Sisi Lain Adia, Jadi Jukir di Masjid Karena Keluarga Lapar

Sisi Lain Adia, Jadi Jukir di Masjid Karena Keluarga Lapar

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Senin, 21 Nov 2022 06:30 WIB
Adia Riswandi dan kedua orang tuanya
Adia Riswandi dan kedua orang tuanya (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Sukabumi -

Bubun Bunyamin (48) menceritakan putranya Adia Ruswandi (17) memiliki rasa kasih sayang yang luar biasa kepada keluarga dan lingkungannya. Adia adalah pelajar SMA yang berjualan sayur mengenakan seragam sekolah.

"Dulu sekitar tahun 2018, saya masih ingat dia pulang sekolah saat itu kelas 2 SMP melihat kondisi keluarganya belum makan kami enggak ada nasi enggak ada beras," kata Bubun ditemui detikJabar, di kediamannya, Kampung Ubrug, Desa Ubrug, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, Minggu (20/11/2022).

Malam itu keluarga Adia melewatkan malam dengan kondisi perut lapar, sampai keesokan paginya Adia berpamitan salat subuh. Pulang salat, Adia memberikan uang kepada ayahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya kaget dia pulang-pulang bawa uang Rp 20 ribu, katanya untuk beli beras. Saya nanya, dari dia uang dari mana enggak ridho bapak dia berbuat yang aneh-aneh apalagi sampai minta-minta," ujar Bubun.

Saat itu, Adia menjelaskan dia sengaja memarkir kendaraan di masjid. Ia melihat banyak kendaraan pagi itu yang parkir di sekitar masjid, ia manfaatkan itu untuk mendulang rupiah membantu jamaah memarkirkan kendaraanya.

ADVERTISEMENT

"Anaknya mandiri sudah biasa meurih, jadi peka dengan sekitar. Selama ini dia juga tidak memikirkan dirinya sendiri ketika dapat rejeki dia selalu ingat adiknya. Selalu ingat keluarganya," lirih Bubun.

Dalam hati kecilnya, Bubun tidak tega melihat kondisi putranya. Namun apa daya, kondisi fisiknya yang masih dalam penyembuhan akibat sakit prostat.

"Dulu pegang gelas begini saya gemetar pak, kalau sekarang memang sudah membaik. Tapi masih kurang baik lah ya, paling hanya sanggup ke kebun sayur ngumpulin sayur yang mau dijual Adia," ungkapnya.

Adia Riswandi, siswa SMA di Sukabumi yang berjualan sayur sebelum ke sekolah.Adia Riswandi, siswa SMA di Sukabumi yang berjualan sayur sebelum ke sekolah. Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar

Adia dulu sempat berjualan sayur dengan kakaknya Riansyah (18), warga sampai menyebut keduanya Upin dan Ipin karena kekompakannya.

"Dulu jualannya berdua, warga semua kenal ke anak saya. Mereka pakai seragam berjualan sayur. Alhamdulillah anak-anak saya peka, mereka peduli membantu orang tuanya sendiri dan rela menyisihkan waktu belajarnya," pungkas Bubun.

Diberitakan, doa dan semangat orang tua melandasi kemauan Adia Ruswandi (17) berjualan sayuran sebelum dan sepulang sekolah. Pelajar kelas 3 SMA itu mengaku tidak malu meskipun seringkali menerima ejekan dari teman sebayanya saat melihatnya berjualan menggunakan seragam sekolah.

Adia bercerita suatu ketika, ia pernah berteduh saat berjualan sayur. Saat itu ada teman sekolahnya yang tiba-tiba melontarkan kalimat yang menyakitkan kepada Adia.

"Adia waktu jualan di pinggir jalan, ada teman lewat meledek dia bilang, di (Adia) rek naon jualan wae lah, dagang-dagang benghar henteu gelo heeh (buat apa jualan terus, dagang-dagang kaya tidak gila iya)," cerita Adia kepada detikJabar, Jumat (18/11/2022).

Adia mengaku saat itu memilih diam, dia berpegang teguh pada doa dan semangat dari orang tuanya. "Saya diam saja, enggak apa-apa mau bagaimana lagi karena lihat kondisi keluarga. Di situ kadang saya ingat ibu saja, beliau yang memberikan semangat ke saya, dengan bapak juga," lirihnya.

(sya/yum)


Hide Ads