Eti Sulastri, 19 Tahun Ubah Bukit Tandus di Tasik Menjadi Hijau

Eti Sulastri, 19 Tahun Ubah Bukit Tandus di Tasik Menjadi Hijau

Faizal Amiruddin - detikJabar
Kamis, 22 Des 2022 08:30 WIB
Eti Sulastri (46), warga Desa Pasirsalam, Kecamatan Mangunreja, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, memuat gunung goong kembali hijau.
Eti Sulastri (46), warga Desa Pasirsalam, Kecamatan Mangunreja, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, membuat bukit goong kembali hijau. (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar )
Tasikmalaya -

Momentum Hari Ibu menjadi istimewa bagi Eti Sulastri (46), warga Desa Pasirsalam, Kecamatan Mangunreja, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Di akhir tahun ini, ibu tiga anak tersebut mendapat penghargaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai salah seorang perempuan inspiratif.

Di pertengahan Desember 2022, dia mendapatkan penghargaan Raksa Prasada dari Pemprov Jawa Barat sebagai individu yang peduli lingkungan. Penghargaan diperoleh atas pengorbanannya merehabilitasi lahan bukit seluas 12 hektare dan tetap berperan sebagai ibu yang membesarkan 3 anaknya. Bukit yang dikenal warga dengan sebutan Pasir Goong itu awalnya gundul dan tandus.

Pada tahun 2003 silam, Eti mulai menanami lahan carik desa itu dengan beragam pepohonan. Eti memang tak sendiri, saat melakukan penanaman, dia dibantu oleh Isur Suryana, suaminya. Dia mampu menjalankan dua peran sekaligus yaitu sebagai ibu dan petani yang peduli terhadap lingkungannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bibit tanamannya dia dapatkan dengan mengakses bantuan pemerintah. Setelah hampir 19 tahun, pohon yang ditanam Eti tumbuh. Hasilnya, bukit gundul itu kini menjadi hijau. "Nggak menyangka akan mendapatkan penghargaan dari gubernur (Jawa Barat). Saya diberi tahu oleh Dinas Lingkungan Hidup, tanggal 14 Desember harus ke Bandung untuk menerima penghargaan. Ke Gedung Sate, tidur di hotel, alhamdulillah. Tapi sayang nggak bertemu Pak Gubernur," kata Eti saat ditemui detikJabar di rumahnya belum lama ini.

Eti Sulastri (46), warga Desa Pasirsalam, Kecamatan Mangunreja, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, memuat gunung goong kembali hijau.Eti Sulastri (46), warga Desa Pasirsalam, Kecamatan Mangunreja, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, membuat bukit goong kembali hijau. Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar

Eti tak menyangka apa yang dilakukannya mendapat perhatian dari orang banyak. "Kalau pasir (bukit) gundul, pasti akan membawa musibah. Longsor, banjir. Tapi kalau ditanami, ada pohon, ada kehidupan, pasti ada manfaatnya," kata Eti.

ADVERTISEMENT

Sebagai anak petani yang tinggal di perkampungan, Eti hanya mendapat ilmu cara bercocok tanam dari orang tuanya. "Makanya ketika saya menjadi ibu, kegiatan bertani atau berkebun tetap jalan. Jadi ibu sambil bertani mah nggak repot, mudah," kata Eti.

Terkait kiprahnya dalam merehabilitasi bukit Pasir Goong, Eti menjelaskan pada tahun 2003 itu dia menyewa sepetak lahan di Pasir Goong untuk kandang ayam pedaging. Saat itulah muncul inisiatif dirinya untuk menanami bukit itu dengan pepohonan. "Saya ikut membersihkan dan mencangkul lahan. Tuh suami saya sampai cedera otot pinggangnya, gara-gara mencongkel akar waktu membersihkan lahan sebelum dicangkul," kata Eti.

Awal merehabilitasi bukit, Eti melakukannya sendiri dengan modal mandiri. "Untuk pupuknya manfaatkan kotoran ayam. Sebetulnya kalau dijual itu kotoran hasilnya lumayan, tapi karena ingin merehab lahan, dipakai saja yang ada," kata Eti.

Sejak saat itu hari-hari Eti disibukkan dengan mengurus lahan seluas 12 hektare tersebut. Setelah itu dia mulai mendapatkan bantuan bibit tanaman dari pemerintah. "Ketika itu suami saya mulai ikut jadi PKSM (penyuluh kehutanan swadaya masyarakat). Jadi mungkin lebih mudah untuk mengakses bantuan bibit," kata Eti.

Menurut Eti sekitar 50 ribu bibit tanaman dia terima dari berbagai sumber bantuan. Dia pun mengajak warga untuk menanami lahan kosong yang ada di desanya. "Jangan dikira mengajak masyarakat menanam itu mudah, harus diajak, bahkan saya sogok dengan nasi liwet," kata Eti sambil mengulum senyum.

Perjalanan panjang selama hampir 19 tahun itu kini membuahkan hasil. Pasir Goong yang dulu kritis, kini kembali hijau oleh pepohonan. Pun demikian dengan lahan atau kebun-kebun milik warga. Bibit-bibit yang dulu ditanam, kini sudah besar dan membawa manfaat serta tentu saja memiliki nilai ekonomis.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads