Agus (50), penjual cuanki di Jalan Surapati, Kota Bandung berjuang menyambung hidup demi keluarganya di kampung halaman. Setiap hari, Agus menjual cuanki di sekitar Masjid Pusdai Jabar.
Dinginnya malam Kota Bandung tak jadi penghalang bagi Agus untuk mengais rezeki. Mulai pukul 14.00-24.00 WIB, Agus setia menanti pembeli datang.
Jauh dari anak istri, Agus harus bisa hidup mandiri. Ia harus memenuhi kebutuhan pribadinya sehari-hari, sekaligus menyisihkan rezeki untuk keluarganya yang ditinggal di Garut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kerinduan akan keluarga acapkali menghampiri Agus. Namun kondisi membuatnya tak berdaya. Keluarganya di sana tidak memiliki alat komunikasi, alhasil Agus hanya bisa berdiam diri menahan kerinduan.
Meski begitu, sesekali ia bisa menghubungi keluarganya saat mereka meminjam telepon ke sanak saudara atau tetangga.
"Suka kangen, kalau kangen paling diem aja karena di sana (kampung) nggak ada hp, paling nunggu dari sana menghubungi, pinjam hp orang," kata Agus saat berbincang dengan detikJabar belum lama ini.
Agus mulai berjualan cuanki sejak 10 tahun lalu. Ia memilih datang ke Bandung lantaran fisiknya sudah tak mampu lagi bekerja di proyek bangunan.
![]() |
Di Bandung, Agus berjualan cuanki setiap hari. Tidak ada libur bagi dia untuk meraup rezeki. Ia mengatakan, akan libur berjualan ketika pulang ke kampung. Namun Agus tidak menentukan kapan pulang ke rumah menemui anak dan istrinya.
"Nggak pernah libur, kalau libur ya pulang ke Garut. Kalau nggak pulang, jualan terus aja," ungkapnya.
Agus mengaku sempat mengajak keluarganya datang ke Bandung. Namun sang istri tidak kerasan tinggal di Kota Kembang ini. Istri dan anaknya pun langsung kembali ke Garut dan hanya menginap sehari.
"Keluarga nggak mau ke sini, pernah ke sini semalam, tapi nggak betah, langsung pulang. Nggak tau (kenapa), beda aja suasananya katanya," ujar bapak empat anak ini.
Agus kini hanya bisa terus berjualan cuanki dan sesekali mengirim uang ke istrinya. Ia tidak tahu sampai kapan akan tinggal di Bandung. Yang pasti, Agus akan terus berusaha untuk menghidupi keluarganya.
"Belum tau sampai kapan," ujarnya sambil tersenyum.
(bba/orb)