

Alprih Priyono (26), keeper ular sekaligus mantan asisten Panji Petualang, meninggal dunia. Pihak keluarga menyebut Alprih dipatuk baby king cobra alias anak king kobra saat melakukan rescue pada Minggu (18/12/2022) sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit.

Edi Ruswandi (41) alias Edi Sanca mengatakan, mengenal Alprih sejak lima tahun yang lalu di dalam komunitas Peribumi (Perkumpulan Pecinta Reptil Sukabumi). Menurutnya, racun king kobra baik anak maupun dewasa sama-sama mematikan.

"Sebenarnya sama bahaya anak baby king kobra dan king kobranya, tapi efeknya lebih besar yang dewasa, soalnya makanan atau protein yang dikonsumsi lebih banyak dari anak. Bisa (racun) itu dari protein, yang kecil juga tetap bahaya, efeknya kalau baby king kobra itu masih murni (racunnya)," kata Edi Sanca saat ditemui detikJabar di Markas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Sukabumi, Rabu (21/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia sendiri pernah dipatuk king kobra pada 1999 dan sempat mengalami koma selama sepekan. Efek dari gigitan king kobra itu menurutnya masih dirasakan hingga kini.

"Di Sukabumi ada beberapa yang memelihara, termasuk saya sendiri juga memelihara. Cuma sekarang sama keluarga ditahan, nggak boleh dipegang. Pernah koma juga, jadi sama keluarga sudah nggak boleh lagi dipegang, paling di display. (Dulu pernah) tergigit di lengan kanan, tujuh hari koma," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Dia bersyukur masih diberikan keselamatan. Edi menuturkan, efek permanen gigitan membuatnya mati rasa di bagian lengan kanannya.

"Alhamdulillah masih selamat, cuman efeknya sampai sekarang masih kerasa, sering kesemutan permanen, seperti mati rasa," ucapnya.

Edi Sanca.Edi Sanca. Foto: Siti Fatimah/detikJabar

Saat ular menggigit bagian tubuh manusia, hal pertama yang dirasakan adalah mual, pusing, demam, terjadi pembengkakan, dan bagian yang digigit ular terasa nyeri. Pertolongan pertama, menurutnya sangat berpengaruh dalam menyelamatkan nyawa manusia usai dipatuk ular.

"Pertolongan pertama jangan panik, kedua pakai bidai, jangan banyak gerak dan tenang. Langsung dibawa ke rumah sakit, diiket pakai kain, itu salah besar," ucapnya.

Pria yang juga beprofesi sebagai petugas evakuasi ular ini sangat merasa kehilangan sosok Alprih. Menurutnya, Alprih sudah dianggap sebagai adiknya sendiri yang sama-sama peduli terhadap reptil di Sukabumi.

"Ya saya juga sangat merasa kehilangan. Malam itu sempat video call dan dia masih bercanda. Saya tanya benar ke-bit (tergigit) ular, dia jawabnya 'tenang a tenang.' Kita ngeliat almarhum ke-bit melihat seorang reptiler (pecinta reptil) hilang. Dari Sukabumi kan komitmen jangan sampai ada yang kena gigit king kobra," jelasnya.

"Almarhum itu menyelamatkan seorang pelajar (khawatir) memegang king. Kita sudah komitmen sama almarhum di Kota Sukabumi jangan sampai ada yang memegang king, kecuali orang yang sudah tahu rasanya digigit ular," tutupnya.

Sekadar diketahui, kejadian tewasnya Alprih Priyono berlangsung saat euforia gol kedua Argentina Final Piala Dunia 2022 pada Minggu (18/12/2022). Saat ini, almarhum sudah dimakamkan di TPU Tegal Pari, Jalan Gotong Royong, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi.

(yum/orb)


Hide Ads