3 Desa di Indramayu Disergap Banjir Rob

3 Desa di Indramayu Disergap Banjir Rob

Sudedi Rasmadi - detikJabar
Selasa, 20 Des 2022 13:17 WIB
Banjir rob di Indramayu.
Banjir rob di Indramayu. (Foto: Sudedi Rusmadi/detikJabar)
Indramayu - Masuki musim hujan, sejumlah desa di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, terendam banjir rob. Air merendam pemukiman ada yang mencapai hampir 1 meter.

Pantauan detikJabar, luapan air laut dan Sungai Ciperawan terlihat mulai surut. Namun, beberapa rumah di daratan lebih rendah masih tergenang.

Informasi dihimpun, banjir rob tahun ini melanda tiga desa. Di antaranya Desa Eretan Kulon dan Wetan serta Desa Kertawinangun. Tak hanya merendam pemukiman, air juga merendam sejumlah empang perikanan warga.

Data yang diterima detikJabar, banjir rob yang menimpa desa merendam rumah milik 997 KK di 16 RT Desa Eretan Kulon dengan jumlah 3.008 jiwa terdampak. 1.200 KK di Desa Eretan Wetan merata di 21 RT.

Banjir rob juga melanda Desa Kertawinangun, dengan jumlah 101 KK terdampak. Banjir ketinggian 20 - 60 sentimeter itu juga merata di 4 RT.

"Di bulan Desember banjir rob terjadi sebanyak 14 kali namun paling besar 4 hari ini. Ada 10 sarana pendidikan, 9 sarana ibadah dan mengganggu akses jalan umum," kata anggota Tagana Indramayu, Waminuddin, Selasa (20/12/2022).

Warba (52), warga Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu mengatakan banjir rob terjadi sejak sepekan kemarin. Ketinggian air yang menggenangi permukiman berkisar 30 sentimeter hingga 1 meter di daratan terendah. "Ada satu minggu sih, tapi ini semakin tinggi banjirnya," kata Warba.

Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa, Jupri (48) menjelaskan, banjir di desanya cukup sering terjadi. Sehingga tak heran, warga menganggap banjir ini seolah hal yang biasa.

Empat hari terkahir, ketinggian air cukup tinggi. Bahkan, menenggelamkan sejumlah rumah di tiga blok Desa Eretan.

"Banjir rob di sini terjadi hampir setiap hari. Namun beberapa hari ini ketinggian air cukup parah. Tiga blok seperti blok Condong, Blok Koramil dan Blok Karangmenyan cukup parah karena paling rendah," kata Jupri.

Selain faktor alam, Jupri menilai banjir rob parah yang terjadi sejak beberapa tahun terakhir akibat adanya pendangkalan sungai Ciperawan yang cukup parah. Serta, khusus di pesisir Desa Eretan Wetan ini belum terpasang breakwater, sehingga air mudah masuk ke pemukiman. (yum/orb)



Hide Ads