Beragam peristiwa terjadi di Jabar hari ini, Jumat (16/12/2022). Mulai dari penetapan mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Cirebon sebagai tersangka korupsi hingga total nilai uang Doni Salmanan yang dikembalikan oleh Majelis Hakim usai putusan.
Tim detikJabar merangkum peristiwa yang menarik perhatian publik pada hari ini. Berikut lima peristiwa yang menggemparkan Jabar hari ini:
Pejabat Kota Cirebon Tersangka Korupsi
Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Cirebon menetapkan salah seorang pejabat daerah setempat sebagai tersangka dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi pengadaan alat berat. Pejabat itu berinisial S yang saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Kota Cirebon.
Kepala Kejaksaan Negeri Kota Cirebon, Umaryadi melalui Kasi Intel, Slamet Haryadi mengatakan S ditetapkan sebagai tersangka dugaan kasus korupsi dalam pengadaan alat berat tahun 2021 dengan nilai anggaran Rp 8,53 miliar.
"(S) kita tetapkan tersangka kasus penyimpangan dalam pelaksanaan pengadaan alat berat DPUTR tahun anggaran 2021," kata Slamet saat dihubungi, Jumat (16/12/2022)
Menurut Slamet, kasus yang menjerat S berlangsung saat dia masih menjabat sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Cirebon.
Adapun modus yang dilakukan tersangka S dalam kasus korupsi pengadaan alat berat ini yaitu dengan melakukan mark up harga dan ada spesifikasi barang yang tidak sesuai.
"Ada mark-up harga dan spek (spesifikasi) yang tidak sesuai. Nilai kerugian (Negara) di atas Rp 1 miliar," jelas Slamet.
3 Laga Terakhir Persib di Mata Legenda
Persib Bandung meraih dua kemenangan dan satu hasil imbang dari tiga laga yang telah dilakoni dalam lanjutan kompetisi Liga 1 2022 dengan sistem bubble.
Persib meraih kemenangan 3-0 melawan Persik Kediri. Kemudian menang 2-1 melawan Persebaya Surabaya. Terbaru Persib bermain imbang 1-1 melawan Dewa United sekaligus menghentikan rekor kemenangan Persib di lima laga sebelumnya.
Legenda Persib Bandung Yudi Guntara menilai permainan anak asuh Luis Milla di tiga laga terakhir setelah kompetisi resmi dimulai lagi usai dihentikan sementara pascatragedi di Stadion Kanjuruhan menunjukkan kemajuan yang sangat signifikan.
"Saya melihat di 3 laga terakhir saja ya, ada kemajuan yang sangat signifikan dari tim Persib di bawah asuhan Luis Milla. Di tiga pertandingan ini ada formasi baru dan fresh," ujar Yudi saat dihubungi detikJabar, Kamis (15/12/2022).
Yudi menggarisbawahi perkembangan mental dan kembalinya kepercayaan diri pemain Persib Bandung. Seperti permainan Febri Hariyadi, Achmad Jufriyanto, hingga Victor Igbonefo yang melesat lagi.
"Faktor utamanya itu pelatih mampu mengembalikan kepercayaan diri dan mental pemain. Pemain yang sebelumnya redup seperti Febri, Jupe, Dedi, semua sekarang bermain sangat luar biasa," kata Yudi.
"Kemudian pemain muda seperti semalam itu Ferdiansyah, diberikan menit bermain. Nggak apa-apa ada kesalahan, tapi dia punya percaya diri sudah bisa bermain," tambahnya.
PVMBG Sebut Sesar Cugenang Perlu Diteliti Lebih Detail
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyarankan kajian terkait Sesar Cugenang yang diduga menjadi penyebab gempa di Cianjur diteliti lebih dalam. Hal itu dilakukan untuk memastikan garis patahan di bawah permukaan tanah.
Koordinator Geologi Gempa Bumi dan Tsunami PVMBG Dr Supartoyo mengatakan gempa di Cianjur memang diakibatkan aktivitas Sesar. Namun terkait arah patahan, pihaknya masih menunggu hasil survei berdasarkan subsurface.
"Kalau retakan yang muncul itu kan hanya retakan di permukaan tanah yang setelah kami teliti itu bukan robekan dari patahan di bantuan dasar. Makanya kami belum bisa memastikan apakah retakannya sama dengan yang sudah munculkan beberapa waktu lalu atau ternyata arah sesarnya berbeda. Kami masih menunggu survei subsurface," ujar Supartoyo, Jumat (16/12/2022).
Menurutnya ada dua pola pergerakan patahan di Cianjur, yakni mengarah ke utara-selatan dan barat-timur. Okeh karena itu, perlu penelitian lebih mendalam untuk memastikan patahan di bantuan dasar di bawah permukaan tanah.
"Makanya kalau kami belum bisa menyimpulkan retakan di permukaan itu sesar utama atau bukan. Dan panjang patahan di bebatuan dasarnya seperti yang sudah dimunculkan atau bukan. Karena masih harus dikaji dan pemetaan diteliti dengan metode gaya berat magnetik," jelas Supartoyo.
Dia menyebut jika gempa di Cianjur berbeda dengan di Palu dan Lombok dimana robekan batuan dasar sampai ke permukaan, sehingga secara kasat mata pun sudah bisa terlihat.
"Kalau Cianjur berbeda, patahan yang ada di kedalaman kemarin robekannya tidak ke permukaan. Makanya harus hati-hati menentukan jalur atau zona (patahan)," kata dia.
Bahkan dia menjelaskan setelah pemetaan berdasarkan metode gaya berat magnetik selesai, kajian harus dilanjutkan dengan berbagai metode lainnya, termasuk menggali tanah untuk pembuktian.
"Setelah kajian atau pemetaan itu, nanti dibuktikan lagi dengan melakukan penggalian di bebatuan dasar. Itu baru bisa dipetakan secara akurat," kata dia
"Patahannya tidak bisa secara kasat mata tidak diketahui. Seperti itulah faktanya, jalurnya belum tentu seperti yang terlihat di permukaan. Makanya tidak bisa terburu-buru identifikasi karena retakan di permukaan," tambahnya.
(sya/yum)