Pemprov Jawa Barat menargetkan peresmian Masjid Al Jabbar bisa dilaksanakan pada 30 Desember 2022. Saat ini, pengerjaan masjid yang disebut memakan biaya keseluruhan hingga Rp 1,2 triliun itu sudah mencapai 95 persen.
Sekretaris Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Jawa Barat Iwan Suwanagiri mengatakan pengerjaan proyek Masjid Al Jabbar kini tinggal pemasangan item pendukung. Pihaknya memproyeksikan masjid yang berlokasi di kawasan Gedebage, Kota Bandung itu bisa diresmikan pada akhir tahun 2022.
"Progress fisik sekarang sudah 95 Persen, tinggal perapihan dan pemasangan item pendukungnya saja. Kita kebut item-item yang belum selesai, kita bereskan dengan target 30 Desember itu sudah selesai semuanya," kata Iwan saat diskusi di salah satu hotel di Kota Bandung, Selasa (20/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Awan Mendung di Kampung Braga Bandung |
Iwan mengungkapkan, Masjid Al Jabbar berdiri di atas lahan seluas 25,997 hektare. Majid ini pun diproyeksikan bisa menampung hingga 33 ribu jemaah dan akan dibangun sejumlah area pendukung lain untuk keberadaan Masjid Al Jabbar.
"Total kapasitas Masjid Raya Al Jabbar ini bisa tampung 33 ribu orang. Di selasar bisa sampe 3.627 orang, terus untuk di plaza bisa 16.363 orang. Jika digabungkan dengan tempat salat utama dan mezzanine, itu bisa mencapai 33 ribu," ungkapnya.
Tak hanya untuk kegiatan peribadatan, Masjid Al Jabbar juga bisa dimanfaatkan publik untuk beberapa aktivitas lain. Pasalnya, Masjid Al Jabbar akan didukung oleh museum hingga taman yang bisa menjadi tempat wisata religi bagi para pengunjungnya.
Bahkan, karpet Masjid Al Jabbar rencananya akan dilengkapi karpet yang berasal langsung dari Turki. Alasannya, karena karpet itu memiliki bahan yang lebih padat dan tebal dibanding karpet lokal yang berada di Indonesia.
"Terkait dengan karpet ini import dari Turki, karena spek yang bisa memenuhi itu hanya dari sana (Turki) antara lain dari sisi ketinggian bulunya, dan kerapatannya. Nah ini yang kita tidak dapat di sini (Indonesia)," ucapnya.
"Sekarang karpetnya sudah ada di Soekarno-Hatta, tinggal menunggu dikirim ke Bandung," kata Iwan menambahkan.
Di tempat yang sama, Wakil Ketua DPRD Jabar Oleh Soleh menginginkan Masjid Al Jabbar tak hanya menjadi ikon bagi Jawa Barat. Masjid yang menurutnya berasal dari sumbangsih beberapa pihak ditargetkan menjadi simbol keagamaan di Indonesia.
"Masjid ini mahakarya Jawa Barat, hasil urun rembuk bersama sejak 2014. Arsiteknya Kang Ridwan Kamil, lalu ditakdirkan menjadi gubernur. Semoga tidak hanya jadi ikon Jawa Barat, tapi bisa memberikan kontrobusi kehidupan beragama," katanya.
Sekretaris Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jabar Edi Komarudin juga berharap Al Jabbar tak hanya menjadi ikon bagi Provinsi Jawa Barat. Tapi, ia menginginkan masjid ini bisa menjadi rujukan yang ramah anak hingga bisa melahirkan wirausaha serta pendakwah ulung dari Jabar.
"Semoga Al Jabbar tidak hanya jadi pusat ibadah, tapi pusat peradaban, memberikan warna dan pencerahan bagi masjid yang lain terkait tata kelola," pungkasnya.
(ral/mso)